Pakpak Bharat
SMP Negeri 2 Satu Atap Salak Desa Kuta Tinggi Kembangkan Sistem Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk
SMP N 2 Satu Atap Salak di Desa Kuta Tinggi kembangkan sebuah sistem pengolahan sampah menjadi pupuk kompos.
TRIBUN-MEDAN.COM - SMP Negeri 2 Satu Atap Salak yang berlokasi di Desa Kuta Tinggi, Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, melakukan inovasi baru terkait pengolahan sampah.
Para siswa mulai mengembangkan sebuah sistem pengolahan sampah menjadi pupuk kompos yang dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat di sana.
Kepala SMP N 2 Satu Atap Salak, Larpina Tumangger menjelaskan, inovasi pengolahan sampah menjadi pupuk kompos ini merupakan bentuk pengaplikasian Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Menurutnya, dalam Kurikulum Merdeka tersebut, selain pembelajaran intrakulikuler terdapat juga pembelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
"Untuk membuat P5 ini, maka harus disesuaikan dengan karakteristik sekolah baik karakteristik siswa, karakteristik guru, karakteristik orang tua maupun karakteristik lingkungan sekolah," jelas Larpina.
Apa yang mendorong munculnya ide pengolahan sampah ini menjadi kompos dilakukan di sekolah?
"Kami melihat selama ini sampah di sekolah kami, baik sampah pohon maupun sampah hasil potongan rumput sangat banyak. Kalau dibakar tentu mengakibatkan polusi, disamping itu orang tua siswa yang 99 persen kehidupannya adalah petani yang tentu saja sangat membutuhkan pupuk kompos untuk menunjang pertanian mereka,"ujarnya.
"Nah, dari sinilah kemudian timbul ide kami untuk membuat kompos di sekolah. Selain menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan asri,"jelas dia kemudian.
Larpina mengatakan, sebelumnya pihaknya mengundang tenaga profesional dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat sebagai instruktur. Lalu, ide ini mereka wujudkan bersama puluhan anak didik sekolahnya.
"Kami berharap dengan P5 ini, anak-anak mampu membuat kompos sendiri dan dapat menerapkannya di rumah masing-masing. Sehingga kebutuhan akan kompos pertanian di keluarga masing-masing dapat sedikit tertolong," pungkas Lerpina.
Sangat Bermanfaat
Sementara itu Hendri Limbong, tenaga ahli yang khusus didatangkan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat menjelaskan, sampah jika dikelola dengan baik akan membawa banyak manfaat selain daripada konsep kebersihan, sampah juga menjadi salah satu sumber bahan organik untuk tanaman baik pekarangan sekolah dan bahkan lahan pertanian.
"Kita berharap anak-anak ini bisa membawa ilmu ini ke rumah dan lingkungan mereka masing-masing,"ujarnya.
Menurut Hendri Limbong, kegiatan seperti ini tentunya sangat baik dan perlu dilakukan secara masif.
"Pengenalan dini kepada anak didik tentang pengelolaan sampah menjadi bahan yang berguna tentu menjadi hal penting sebagai bekal anak Didik dikemudian hari," jelas dia.
Hendri mengatakan, saat ini sampah tersebut sudah dalam tahap fermentasi. Menunggu 21 hari ke depan agar siap menjadi kompos organik.
(*/tribun-medan.com)
| KEBAKTIAN BULANAN Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat: Memperkuat Iman dan Persaudaraan |
|
|---|
| Profiling ASN di Pakpak Bharat, Bupati Franc Tumanggor: Mendorong Manajemen Talenta untuk Masa Depan |
|
|---|
| Studi Banding Pengolahan Gambir antara Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Pakpak Bharat |
|
|---|
| SOSOK Dua Guru Terbaik di Sumatera Utara Tahun 2025 dari Kabupaten Pakpak Bharat |
|
|---|
| BANTUAN PANGAN di Pakpak Bharat: Solusi Pemerintah untuk Mengatasi Kelangkaan Pangan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.