Helena Minta Anggota Kopasgat yang Tewaskan Suaminya tak Ditutup-tutupi

Helena Simamora, istri mendiang Yosua Samosir, pemilik warung kopi yang diduga tewas ditikam Pratu Richal Alunpah, anggota Komando Pasukan Gerak Cepat

Penulis: Fredy Santoso |
Tribun Medan/Fredy Santoso
Helena Simorangkir, istri Yosua Samosir, pemilik warkop yang diduga ditikam Pratu Richal, anggota Kopasgat TNI AU, bermarkas di Medan. Dia mendesak Satpom TNI AU memperlihatkan pelaku, Sabtu (12/8/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Helena Simamora, istri mendiang Yosua Samosir, pemilik warung kopi yang diduga tewas ditikam Pratu Richal Alunpah, anggota Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), yang bermarkas di Medan merasa kecewa dengan penanganan kasus mendiang suaminya di Satpom Lanud Soewondo.

Kopasgat dan Denpom AU dinilai tidak transparan mengenai siapa anggota TNI AU yang diduga membunuh suaminya pakai sangkur.

Helena sudah dikabari kalau terduga pelaku penusukan suaminya sudah menyerahkan diri dan diproses di Satpom AU Lanud Soewondo. Namun pihaknya tidak dipertemukan dengan terduga pelaku.

Hal inilah yang menjadi tanda tanya Helene dan keluarga, apakah pelaku sudah ditangkap atau hanya omong kosong belaka.

Apalagi sampai sekarang Denpom TNI AU Lanud Soewondo belum mengumumkan status hukum dan wajah Pratu Richal Alunpah, prajurit TNI yang diduga keji membunuh warga sipil sekaligus ayah dari 3 orang anak.

“Dari POM sudah memberitahu kami kalau pelakunya sudah ditahan. Tetapi sejauh ini kami belum ada dijumpakan sampai sekarang. Saya minta proses ini jangan diperlambat. Kasusnya kalau bisa terbuka, jangan ada yang ditutup-tutupi,”kata Helena Simamora, Sabtu (12/8).

Pratu Richal Alunpah merupakan anggota Wing III Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), dulu Korps Pasukan Khas yang bermarkas di Medan.

Dia diduga menusuk leher Yosua Samosir, menggunakan sangkur hingga tewas.

Istri korban, Helena mengaku didatangi pihak kesatuan Kopasgat dua hari lalu. Mereka menyatakan permohonan maafnya.

Namun tampaknya mereka tak menjamin membuka kasus ini secara transparan.

Helena pun menyebut telah memaafkan pelaku. Tetapi ia berharap sanksi hukum seberat-beratnya harus dijatuhi kepada personel TNI Angkatan Udara tersebut.

“Dua hari lalu mereka datang meminta maaf.”

Helena menceritakan, dugaan pembunuhan suaminya yang diduga dilakukan prajurit satu (Pratu) Richal Alunpah terjadi pada Minggu, 23 Juli 2023 lalu sekitar pukul 01:00 WIB di Jalan Adi Sucipto – Jalan Padang Golf, Medan.

Saat itu suaminya sedang berkumpul dengan rekan-rekannya di lokasi atau warung kopi. Mereka mendengar rebut-ribut di depan warungnya.

Saat didatanginya, Pratu Richal tampak sedang mendatangi sejumlah pemotor yang ada di simpang Jalan Adi Sucipto- Jalan Padang Golf dan cekcok karena mengira mereka geng motor.

Pada waktu yang bersamaan, kaca mobil Pratu Richal terbuka. Saat dilihat ternyata ada pemuda bernama Andre, anak dari rekannya sendiri.

Saat itu kondisi Andre babak belur diduga disiksa Pratu Richal.

Melihat Yosua, lantas Andre meminta tolong agar dikeluarkan dan diselamatkan dari sanderaan Richal.

Spontan, mendiang Yosua mendesak agar Prajurit Satu Angkatan Udara itu melepaskan Andre.

Bukannya membebaskan, Pratu Richal malah mengeluarkan sangkur dan diduga langsung menikam leher Yosua.

Dari cerita yang didapat Helena dari Andre, dia dituduh sebagai anggota geng motor oleh Pratu Richal sehingga ditangkap dan diduga disiksa.

Namun ada versi lain yang menyebut Andre dituduh menyenggol mobil personel TNI tersebut.

“Suami saya bilang dia bukan geng motor, kau keluarkan enggak itu, keluarkan enggak. Karena saat itu si Andre minta tolong. Tiba-tiba pelaku ambil sangkur dan menikam suami saya,” cerita Helena.

Kasi Intel Akui Sudah Ditahan

Kasi Intel Wingko III Kopasgat/Harda Marutha, Mayor Dasril mengakui bahwa tersangka pembunuhan Yosua Samosir, pemilik warung kopi di Jalan Adi Sucipto, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan adalah anggotanya.

Pelaku yakni Pratu AR, pasukan elite Kopasgat.

"Yang bersangkutan sudah menyerahkan diri, sekarang sudah ditahan di POM dan dilakukan proses hukum. Memang anggota kita, tapi sudah diproses hukum," kata Dasril Kamis (10/8).

Namun, saat disinggung soal motif dari pembunuhan tersebut, Dasril mengaku tidak tahu.

"Kalau itu saya tidak tahu, saya bukan penyidik, dia sudah mengaku dan kita serahkan," sebutnya.

Ia juga enggan membeberkan identitas pelaku yang merupakan anggota TNI AU aktif tersebut.

Tetapi, Dasril menyampaikan bahwa TNI AU dari kesatuan pelaku telah mendatangi keluarga korban dan telah meminta maaf.

Dikatakannya, saat ini anggota tersebut sudah dilakukan penahanan dan diproses hukum di POM TNI AU Lanud Soewondo.

"Sekarang sudah diproses hukum, kalau yang mengenai lain-lain saya tidak tahu dan saya tidak mau mengeluarkan statemen, karena sudah masuknya POM AU," pungkasnya. (cr25)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved