Berita Viral

SD Negeri Tidak Diminati Lagi, Kepala Sekolah Menangis Tak Ada Murid yang Daftar, Kalah dari Swasta

SD Negeri ini menjadi viral lantaran hanya mendapatkan satu siswa baru. SD Negeri memang tengah dalam ambang mengkhawtiran. 

HO
Dalam keadaan haru, Evif Darmawanti terlihat menangis ketika menyadari bahwa SD Negeri 3 Babadan tidak menerima satu pun siswa baru selama masa PPDB berlangsung. 

Sebelumnya, SDN Setono di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo menjadi salah satu SDN yang hanya mendapatkan 1 siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.

Pantauan wartawan Tribunjatim.com, siswa tersebut bernama Ira.

Ira datang diantar oleh kakeknya. Dengan menggunakan baju bebas, menggendong tasnya, rambutnya dipasangi jepit Ira melangkah masuk ke ruang kelasnya, Senin (17/7/2023).

Ira disambut guru. Walaupun sendiri, Ira terlihat tetap semangat. Dia mengeluarkan alat tulis seperti buku dan pensil. Kemudian memperhatikan gurunya yang mengajar.

“Sekolah sendiri, tidak ada teman. Temannya di belakang (siswa kelas 2). Suka sekolah,” ujar Ira kepada media, Senin pagi.

Kakek Ira, Maji mengaku mengantarkan cucunya untuk sekolah. Dia tidak mengetahui jika cucunya sendiri.

“Ya cuma cucu saja. Kedepan lihat nanti kedepannya bagaimana. Kesepakatan saja antara sekolah sama saya,” kata Maji.

Kepala Sekolah Menangis Tak Ada yang Daftar

Kepala Sekolah SD Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Evif Darmawanti mengaku prihatin dengan skolahnya.

Padahal sekolahnya memiliki banyak prestasi. Namun, tidak ada satu murid yang mendaftar. 

Dalam keadaan haru, Evif Darmawanti terlihat menangis ketika menyadari bahwa SD Negeri 3 Babadan tidak menerima satu pun siswa baru selama masa PPDB berlangsung.

Bahkan Kitri Maharani, pengawas sekolah, harus berulang kali memberikan semangat dan membesarkan hati Evif dalam menghadapi situasi ini, dengan menegaskan bahwa masih ada harapan di tahun-tahun mendatang.

Evif dan tim guru sekolah sebenarnya telah memprediksi bahwa hal ini mungkin terjadi.

Selain karena persaingan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang baru saja berdiri, jumlah anak usia lulus taman kanak-kanak di Desa Babadan ini sangat terbatas.

Belum lagi, sekolah ini juga harus bersaing dengan dua SD negeri lainnya di desa yang sama.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved