Berita Sumut
Harga Karet Sulit Menanjak, Pengamat: Alih Fungsi Lahan Picu Kelangkaan Bahan Baku Karet di Sumut
Harga komoditas karet di Sumatera Utara diproyeksikan masih kesulitan untuk menguat dalam jangka pendek.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Harga komoditas karet di Sumatera Utara diproyeksikan masih kesulitan untuk menguat dalam jangka pendek.
Hal itu dikarenakan Negara China yang merupakan konsumen nomor satu dunia mengalami deflasi sehingga harapan akan pemulihan harga karet harus pupus.
Baca juga: Harga Karet Anjlok, Petani Beralih ke Tanaman Sawit
"Penguatan harga karet mungkin akan berada dikisaran $130 cents per kilogram. Harapan akan pemulihan harga karet dari China sempat mencuat, namun belakangan deflasi yang terjadi di China memupuskan harapan itu semua sehingga harga karet berbalik melemah," ujar Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, Minggu (13/8/2023).
Dikatakan Gunawan, selain perlambatan ekonomi China, resesi sejumlah negara besar di belahan dunia barat juga menjadi persoalan terjadi penurunan harga karet.
"Akan tetapi jika China tidak mendorong konsumsi domestiknya, hal tersebut bisa berdampak pada penurunan harga karet yang lebih buruk lagi," ucapnya.
Menurutnya, demand atau permintaan karet sangat dibutuhkan untuk mendorong pemulihan harga dan sangat bergantung pada kinerja ekonomi.
"Sementara itu, sisi pasokan bisa saja menurun di tahun ini seiring dengan buruknya cuaca yang menghambat produksi. Meski demikian sejauh ini saya melihat perubahan harga yang didorong dari gangguan suplai tersebut belum begitu terlihat," katanya.
Baca juga: Ekspor Karet Alam Sumut Anjlok, Ini yang Menjadi Pemicunya
Situasi yang sangat jauh berbeda juga ditunjukan dari industri karet di wilayah Sumut, dimana banyak perusahaan karet di Sumut yang justru tutup seiring dengan berkurangnya bahan baku karet olahan (bokar).
"Industri karet di Sumut bahkan harus mengandalkan pasokan karet dari wilayah lainnya seperti dari wilayah Riau, Jambi hingga lampung dan saya menilai ada alih fungsi lahan yang terjadi," tuturnya.
Disampaikan Gunawan, sejak terjadinya penurunan harga karet telah memicu petani untuk beralih ke tanaman lain khususnya sawit.
Sayangnya alih fungsi lahan tersebut yang seharusnya bisa mendorong kenaikan harga karet justru tidak terjadi.
"Yang terjadi malah banyak perusahaan karet di Sumut yang tutup karena kekurangan bahan baku," sebutnya.
Menurut Gunawan, sangat sulit untuk mendapatkan solusi dari sejumlah permasalahan komoditas karet tersebut.
Bahkan di level pemerintah, solusi yang bisa dilakukan hanya mentok pada upaya menjaga daya beli petani karet, dibandingkan dengan upaya untuk memperbaiki harga.
Dia menyebutkan, harga karet yang melemah sudah bertahan cukup lama, bahkan dalam 10 tahun terakhir harganya tidak pernah mampu untuk mencapai harga 10 tahun sebelumnya.
Baca juga: Sembilan Pabrik Karet di Sumut Tutup dalam 7 Tahun, Ternyata Ini Penyebabnya
Daftar 10 Sekolah dengan Prestasi Terbanyak Versi Puspresnas, SMA Unggul Del Sumut Posisi 6 |
![]() |
---|
DAFTAR Jalan Tol di Sumut yang Diskon Tarif 20 Persen, Berlaku Mulai Hari Ini |
![]() |
---|
Mulai Jumat Ada Diskon 20 Persen di 5 Ruas Jalan Tol Sumut, Berikut Daftarnya |
![]() |
---|
NASIB Wanita Usia 52 Tahun Dibunuh Pacar Berondong di Labusel, Motor dan Emas Perhiasan Diambil |
![]() |
---|
Nasib Aldi Sitorus, Atlet Peraih Emas Tarung Derajat Sumut, Korban Kesadisan Kawanan Geng Motor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.