Berita Viral
SOSOK Prof Chusnul Mariyah, Sebut Jokowi Pernah Ucap 'Bunuh' dalam Pidatonya, Ini Fakta Sebenarnya
Dosen FISIP Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat politik tersebut, ternyata mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pernyataan Prof Chusnul pun segera disanggah Cheryl Tanzil.
Dirinya mempertanyakan kebenaran pernyataan yang disampaikan Prof Chusnul.
"Sebentar bu, ini jangan jadi hoaks nih bu, jangan jadi hoaks nih, ini bahaya nih," sanggah Cheryl Tanzil.
"Tadi saya (bilang), bahasa saya bahwa 'tolong cek di internet'. Karena saya pernah mendapatkan waktu itu videonya, jadi tolong dicek, ada kata 'dor saja'," balas Prof Chusnul.
Pernyataan Prof Chusnul pun kembali disanggah Cheryl Tanzil.
Dirinya menyatakan pernyataan Prof Chusnul bisa dianggap fitnah apabila tidak disertai dengan fakta.
"Kan profesor, seharusnya anda sudah men-check ketika menyatakan sesuatu di depan media nasional."
Kritik itu wajib ya di era demokrasi supaya negara kita bertambah bagus.
"Tapi ingat, kita dalam mengkritik janganlah kita membuat penggalan-penggalan yang bernada fitnah dan jadinya Hoaks," ungkap Cheryl Tanzil.
Fakta Sebenarnya
Sementara itu, pernyataan Chusnul soal pidato Jokowi dibenarkan oleh seorang netizen bernama Hanum Salsabiela Rais.
Lewat status twitternya @hanumrais pada Rabu (9/8/2023), Hanum mengunggah tangkapan layar pemberitaan serta siaran pers resmi soal pidato Jokowi tersebut.
Dalam tangkapan layar pemberitaan yang diunggahnya, pidato Jokowi yang berisi kalimat 'Dor Saja!' itu merupakan pidato resmi Jokowi dalam peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2016 pada Minggu (26/6/2016) silam.
Pernyataan itu lantang disampaikan Jokowi di Lapangan Cengkeh, Kawasan Kota Tua, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat.
Tak hanya lewat pemberitaan, Hanum membuktikan fakta pidato Jokowi berisi kalimat 'dor saja!' merujuk postingan YouTube resmi Sekretariat Negara.
Dalam postingan tersebut, pidato Jokowi bahkan dijadikan judul oleh Sekretariat Negara, yakni 'Presiden Jokowi: Pengedar Narkoba! Tangkap! atau bahkan Didor Saja!'.
"Berikut pernyataan dr Pres ttg "Dor Saja" yang juga dipermasalahkan oleh Prof. Chusnul Mariyah dalam konteks kata-kata buruk yg terucap ketika seseorang sudah muak akan kebrengsekan. Jika ini bisa dimaklumi, tentu kita jg memaklumi Rocky saat bertutur kasar," tulis Hanum.
Berikut sambutan resmi Presiden Joko Widodo pada Puncak Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2016, 26 Juni 2016, di Pinangsia Taman Sari, Jakarta Barat dikutip dari Setkab.go.id :
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati Kapolri beserta seluruh jajaran,
Yang saya hormati Kepala BNN beserta seluruh jajaran,
Yang Mulia para Duta Besar,
Yang saya hormati para Pegiat Anti Narkoba,
Hadirin dan Undangan yang berbahagia,
Hari ini masyarakat dunia memperingati Hari Anti Narkoba, hari di mana kita melakukan perlawanan terhadap kejahatan luar biasa yang masih menjadi tantangan negara-negara di dunia termasuk kita di Indonesia.
Di dalam negeri kita, jumlah pengguna narkoba terus meningkat.
Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang dan angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba, tadi Kepala BNN menyampaikan kepada saya, setiap hari 49-50 generasi muda kita mati karena narkoba.
Kerugian material diperkirakan kurang lebih Rp63 triliun yang mencakup kerugian akibat belanja narkoba, kerugian akibat biaya pengobatan, kerugian akibat barang-barang yang dicuri, dan kerugian akibat biaya rehabilitasi dan biaya-biaya yang lainnya.
Dan lebih mengkhawatirkan lagi, kejahatan luar biasa ini sudah merengkuh berbagai lapisan masyarakat.
Tadi juga disampaikan oleh Kepala BNN, anak di TK sudah ada yang terkena narkoba, anak di SD sudah juga ada yang terkena narkoba.
Dan tidak hanya di kota, di kampung, di desa. Tidak hanya orang dewasa, remaja, anak-anak, dan bahkan tadi saya sampaikan yang di TK pun sudah dimasuki narkoba.
Tidak hanya orang biasa tapi juga ada aparat, ada pejabat, dan ini yang seharusnya menjadi panutan juga terkena narkoba.
Para pengedar narkoba terus bergerak dan menemukan cara-cara baru untuk mengelabui kita, mengelabui aparat hukum dan keamanan.
Mereka sudah mulai memanfaatkan orang-orang yang tidak dicurigai– anak digunakan, wanita/perempuan digunakan– dimanfaatkan untuk menjadi kurir narkoba.
Dan adanya modus baru dalam penyelundupan narkoba ke dalam mainan anak, dalam kaki palsu, dan yang lain-lainnya.
Semua itu harus dihentikan, harus dilawan, dan tidak bisa dibiarkan lagi.
Kita tegaskan perang melawan narkoba di Indonesia. Saya ingin ingatkan kepada kita semuanya di kementerian, di lembaga, di aparat-aparat hukum kita.
Terutama di Polri, tegaskan sekali lagi kepada seluruh Kapolda, jajaran Polda, kepada seluruh Kapolres, jajaran Polres, Polsek semuanya, kejar mereka, tangkap mereka, hajar mereka, hantam mereka.
Kalau Undang-Undang memperbolehkan dor mereka.
Ingat Bapak/Ibu sekalian, 40-50 generasi muda kita mati karena narkoba, 5,1 juta.
Untungnya Undang-Undang tidak memperbolehkan itu, kalau memperbolehkan akan saya perintahkan langsung ke Kapolri dan Kepala BNN.
Hadirin sekalian yang saya muliakan, yang saya hormati,
Saya ingatkan semua kita harus bersinergi, pesantren, universitas, kementerian, lembaga, kota, kabupaten provinsi, semuanya.
Kita kadang-kadang terhanyut dalam rutinitas harian kita, padahal kalau ini dibiarkan, ini bisa kemana-mana, bisa melemahkan sendi-sendi kehidupan kita berbangsa dan bernegara kita.
Kalau sudah sampai desa, sudah sampai kampung, sudah sampai TK, sudah sampai SD, ini perlu kita mengingatkan betul betapa sangat bahayanya narkoba itu.
Dan kata-kata sudah tidak diperlukan lagi, kita memerlukan tindakan-tindakan yang konkrit, tindakan-tindakan yang nyata.
Saya perlu ingatkan, semua harus bersinergi mulai BNN, Polri, kementerian, lembaga, LSM, masyarakat, semua harus betul-betul melakukan langkah-langkah yang terpadu untuk melawan narkoba, langkah-langkah yang progresif, yang mengalahkan kelicikan para pengedar narkoba.
Dan tidak kalah penting, semua harus menghilangkan ego kita masing-masing, egosektoral.
Dengan kekuatan dan kecerdasan kita bersama, sekali lagi, kita kejar, kita tangkap, kita hajar para pengedar narkoba, baik yang besar, baik yang sedang, baik yang kecil.
Sambil kita kuatkan lagi jaringan sosial dan budaya yang bisa menjadi benteng mencegah menjamurnya narkoba.
Dimanapun ada narkoba di Indonesia, saya perintahkan seluruh sumberdaya pemerintah untuk hadir dan memberantasnya, di lapas, di sekolah, di perbatasan, di bandara, di pelabuhan, di kantor-kantor instansi pemerintah, dimanapun.
Sekali lagi, dimanapun ada narkoba kita harus berantas.
Negara kita Indonesia tidak boleh dijadikan tempat lalu lintas peredaran dan perdagangan narkoba lagi, apalagi menjadi tempat produksi barang-barang haram tersebut.
Sekali lagi, saya ingin tegaskan saatnya kita perang melawan narkoba.
Terima kasih.
(*/Tribun-Medan.com)
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com
SOSOK Prof Chusnul Mariyah
Prof Chusnul Mariyah
Prof Chusnul Mariyah Dituding Sebar Hoaks
Tribun Medan
Tribun-medan.com
Ribuan Ojol Konvoi Antarkan Jenazah Affan ke TPU, Ibu Korban Histeris Saat Anies Baswedan Melayat |
![]() |
---|
Salsa Hutagalung Murka Usai Tim Ahmad Sahroni ke Rumahnya: Ganggu Keluargaku, Aku Gulingkan Kalian! |
![]() |
---|
NASIB PILU Affan Kurniawan Ojol Tewas Dilindas Barracuda Padahal Sedang Kerja Antar Orderan Makanan |
![]() |
---|
Massa Bergerak Kepung Markas Brimob di Jakarta Pusat, Buntut Tewasnya Ojol Dilindas Rantis |
![]() |
---|
Selain Affan Tewas, Driver Ojol Umar Dikeroyok, Polisi Datangi RS Pelni Bawa Senjata Laras Panjang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.