TRIBUNWIKI

Cerita Sejarah Vihara Setia Budi Medan, Bangunan Bersejarah di Medan, Sudah Ada Sejak Tahun 1882

Vihara Setia Budi, yang berada tepat di tengah Kota Medan ini, termasuk salah satu yang tertua dan terbesar.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
Vihara Setia Budi, yang berada tepat di tengah kota Medan ini, termasuk salah satu yang tertua dan terbesar. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Urbanisasi di Kota Medan pada masa dahulu, membuat kota ini memiliki banyak ruang-ruang ibadah dari berbagai agama dan juga bangunan bersejarah.

Bangunan bersejarah seperti ruang ibadah tersebut masih tertinggal jejaknya hingga saat ini, bangunan yang berdiri bahkan sejak 1 abad lalu.

Vihara Setia Budi, yang berada tepat di tengah Kota Medan ini, termasuk salah satu yang tertua dan terbesar dan merupakan bangunan bersejarah di Medan.

"Secara singkatnya itu dibangun pada masa Tjong A Fie masih sebagai pemimpin orang Tionghoa di Sumut, karena itu dari sumbangan tanah keluarga Tjong A Fie, untuk tahunnya sekitar 1800an," ujar Indra Wahidin, selaku Tokoh Agama Buddha Sumut.

Vihara Setia Budi, yang berada tepat di tengah kota Medan ini, termasuk salah satu yang tertua dan terbesar.
Vihara Setia Budi, yang berada tepat di tengah kota Medan ini, termasuk salah satu yang tertua dan terbesar. (TRIBUN MEDAN/HUSNA)

Berdasarkan sejarah yang tercatat, vihara Setia Budi berdiri pada tahun 1882, dimana pada masa itu adalah awal-awal baru saja berdirinya kota modern bergaya eropa, yang disebut sebagai Paris Van Sumatera.

Vihara Setia Budi bukan hanya menjadi yang tertua di Medan, tapi juga menjadi vihara dengan umat terbanyak.

Pemujaan kepada dewa Kwan Tek Kong adalah daya tarik utama untuk beribadah disini.

"Di Vihara itu kan banyak dewa atau pun Budhha yang disembahyangkan. Nah kalau mau ditelusuri, itu yang di sembahyangkan dari aliran Taoisme. Kebetulan di Indonesia Taoisme itu dimasukkan ke Walubi jajaran Buddha. Jadi memang banyak sih jenis-jenis dewa yang di sembahyangkan, dan Vihara Setia Budi itu dewa Kwan Te Kong," jelasnya.

Kwan Te Kong adalah seorang jendral perang ternama asal Tiongkok, dikenal dengan karakter mulia dan memiliki kisah kepahlawanan yang menjadi contoh bagi banyak orang. 

Pemujaan Dewa Kwan Te Kong menyebar ke seluruh pelosok Tiongkok sejak zaman dinasti song, hingga kini pemujaan terhadap dewa ini telah dilakukan oleh berbagai kalangan, yang menggambarkan menjadi penyatu kultur masyarakat Tionghoa.

"Kwan Te Kong sendiri sering dikaitkan dengan kepercayaan, kesetiaan dan itulah yang menjadi pedoman pengusaha. Sehingga yang datang pun ya banyak, selain kalangan muda juga kalangan pengusaha. Kalau pernah baca cerita Samkok, nah yang di sembah adalah Kwan Kong, atau nama aslinya Guan Yu," kata Indra Wahidin.

Vihara Setia Budi, yang berada tepat di tengah kota Medan ini, termasuk salah satu yang tertua dan terbesar.
Vihara Setia Budi, yang berada tepat di tengah kota Medan ini, termasuk salah satu yang tertua dan terbesar. (TRIBUN MEDAN/HUSNA)

Nama Setia Budi diganti pada tahun 1965, pada saat pemerintahan orde baru yang melarang aksra Tionghoa.

"Nama aslinya, Kwan Tek Kong yang sering dikenal orang. Nah, kalau sekarang karena itu berada di Jalan Irian Barat, jadi sering juga disebut Vihara Irian Barat," tambahnya.

Bercerita soal arsitektur dari vihara ini, kemegahannya melambangkan kesetiaan, dengan nuansa khas Tiongkok yang masih bertahan hingga saat ini.

"Kalau kita lihat dari foto-foto dokumentasi jaman dulu, besarnya tidak seperti ini, tapi arsitekturnya yang khas Tiongkok itu tetap bisa terlihat. Sekarang memang beberapa kali renovasi, diperluas, sehingga jadi semegah seperti sekarang ini, tapi kalau aslinya tidak sebesar itu," katanya.

Dari vihara tersebut disembahyangkan dewa yang dipercayakan sebagai orang yang menjaga kesetiaan dan komitmen.

Sehingga makna dasar dari arsitektur vihara sendiri adalah jiwa-jiwa kesetiakawanan, dari para prajurit.

Dimana turun-menurun masih menjadi pegangan orang yang sembahyang kesana.

"Sosok Kwang Te Kong yang terkenal dengan kesetiaan kepada rajanya, pada saat kerajaan sedang dalam masa jaya, ataupun pada masa kerajaan mengalami cobaan, ia tetap setia," pungkasnya.

Berdiri diatas lahan seluas 1.800 meter persegi, bangunan vihara ini telah mengalami tiga kali pemugaran.

Pemugaran yang cukup besar dilakukan mulai dari tahun 1965 hingga 1979.

Bangunan Baru Vihara Setia Budi yang terletak di Jalan Irian Barat, Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Senin (2972019).
Bangunan Baru Vihara Setia Budi yang terletak di Jalan Irian Barat, Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Senin (2972019). (Tribun Medan/Aqmarul Akhyar)

Pada tahun 2005, didirikan pula bangunan baru, sebagai perluasan vihara ini.

Bangunan bertingkat 5 ini, dijadikan sebagai tempat untuk kebaktian agama Buddha, dan membabarkan dharma.

Arsitektur dan bangunan vihara ini bisa dibilang cukup unik, diatap bangunan terdapat ornamen ikan berkepala naga sebagai lambang keberhasilan.

Vihara Setia Budi, menjadi salah satu ikon wisata religi di kota Medan, menjadi saksi sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat Medan.

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved