Karyawan PT KAI Pelaku Teroris
Karyawan PT KAI Pelaku Teroris Beli Puluhan Senjata Api ke Sosok Ini, Terkuak Pemasok Residivis 2017
Pelaku teroris yang merupakan karyawan PT KAI Dananjaya Erbening (DE) itu memiliki banyak senjata api (senpi) rakitan dikediamannya di Bekasi dan terk
TRIBUN-MEDAN.COM – Karyawan PT KAI yang diduga merupakan pelaku terorisme jaringan pendukung ISIS membeli senpi ke sosok ini.
Seperti diketahui, pelaku teroris yang merupakan karyawan PT KAI Dananjaya Erbening (DE) itu memiliki banyak senjata api (senpi) rakitan dikediamannya di Bekasi.
Kini, sosok pemasok senjata ke Dananjaya Erbening (DE) itupun terkuak.
Adapun Polda Metro Jaya bersama Densus 88 menangkap sosok pemasok tersebut ternyata seorang warga sipil.
Melansir dari Tribunnews.com, Minggu (20/8/2023) Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan pelaku pemasok senpi itu berinisial R alias B.
Ia mengtakan DE membeli senjata tersebut dari R alias B di Tambun Utara, Jawa Barat.
"Sementara ini diperoleh keterangan dari DE, bahwa pemasok senjata FNC dan pistol pendek combat C2 Pindad adalah R alias B, yg mana senjata-senjata tersebut dibeli dari R alias B di Tambun Utara, Bekasi," kata Aswin.
Aswin menyebut saat ini Polda Metro Jaya masih melakukan pendalaman terhadap kasus terorisme DE ini.
"Kasus DE masih dalam pengembangan dan penyidikan intensif dari petugas Densus 88," ucapnya.
Selain itu, Aswin menyebutkan informasi sementara diperoleh keterangan dari DE.
"Bahwa pemasok senjata FNC dan pistol pendek combat C2 Pindad adalah R alias B, yang mana senjata-senjata tersebut dibeli dari R alias B di Tambun Utara, Bekasi," kata
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi memastikan jika R alias B merupakan warga sipil.
Baca juga: Saldo Rekening Karyawan PT KAI Pelaku Teroris Mencengangkan, Terkuak Asalnya, Kini Diblokir PPATK
Baca juga: Pabrik Modifikasi Senjata Api di Semarang Catut TNI AD dan Kemenhan RI, Tempat Teroris Beli Senjata
Hengki mengatakan R alias B merupakan seorang residivis dalam kasus jual-beli senjata api ilegal.
"Warga sipil, itu merupakan residivis jual-beli senpi pada tahun 2017," tuturnya.
Dalam kasus ini, DE sendiri ditangkap Densus 88 di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 13.17 WIB.
DE merupakan pendukung ISIS aktif yang kerap menyebarkan propaganda di media sosial.
"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," kata Karo Penmas DivisiHumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya.
Tim Densus juga melakukan penggeledahan di rumah DE dan menemukan puluhan senjata api pabrikan dan amunisinya.
DE merupakan warga Perumahan Pesona Anggrek Harapan, RT 07 RW 27, Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Menurut Ketua RT setempat, Ichwanul Muslimin mengatakan DE merupakan pegawai salah satu perusahaan BUMN, PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Ichwanul menjelaskan bahwa DE belum lama tinggal di lingkungannya, tepatnya baru enam bulan dengan mengontrak sebuah rumah.
Selama tinggal di perumahan itu, DE disebut jarang berinteraksi dengan warga setempat.
Tetapi, menurut Ichwanul, DE suka mengikuti agenda warga seperti rapat bersama pengurus lingkungan RT.
"Kalau keluarganya jarang (interaksi), tapi kalau rapat RT dateng dia makanya kita enggak nyangka," jelasnya saat ditemui, dikutip dari TribunJakarta.
DE juga dikenal sebagai sosok yang ramah, meskipun interaksinya dengan warga sebatas jika akan pergi bekerja saja.
"Ramah, kalau ngobrol enggak, karena kita interaksinya kalau dia mau berangkat kerja aja," ungkap Ichwanul.
"Jarang berbincang panjang lebar enggak ada," jelasnya.
Baca juga: Tiga Polisi Ditangkap Diduga Terlibat Jual-Beli Senjata ke Pegawai PT KAI Terduga Teroris di Bekasi
Baca juga: INILAH Pabrik Senjata Api Modifikasi di Semarang, Tempat Oknum Polisi dan Teroris Belanja Senjata
Gabung ke ISIS Sejak 2014
DE, terduga teroris yang diamankan di Bekasi ternyata bergabung ke ISIS sejak 2014 silam.
Terduga teroris ini terafiliasi dengan organisasi terorisme sejak sebelum menjadi pegawai PT KAI.
Saat ini, ia terafiliasi organisasi terorisme Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Namun, sebelum bergabung dengan ISIS, DE pernah menjadi pengikut Mujahidin Indonesia Barat (MIB).
Ia bergabung dengan MIB sejak 2010 hingga pimpinan organisasi itu, WM, ditangkap.
Empat tahun setelahnya, DE menyatakan baiat kepada pemimpin ISIS.
Dikutip dari Tribunnews.com, Juru Bicara Densus 88 Antiteror, Kombes Aswin Siregar, mengungkapkan DE selama ini rutin berlatih menembak di kawasan Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, setiap dua bulan sekali.
Selama berlatih, DE kerap menggunakan senjata api (senpi) Baikal Makarov buatan Rusia dengan ukuran peluru 9 mm.
Kepada Densus 88, DE mengaku latihan menembak untuk persiapan menyerang Mako Brimob dan Mabes TNI.
“Memiliki rencana atau niatan untuk melakukan aksi kembali ke Mako Brimob yang di Kelapa Dua dan Mako Brimob yang di Jawa Barat,” ucap Aswin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023), dilansir Kompas.com.
“Juga terhadap beberapa markas tentara (TNI) yang sudah dikenali atau ditandai di-profiling oleh yang bersangkutan,” sambungnya.
DE menuturkan, rencananya tersebut sudah disiapkan sejak lama.
Ia termotivasi melakukan serangan usai peristiwa kerusahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada 2018 silam.
Peristiwa itu, aku DE, membekas di hati dan pikirannya hingga membuat ia berniat melakukan serangan.
"Saya menjadi terinspirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melakukan amaliyah, sehingga saya mencari informasi jual beli senjata api," aku DE ditirukan Aswin Siregar, dikutip dari TribunJakarta.com.
Diketahui, dari penggeledahan yang dilakukan di kediaman DE di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Senin (14/8/2023), tim Densus 88 menemukan 16 senjata api.
Belasan senpi itu terdiri dari 5 senjata laras panjang dan 11 senjata laras pendek.
"Diantara senjata tersebut ada 4 yang memang senjata pabrikan dan ada 5 senjata yang dimodifikasi," ungkap Aswin.
Barulah pada 2016, DE lolos menjadi pegawai PT KAI.
“Pertama, dia bergabung dengan MIB di Bandung menjadi jamaah WM yang sudah ditangkap itu. Kemudian 2014 dia menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS. Kemudian 2016 baru dia terdaftar sebagai karyawan PT KAI,” beber Kombes Aswin Siregar.
Sejak menjadi anggota ISIS, lanjut Aswin, DE aktif melakukan propaganda lewat media sosial.
Ia juga sering mengunggah ajakan atau imbauan melakukan aksi terorisme.
Tak hanya itu, DE juga pernah mengirimkan unggahan poster digital yang berisi teks pembaruan baiat dalam bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS.
"DE mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," beber Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, Senin (14/8/2023).
Selain menyerukan aksi terorisme, DE juga menjadi admin dan membuat beberapa kanal Telegram untuk update teror global.
DE, imbuh Ramadhan, juga merupakan seorang penggalang dana.
Meski demikian, belum diketahui dana tersebut diberikan untuk siapa.
"Merupakan admin dan pembuat beberapa channel telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," pungkas Ramadhan.
Baca juga: WOW! Karyawan PT KAI Tersangka Teroris Punya Saldo Rekening Miliaran Rupiah, Langsung Diblokir PPATK
Baca juga: Pabrik Modifikasi Senjata Api di Semarang Catut TNI AD dan Kemenhan RI, Tempat Teroris Beli Senjata
BUMN Kebobolan
Menko Polhukam RI Mahfud MD menanggapi karyawan BUMN berinisial DE (28) yang ditangkap dalam dugaan tindak pidana terorisme.
Baginya, pemerintah telah lama melakukan mitigasi terkait penyebaran terorisme di BUMN.
Bahkan, kata Mahfud, pemerintah juga sudah lama mengumumkan banyaknya karyawan BUMN yang telah terpapar terorisme.
Bahkan selain BUMN, ada pula Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terpapar terorisme.
"Seharusnya mitigasi kan sudah lama sebenarnya sejak awal pemerintahan ini kita sudah mengumumkan banyak sekali di BUMN itu terpapar. Di ASN juga banyak yang terpapar," kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Ia menuturkan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk melakukan mitigasi.
Akan tetapi, kasus terorisme masih terus terjadi di BUMN.
"Oleh sebab itu pemerintah menyiapkan langkah langkah tapi masih ada jebol yang satu kaya gitu kan. Diperbaiki lagi," jelasnya.
Karena itu, Mahfud menyebutkan BUMN kebobolan lantaran banyak karyawan yang ditangkap dalam kasus terorisme.
"Ya mungkin saja, dari sudut ideologis ya. Mungkin kalau profesionalitas pengelolaan mungkin bagus tapi mungkin dari sudut ideologis kenyataannya kebobolan," tandasnya.
(*/TRIBUN-MEDAN.COM)
Baca juga: Saldo Rekening Karyawan PT KAI Pelaku Teroris Mencengangkan, Terkuak Asalnya, Kini Diblokir PPATK
Baca juga: Terungkap Sosok Pemasok Senpi ke Teroris di Bekasi, Pelaku Residivis Peredaran Senpi Ilegal
Baca juga: Lion Air dan Wings Air Jadi Maskapai Terburuk di Dunia, Gegara Sering Delay dan Tak Ada Makanan?
Baca juga: 21 Kali Keguguran, Ibu Muda Ini Terharu Akhirnya Bisa Melahirkan Seorang Anak: Bayi Ajaib
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.