Korban Hanyut

Tim SAR Parapat Butuh Waktu 5 Jam Evakuasi Jasad Siswi yang Jatuh Aliran Sungai Siponot

Tim SAR Parapat bersama dengan oetugas lainnya membutuhkan waktu lebih kurang 5 jam untuk mengevakuasi jasad korban yang hanyut terbawa arus sungai.

Penulis: Maurits Pardosi |

TRIBUN-MEDAN.com, PANGURURAN - Tim SAR Parapat bersama dengan oetugas lainnya membutuhkan waktu lebih kurang 5 jam untuk mengevakuasi jasad korban yang hanyut terbawa arus sungai Siponot di Desa Salaon Tonga, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir pada Kamis (24/8/2023).

Koordinator Tim SAR Parapat Hisar Turnip mengutarakan proses pencarian yang mereka lakukan bersama stakeholder lainnya sejak Senin (21/8/2023) hingga Kamis (24/8/2023).


"Hari pertama hingga ketiga kita menggunakan alat deteksi. Dan hari keempat kita menggunakan cara yang berbeda yang membuat kita mampu menerobos pinggiran sungai," ujar Koordinator Tim SAR Parapat Hisar Turnip, Kamis (24/8/2023) malam.

Ia juga sebut, arus sungai tersebut relatif unik dibandingkan sejumlah sungai yang mereka telusuri. Selain itu, mereka juga mendapatkan informasi yang relatif minim soal kondisi sungai sehingga membuat mereka kewalahan saat pencarian jasad korban hingga proses evakuasi.

"Sungainya cukup unik, kalau ditarik garis lurus, seharusnya dekat tapi ini jauh karena kondisi alur sungai," sambungnya.

"Kendalanya adalah minimnya informasi soal karakter sungai. Kedua, setelah, sungai itu menyemlit sehingga kita mendatangkan kayak," sambungnya.

Mayat kirab ditemukan sekitar 1 kilometer dari Jembatan Siponot, lokasi awal kejadian. Seorang siswi yang melintasi jembatan tersebut diduga tergelincir dan jatuh ke sungai yang berada di bawah jembatan lalu dibawa arus sungai yang akan bermuara di Danau Toba.

"Kita dapatkan mayat sekitar 1 kilometer dari titik awal, tapi untuk evakuasinya dari tepi jurang butuh waktu 5,5 jam karena tepi jurang itu lebih dari 100 meter dalamnya," tuturnya.

Mayat ditemukan dalam posisi telungkup pada Kamis (24/8/2023) pukul 14.00 WIB.

"Mayat ditemukan pada pukul 14.00 WIB dalam posisi telungkup. Mayatnya masih utuh, ia tersangkut dari kayu. Prediksi kami itu tidak akan lepas dan juga punya penahan yang cukup dalam. Jadi memang tidak memungkinkan adanya jalan keluar untuk evakuasi," lanjutnya.

"Kita semua mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholder," pungkasnya. (cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved