Berita Viral

Gempa Donggala 6.3 Kemarin Ungkit Memori Kelam Gempa dan Tsunami 2018, Pemicu Jalur Sesar Palu-Koro

Pada 2018, Indonesia sempat dikejutkan dengan gempa dahsyat di Donggala dan Palu Sulawesi Tengah. 

|
HO
Gempa Bumi di Maroko 

Dari peta tampak blok Sulawesi bagian timur relatif bergerak ke utara dan blok barat relatif bergerak ke selatan.

Kondisi ini membuat terakumulasinya medan tegangan kerak bumi di sepanjang jalur sesar ini.
Secara tektonik Sesar Palu Koro terbentuk sebagai reaksi terhadap tekanan yang timbul dari benturan dengan benua kecil (mikrokontinen) Banggai-Sula yang bergerak merangsek ke arah barat di mana Pulau Sulawesi berada. Dorongan Banggai-Sula ini menjadi pembangkit utama aktifnya sistem sesar regional di wilayah ini.

Mengapa Banggai-Sula begitu aktif menekan Sulawesi? Ada 2 sebab, pertama akibat adanya pemekaran Laut Banda ke arah barat laut dan tenggara sehingga mendorong Buton dan Banggai bergerak ke arah barat. Kedua, pergerakan Banggai-Sula juga dipengaruhi oleh dorongan Lempeng Laut Filipina ke arah barat yang dimanifestasikan dengan keberadaan sesar besar Sorong-Sula. Berdasarkan fakta-fakta ini tampaknya kawasan Sulawesi khususnya wilayah Sulawesi Tengah selamanya akan menjadi kawasan aktif gempa bumi.

Hasil analisis terhadap semua aktivitas gempa Palu dan Donggala 28 September 2018 baik gempa pembuka (foreshocks), gempa utama (mainshocks) dan gempa susulan(aftershocks) menunjukkan adanya kaitan yang erat dengan aktivitas Sesar Palu Koro.

Di samping kedalaman hiposenternya yang dangkal, juga membentuk klaster sebaran gempa susulan yang berarah utara-selatan. Penciri utama Sesar Palu Koro adalah mekanismenya yang bergerak mendatar mengiri, yang dibuktikan oleh analisis mekanime sumber keluaran BMKG.

Sejarah Gempa dan Tsunami

Sejarah gempa mengungkap setidaknya ada 7 peristiwa gempa kuat yang merusak dan sebagian memicu tsunami di Teluk Palu dan sekitarnya. Catatan paling tua gempa Palu terjadi pada 1905. Selanjutnya gempa kuat terjadi pada 1907, 1909, 1927, 1937, 1968, dan 2012.

Gempa kuat yang mengguncang Palu pada tahun 1909 diperkirakan berkekuatan di atas M=7,0. Gempa ini merusak banyak rumah di zona Graben Palu.

Saking kuatnya guncangan, diceritakan setiap orang yang berdiri kemudian terjatuh, konon buah kelapa muda dan daun-daunnya pun sampai berjatuhan ke tanah.

Gempa dan Tsunami Palu pada 1 Desember 1927 bersumber di teluk Palu. Selain menimbulkan kerusakan bangunan sangat parah, gempa ini juga memicu tsunami di Teluk Palu.

Banyak bangunan di kawasan pantai mengalami rusak parah dan menyebabkan sebanyak 14 orang meninggal dan 50 orang luka-luka. Bencana tsunami tersebut hingga kini dikenang oleh masyarakat Palu dan Donggala sebagai peristiwa “air berdiri di Teluk Palu”.

Gempa dan Tsunami Tambu pada 14 Agustus 1968 merupakan gempa kuat yang bersumber di lepas pantai Tambu.

Diduga kuat gempa ini masih berkaitan dengan aktivitas Sesar Palu Koro. Akibat gempa ini, di Teluk Tambu mengalami surut hingga sekitar 3 meter dan selanjutnya terjadi hempasan tsunami. Tsunami juga menerjang hingga Teluk Palu.

Dampak gempa dan tsunami dilaporkan sebanyak 160 orang meninggal.
Terakhir adalah gempa kuat yang terjadi pada 18 Agustus 2012 M=6,2. Episenter diperkirakan terletak di antara Kulawi dan Danau Lindu. Gempa bumi ini menyebabkan 5 korban meninggal dan 694 orang luka-luka.

Catatan peristiwa gempa kuat dan tsunami di atas kiranya cukup menjadi bukti akan aktifnya Sesar Palu Koro. Ke depan, potensi gempa di kawasan ini tetap ada dan patut diwaspadai.
Pelajaran Penting

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved