Terungkap Kehidupan Asli Panglima Jilah, Ini Potret Rumah Seteru Panglima Pajaji

Kerap tampil dengan baju adat memperlihatkan tubuh penuh tato, Panglima Jilah di rumah ternyata tetap tampil seperti orang kebanyakan.

Handout
Potret rumah dan miliki kendaraan pribadi, Kehidupan Asli Panglima Jilah terungkap sosok ayah dan suami yang mencintai keluarga. 

TRIBUN-MEDAN.com - Sosok Panglima Jilah kerap tampil garang di depan publik, namun kehidupan aslinya kini mulai menjadi sorotan, ternyata berbeda dengan aslinya.

Kerap tampil dengan baju adat memperlihatkan tubuh penuh tato, Panglima Jilah di rumah ternyata tetap tampil seperti orang kebanyakan.

Seperti diketahui, Panglima Jilah juga sosok ayah dan suami yang mencintai keluarga.

Panglima Jilah dikenal sebagai Pemimpin besar Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) atau dengan nama Pasukan Merah Dayak ini tinggal bersama seorang istri dan anak lelaki mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari, Panglima Jilah tidak mengenakan pakaian adat Suku Dayak.

Perseteruan Panglima Jilah dan Panglima Pajaji berbuntut panjang
Perseteruan Panglima Jilah dan Panglima Pajaji berbuntut panjang (HO)

Tampil santai, kaos oblong dan celana pendek menjadi pakaian yang digunakan Panglima Jilah sehari-hari.

Kemewahan hidup Panglima Jilah tak hanya pada rumah mewah, diketahui ia memiliki beberapa kendaraan.

Seperti motor dan juga mobil Jeep yang terparkir di depan rumahnya.

Kemudian Potret kehidupan Panglima Jilah pernah ditampilkan dalam kanal YouTube Jenta Lamiang.

Video di kanal Youtube tersebut, terlihat jika Panglima Jilah memiliki rumah mewah bertingkat tiga.

Saat menelusuri bagian dalam rumah, ternyata panglima Suku Dayak ini punya hobi memelihara ikan.

Tampak beberapa akuarium berisi ikan hias berukuran besar terpajang di dalam rumahnya.

Selain aktif menjadi tokoh adat, Panglima Jilah tampak mengoleksi beberapa jenis ikan hias.

Rumah mewah milik Panglima Jilah ditempati bersama istri, anak dan juga beberapa hewan peliharaannya.

Telihat beberapa hewan seperti ikan, kucing dan anjing pitbul yang menjadi peliharaan Panglima Jilah.

Panglima Jilah bersama sang istri saat menghadiri pernikahan Kaesang Pangarep
Panglima Jilah bersama sang istri saat menghadiri pernikahan Kaesang Pangarep (IST/NET)

Foto Langka Istri Panglima Jilah Pimpinan Pasukan Elit Suku Dayak

Panglima Jilah tokoh masyarakat Dayak yang menjadi pimpinan pasukan penjaga adat suku Dayak atau akrab dikenal dengan nama Pasukan Merah kini tengah viral.

Panglima Jilah menjadi sorotan setelah mengultimatum Rocky Gerung karena mengkritik pembangunan IKN.

Lantaran pernyataannya yang membela Jokowi itu, Panglima Jilah langsung mencuri perhatian.

Kehidupannya sebagai pimpinan pasukan elit suku Dayak pun ikut disorot.

Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah memiliki nama lengkap Agustinus Jilah.

Putra asli Suku Dayak ini dikenal sebagai tokoh adat di Kalimantan.

Lahir pada 19 Agustus 1980 di Desa Sambora, Toho, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

Panglima Jilah diketahui sudah menikah dan memiliki anak.

Namun informasi terkait keluarga Panglima Jilah cukup sulit untuk ditemukan.

Tak banyak informasi yang menjelaskan tentang seluk-beluk keluarga Panglima Jilah.

Begitu pun tentang istri dan anak Panglima Jilah yang saat ini banyak dicari tahu.

Walaupun begitu, keberadaan istri Pangeran Jilah sempat beredar di media sosial.

Melansir dari YouTube Pojok Terang terungkap istri Pangeran Jilah pernah terekam kamera.

Ia bersama Panglima Jilah hadir dalam pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.

Panglima Jilah mengajak sang istri berfoto dengan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.

Tak lupa di samping istri Panglima Jilah terlihat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sang istri.

Mengenakan setelan baju khas Dayak, istri Panglima Jilah menunjukkan pesonanya.

Ia tampil sebagai cerminan dari perempuan Suku Dayak di hadapan ribuan tamu undangan.

Tak hanya itu, beredar juga kebersamaan Panglima Jilah dan sang istri ketika foto dengan Jokowi.

Kendati begitu, informasi terkait istri Panglima Jilah belum diketahui secara jelas.

Mengenakan baju Dayak berwarna merah delima, penampilan istri Panglima Jilah kerap disorot.

Ia tidak pernah melepas identitasnya sebagai perempuan Dayak terkhusus istri dari seorang panglima.

Sebagai informasi, kehadiran istri Panglima Jilah tidak terlepas dari isu yang tengah viral saat ini.

Ya, terjadinya perseteruan antara Panglima Jilah dan Panglima Pajaji menjadi perbincangan hangat.

Kedua tokoh Suku Dayak ini mengalami perseteruan karena perbedaan prinsip.

Panglima Jilah disebut mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Sementara Panglima Pajaji menentang sikap pro Panglima Jilah terhadap program kerja Presiden Jokowi.

Menurut Panglima Pajaji, adanya IKN akan merusak hutan adat di Kalimantan.

Sehingga kelestarian alam dan budaya akan mudah untuk tercemari.

Inilah sisi lain Panglima Jilah yang jarang diketahui masyarakat Indonesia, seorang kolektor ikan hias.
Inilah sisi lain Panglima Jilah yang jarang diketahui masyarakat Indonesia, seorang kolektor ikan hias. (capture/YouTube/JentaLamiang)

Profil Panglima Jilah

Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah, nama aslinya adalah Agustinus Jilah.

Ia lahir pada 19 Agustus 1980 di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Indonesia.

Seperti dilansir dari TribunPontianak.co.id dalam artikel 'Siapa Panglima Jilah? Anak Dayak yang Sakti dan Rendah Hati Pimpinan Pasukan Merah, Masa Kecil Miris'.

Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.

Maka tidak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.

Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.

Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.

Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.

Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.

Namun dibalik itu semua, Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan sangat miris.

Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.

Konon katanya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap.

Namun dengan kegigihan yang dimiliki seperti halnya spirit para leluhur, perlahan Panglima Jilah mampu mengatasi semuanya hingga normal.

Kini Ia pun sangat dikagumi khususnya suku Dayak.

Ia tampak sangat tangguh dan menjadi orator ulung untuk membakar semangat Pasukan Merah.

Bersama sekitar 44 ribuan Pasukan Merah, Panglima Jilah menjadi orang terdepan untuk memperjuangkan keadilan dan bertanggung jawab penuh atas adat budaya Dayak.

Sejumlah persoalan yang merugikan masyarakat telah dituntaskan hanya bermodal keberanian dan kemampuannya beradu pendapat.

Walau demikian, Panglima Jilah sangat menyadari semua itu adalah titipan. Ia tidak sombong, tidak pula semena-mena.

Sebaliknya, Panglima Jilah adalah sosok rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian satu sama lain.

Ia sangat ramah, murah senyum, peduli dengan masyarakat dan lingkungannya.

Bersama Pasukan Merah yang dipimpinnya, Panglima Jilah terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat yang mulai tergerus jaman.

Ia merangkul kaum muda untuk bersama-sama menghidupkan adat budaya serta melestarikan hutan Kalimantan.

Lalu siapakah yang layak menjadi Pasukan Merah?

Ternyata menjadi Pasukan Merah tidak semudah yang dibayangkan. Ada tahapan seleksi dan harus memenuhi sejumlah persyaratan baru bisa menjadi Pasukan Merah.

Selain seleksi kemampuan fisik, Pasukan Merah harus rendah hati, tidak radikalis, membela yang benar, dan menjadi garda terdepan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

Jika melanggar satu saja syarat-syarat tersebut, maka dipastikan si pelanggar dikeluarkan dari Pasukan Merah.

(*/ Tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved