Deliserdang Memilih

Timo Dahlia Daulay Kecewa tak Lulus Seleksi Bawaslu Sumut, Padahal Sempat Berpeluang Besar

Komisioner KPU Deliserdang, Timo Dahlia Daulay kecewa dirinya tak lulus seleksi Komisioner Bawaslu Sumut

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR
Ketua KPU Deliserdang, Timo Dahlia Daulay di ruang kerjanya, Selasa (14/4/2019). 

TRIBUN-MEDAN.COM,DELISERDANG- Komisioner KPU Deliserdang, Timo Dahlia Daulay hingga saat ini masih kecewa dengan hasil seleksi Komisioner Bawaslu Sumut untuk periode 2023-2028.

Ia menyebut bukan masalah namanya yang tidak masuk dan terpilih, tapi lebih kepada bertanya mengapa tidak ada satu orangpun perempuan yang dipilih.

Menurut Timo, selama ini Bawaslu yang disebut sering getol membicarakan soal keterwakilan perempuan yang harus diperhatikan 30 persen. 

"Sebagai manusia biasa, tentunya saya kecewa. Kecewanya karena memang enggak ada perempuannya. Siapapun yang terpilih sebagai perempuan, kalau satu kan artinya cukup mengobatilah ya. Di situnya kita kecewanya karena ini tidak ada," ujar Timo Dahlia Daulay Jumat, (21/7/2023). 

Baca juga: Nihil Keterwakilan Perempuan, Pengamat Nilai Ada Indikasi Masalah dalam Seleksi Bawaslu Sumut

Meski ada rasa kecewa, tapi Komisioner KPU Deliserdang dua periode ini menyebut sudah siap menerima hasil seleksi Bawaslu Sumut.

Sebagai petarung, dia harus bisa menerima apapun hasilnya.

Karena ketika mengikuti seleksi, kata dia, cuma ada dua hasilnya.

Kalau tidak kalah, pasti menang. 

"Sekarang ini gabungan semua aktivis perempuan Sumut juga sedang mempertanyakan kepada Bawaslu RI karena tidak ada perempuan. Aku juga kan bagian dari situ. Mereka sekarang ini berikan protes sama Bawaslu RI. Sesama perempuan kan memang harus saling mendukung," kata Timo. 

Baca juga: Nama-nama 7 Bawaslu Sumut Periode 2023-2028 Resmi Terpilih, Tidak Ada Keterwakilan Perempuan

Timo yang menjadi Komisioner Divisi Partisipasi Masyarakat dan SDM mengatakan filosopinya mereka masuk sebagai penyelenggara buah kerja dari aktivis perempuan.

Para aktivis perempuan sudah mengajak ia mengobrol karena berempati. 

"Bawaslu selama ini dalam hal pencalegkan saja selalu bilang untuk keterwakilan 30 persen perempuan. Bahkan, sampai-sampai di Kabupaten Kota yang pendaftarnya kurang 30 persen untuk Panwascam diperpanjang. Nah sekarang tiba-tiba seperti ini (tidak ada perempuan yang terpilih). Kita kan enggak bisa jawab, karena kita peserta dan kontestan," ucap Timo. 

Timo tidak dapat berkomentar banyak ketika disinggung apakah dalam seleksi ini ia merasa ada ikut campur tangan dari para petinggi-petinggi yang dikenal dengan istilah pemain langit.

Baca juga: Masuk 14 Besar Seleksi Bawaslu Sumut, Ini Harapan Komisioner KPU Deliserdang Timo Dahlia Daulay

Karena, kata dia, rasa penasaran inilah makanya nanti para aktivis perempuan akan mempertanyakan persoalan tersebut kepada Bawaslu RI.

Ia merasa saat ini mendapat dukungan moril dari teman sesama aktivis perempuan. 

"(Apakah masih punya peluang?). Kita enggak bicara peluang, kita bicara soal kedepan ini bagaimana. Sekarang kan lagi seleksi Bawaslu Kabupaten Kota. Jangan sampai terulang kemudian karena sekarang inikan sedang berjalan," sebut Timo. 

Ia berharap jangan sampai terulang lagi kejadian ada Komisioner Bawaslu Kabupaten Kota yang tidak ada perempuannya.

Ditegaskan soal perempuan ini adalah amanat dari Undang-Undang. Makanya itu untuk Partai ini menjadi wajib untuk pencalegkan. 

Selain Timo sebelumnya juga ada nama Erina Kartika Sari yang menjadi Komisioner Bawaslu Deli Serdang yang sempat masuk calon kandidat Komisioner Bawaslu Sumut.

Meski hanya dua perempuan saat itu namun keduanya tidak berhasil lolos terpilih.

Dari 14 orang yang masuk tahapan akhir seluruhnya hanya 7 laki laki yang akhirnya terpilih jadi Komisioner. (dra/tribun-medan.com). 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved