Ikan Batak
Puluhan Ekor Ikan Batak Mati Mendadak di Sungai Lae Renun, Robot Singgung Soal Oksigen
Puluhan ekor Ikan Batak atau yang lebih dikenal dengan sebutan ikan jurung atau ikan sema mati mendadak di Sungai Lae Renun
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COMSIDIKALANG - Ikan Batak, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ikan jurung atau ikan sema mati mendadak di Sungai Lae Renun, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi.
Menurut warga setempat, jumlah Ikan Batak atau ikan jurung yang mati ini ada puluhan ekor.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Dairi, Robot Simanullang mengatakan, matinya puluhan ekor ikan jurung itu diduga akibat faktor alam.
"Terjadinya kematian Ikan Batak/jurung, dugaan sementara diakibatkan oleh faktor alam, yaitu curah hujan yang tinggi di bagian hilir tepatnya di aliran Sungai Lae Pandaroh, sehingga berdampak ada bagian hulu yang mengakibatkan besarnya debit air di Sungai Lae Renun," kata Robot, Sabtu (22/7/2023).
Baca juga: Diduga Tercemar Limbah Beracun, Ribuan Ikan di Sungai Siak Riau Mati Mengapung
Robot mengungkapkan, akibatnya terjadi proses up weling, atau naiknya dasar perairan kepermukaan, atau yang lebih dikenal dengan istilah pengadukan, air menjadi keruh..
"Jika air keruh, maka kadar O2 (oksigen) terlarut akan rendah," kata Robot.
Hal serupa juga pernah terjadi di kawasan Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Silahisabungan.
"Apabila angin kencang, maka ombak besar, sehingga hal ini mengakibatkan terjadi juga up weling atau pengadukan dasar air di danau, dan air Danau Toba keruh. Oksigen terlarut rendah, maka hal tersebut bisa menyebabkan kematian pada ikan," tegasnya.
Baca juga: Ratusan Ikan dan Udang Ditemukan Mati di Aliran Sungai di Sergai, Diduga Tercemar Limbah Pabrik
Robot pun mengungkapkan, apabila kematian ikan tersebut disebabkan oleh limbah, maka akan ada beberapa pertimbangan.
Satu diantaranya akibat derasnya aliran Sungai Lae Renun.
"Selain itu, bila diakibatkan oleh limbah beracun, maka warna air akan berubah dan berbau bahan kimia. Sementara secara kasat mata, warna air tidak ada berubah, hanya berwarna cokelat karena naiknya dasar air kepermukaan dan tidak ada berbau," kata Robot.
Disisi lain, kata Robot, kondisi ikan akan ikut terpengaruh akibat terdampak limbah, dan membuat ikan tersebut menjadi beracun dan tentu tidak bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Baca juga: Ikan dan Udang Ditemukan Mati Diduga Akibat Limbah Pabrik yang Cemari Sungai
"Jika diakibatkan bahan limbah kimia beracun, maka limbah tersebut akan masuk kedalam tubuh ikan, dan otomatis ikan juga akan beracun dan tidak dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Karena bisa berefek negatif ke tubuh masyarakat. Paling fatalnya bisa mengakibatkan kematian pada manusia," terangnya.
Ia mengatakan, banyak masyarakat yang menangkap dan mengonsumsi ikan tersebut.
Sampai saat ini, warga yang mengonsumsi ikan tersebut masih aman - aman saja.
"Dan ini selalu dilakukan masyarakat tiap ada kematian pada ihan batak tersebut," ungkap Robot.
Baca juga: Ikan dan Udang Mati, Air Sungai Jadi Bau, Pabrik Kelapa Sawit Diduga Cemari Lingkungan di Sei Rampah
Robot pun mengatakan, kematian ikan jurung itu sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Saat itu, petugas dari Dinas Perikanan melakukan pembedahan terhadap tubuh ikan tersebut, dan tidak ada mencium aroma bau seperti bau limbah.
Akan tetapi, di bagian pencernaan dan insang ikan terdapat pasir dan lumpur, sehingga menguatkan bahwa ikan tersebut mati karena keruhnya dasar air.
"Sebelumnya petugas kami juga pernah melakukan pembedahan pada ikan yang mati, tidak ada mengeluarkan aroma bau atau seperti bau bahan kimia. tetapi di bagian pencernaan dan insang ikan banyak ditemukan pasir dan lumpur. Hal ini jelas diakibatkan tingginya kekeruhan pada air yang masuk ke tubuh ikan. maka mengganggu sistem pencernaan pada ikan dan pernafasan pada ikan, sehingga diduga hal inilah yang menyebabkan kematian pada ikan," terang Robot lagi.
Kata Robot, penelitian ini juga sudah dilakukan oleh timnya di lapangan, dan selalu ditemukan kasus dan penyebab yang sama.
Meskipun demikian, Robot juga akan membawa jasad ikan tersebut ke lab yang ada di Provinsi untuk memastikan penyebab kematian ikan tersebut.(Cr7/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.