SEA Games Kamboja
Soal Sanksi AFC Imbas Ricuh Final SEA Games Kamboja, Sahari Gultom Belum Terima Surat
Saat dikonfirmasi, dirinya menyebut belum menerima surat resmi terkait sanksi itu. Ia hanya mengetahui dari beberapa media.
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Buntut keributan yang sempat terjadi mewarnai laga final cabang olahraga (cabor) sepakbola SEA Games Kamboja antara Indonesia kontra Thailand, membuat AFC menjatuhkan sanksi terhadap pemain dan staf pelatih dua timnas itu.
Satu di antara yang terkena sanksi yaitu pelatih kiper Timnas Indonesia, Sahari Gultom.
Sanksi itu berupa skorsing bermain 6 kali di level Internasional dan dengan 1000 dolar.
Saat dikonfirmasi, dirinya menyebut belum menerima surat resmi terkait sanksi itu.
Ia hanya mengetahui dari beberapa media.
Pria yang karib disapa Bang Ucok ini pun sedikit bingung perihal sanksi yang diberikan oleh AFC itu. Padahal, ia menilai jika dirinya tidak ikut sama sekali baik memprovokasi maupun memukul lawan.
"Saya sendiri sih belum dapat itu suratnya, belum nerima ya. Nah itu dia, saya sendiri juga bingung (kenapa ikut kena sanksi). Tapi mudah-mudahan nanti PSSI akan mengklarifikasi," katanya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Kamis (13/7/2023).
Dengan adanya putusan ini, Sahari Gultom bakal mengajukan banding lewat PSSI.
Dirinya mengatakan, jika langkah itu tentu harus memiliki bukti-bukti. Sebelum sanksi itu dikeluarkan oleh AFC, dirinya juga sudah membuat surat klarifikasi.
Sahari Gultom menyebut, isi dari surat tersebut memuat tentang statemen bahwa dirinya tidak terlibat dalam insiden keributan itu.
Terkait hal ini, ia pun mencoba berfikir positif karena tidak terlibat dalam peristiwa kericuhan itu.
"Ya semua bisa keliru. Yang melihat kan wasit, mungkin berpandangan lain. Kalau saya berfikirnya positif saja lah, walaupun saya merasa tidak berbuat apa-apa. Beberapa media yang datang ke sana juga melihat itu," ujarnya.
"Bahwasanya saya memprovokasi juga engga, bergelut (berkelahi) juga engga, ribut juga engga. Tapi prinsipnya, tetap berfikir positif saja, ya. Tapi setahu saya, lihat dari pasal-pasalnya ini menurut pandangan saya, enam pertandingan itu di pertandingan internasional ya. Bukan pertandingan resmi," ucapnya lagi.
Terkait situasi laga final itu, Sahari Gultom mengakui memang berjalan panas. Bilangnya, pertandingan itu penuh gengsi hingga beberapa kerusuhan terjadi hingga kedua tim dan ofisial kesulitan untuk melerai.
Bahkan manajer Timnas Indonesia turut menjadi korban dalam peristiwa itu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kericuhan-indonesia-vs-Thailand.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.