Tragedi Mandala Airlines

Mengenang 18 Tahun Jatuhnya Pesawat Mandala Airlines, Benarkah Penyebabnya Kelebihan Muatan Durian?

Sudah 18 tahun tragedi Mandala Airlines berlalu. pesawat tersebut jatuh di Padang Bulan, Kota Medan

|
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN
Puing Mandala Airlines jatuh di kawasan Padangbulan, Medan, 5 September 2005. Semula overload kargo durian disebut pemicu pesawat jatuh. Ternyata karena kelalaian kru pesawat lupa membuka flaps dan slats di sayap pesawat. 

Seorang warga di sekitar lokasi ledakan, Ana boru Tarigan, menggambarkan bahwa awalnya terdengar deru keras pesawat, lalu tiba-tiba terdengar ledakan keras dari arah bandara.

Ia melihat pesawat Mandala yang terbakar hebat meluncur dari arah landasan dan jatuh di sebelah kanan Jalan Jamin Ginting.

Fragmen pesawat yang terbakar tersebar di mana-mana, sehingga ia dan warga lainnya berlarian untuk menyelamatkan diri karena khawatir pesawat akan meledak lebih dahsyat.

"Awalnya terdengar deru keras pesawat. Hanya sesaat, tiba-tiba terdengar ledakan keras dari arah bandara. Belum sempat berpikir apa yang terjadi, saya melihat badan pesawat Mandala yang dibalut bunga api meluncur deras tak karuan dari arah landasan dan jatuh persis di sisi kanan jalur Jalan Jamin Ginting," kata Ana boru Tarigan.

"Serpihannya disertai bunga api beterbangan ke mana-mana. Saya dan sejumlah orang berlarian menyelamatkan diri karena takut pesawat akan meledak lebih dahsyat," imbuh Ana.

Sementara Helda Suryani, salah satu penumpang yang selamat, mengatakan bahwa sebelum pesawat jatuh, terjadi empat ledakan.

Ledakan terakhir diikuti oleh kobaran api dari depan pesawat menyebabkan badan pesawat hancur.

Saksi mata Sangapta Tarigan melihat bahwa ekor pesawat telah menabrak tiang lampu di ujung landasan sebelum terdengar ledakan.

Pesawat terus bergerak sampai ke Jalan Jamin Ginting dan menabrak rumah-rumah di sisi jalan.

"Setelah itu terdengar ledakan. Pesawat terus melaju sampai ke jalan (Jalan Jamin Ginting) dan menabrak rumah- rumah yang ada di sisi jalan," kata Tarigan.

"Pesawat baru berhenti setelah menabrak tiang listrik, meledak lagi, dan patah. Bagian ekornya tertahan di dekat tiang listrik, sementara bagian depannya hancur menabrak rumah," sambungnya.

Pesawat baru berhenti setelah menabrak tiang listrik, meledak lagi, dan patah. Bagian ekor pesawat tertahan di dekat tiang listrik, sementara bagian depannya hancur menabrak rumah.

Saksi mata lainnya, Noviarti, mengatakan bahwa awalnya terdengar suara ledakan keras seperti petir dari ujung landasan yang dekat dengan jalan umum.

Para pedagang dan pembeli yang ada di pasar langsung berhamburan ke jalan.

Modang Nainggolan, saksi mata lainnya, melihat pesawat tersebut terbang rendah dan kemudian jatuh dengan dua ledakan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved