Cekcok Kepsek dengan Guru SMPN 15

Duduk Perkara Cekcok Kepsek SMP N 15 Tiurmaida Situmeang dengan Guru, Kadis Pendidikan Angkat Bicara

Laksamana Putra Siregar mengatakan pihaknya telah memberikan teguran secara tertulis kepada Kepala Sekolah bersangkutan, Tiurmaida Situmeang.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
Istimewa
Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Laksamana Putra Siregar akan memanggil kepala sekolah dan guru di SMPN 15 Kota Medan, terkait viralnya video sejumlah guru menangis di sekolah tersebut. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan Laksamana Putra Siregar angkat bicara terkait permasalahan guru di SMP Negeri 15.

Laksamana Putra Siregar mengatakan pihaknya telah memberikan teguran secara tertulis kepada Kepala Sekolah bersangkutan, Tiurmaida Situmeang.

Laksamana Putra Siregar menuturkan selain itu pihaknya jug amasih mendalami kasus cekcok antara guru dan Kepala Sekolah SMPN 15 yang berlokasi di Jalan Syahruddin Kecamatan Medan Amplas tersebut.

"Kami sudah berikan teguran tertulis kepada Kepala Sekolah SMPN 15 itu. Saat ini kita masih lakukan pendalaman kasus dari kedua belah pihak. Hari Senin (18/9/2023), kedua belah pihak akan kita panggil ke dinas pendidikan," jelasnya, Sabtu (16/9/2023).

Sejumlah guru berstatus ASN pada Sabtu (16/9/2023), saat menunjukkan bukti intimidasi dan pungli yang dilakukan Kepala SMPN 15 Medan.
Sejumlah guru berstatus ASN pada Sabtu (16/9/2023), saat menunjukkan bukti intimidasi dan pungli yang dilakukan Kepala SMPN 15 Medan. (Tribun Medan/Anisa Rahmadani)

Mengenai permasalahan gaji yang belum dibayarkan, menurut Laksamana itu hanya tertunda.

“Terkait soal gaji, itu tertunda memang statusnya karena Amprah (surat keterangan gaji)-nya belum ditandatangani Kepsek. Maka dari itu, kesalahan Kepsek akan ditelusuri lebih lanjut, ucapnya.

Laksamana menuturkan bahwa beberapa guru yang mendapat surat panggilan dari kepsek tersebut juga melakukan tindakan indisipliner.

Sejumlah guru berstatus ASN saat menunjukkan alur dan bukti Kepala SMPN 15 Tiurmaida Situmeang diduga melakukan intimidasi dan tidak membayarkan gaji, Sabtu (16/9/2023).
Sejumlah guru berstatus ASN saat menunjukkan alur dan bukti Kepala SMPN 15 Tiurmaida Situmeang diduga melakukan intimidasi dan tidak membayarkan gaji, Sabtu (16/9/2023). (Tribun Medan/Anisa Rahmadani)

Menurut Laksamana, dalam kasus ini kepala sekolah tak sepenuhnya salah.

“Guru-guru itu juga melakukan tindakan indisipliner, mereka pergi (bolos) di jam kerja," ucapnya.

Ditegaskan Laksamana, baik guru maupun Kepsek memiliki kesalahan masing-masing.

"Kami juga tidak membenarkan tindakan kepsek. Kepsek ini ada yang benar dilakukan, ada juga yang salah. Begitupun dengan guru yang bersangkutan,” katanya.

Tangkapan layar, sejumlah guru SMPN 15 Medan menangis di ruangan kelas.   
Tangkapan layar, sejumlah guru SMPN 15 Medan menangis di ruangan kelas.    (HO)

Diberitakan sebelumnya, Sejumlah guru Aparatur Sipil Negara (ASN) di SMPN 15 mengaku diintimidasi oleh pihak Kepala Sekolahnya bernama Tiurmaida Situmeang.

Hal itu diketahui Tribun Medan saat berkunjung ke SMPN 15 Jalan Syahruddin Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (16/9/2023).

Menurut Poni JF Matulesi, Guru IPS yang sudah mengajar 20 tahun, ia mengaku sering mendapatkan intimidasi dari Kepala Sekolah.

Berdasarkan pengakuan Poni, bukan hanya dirinya, hampir seluruh guru di SMPN 15 sering diintimidasi oleh Kepsek tersebut.

"Kepsek itu baru pindah di bulan Maret. Tapi dia sering melontarkan kata kasar dan mengintimidasi kami. Misalnya ada beberapa kegiatan rapat. Dia selalu mengeluarkan kata kata kasar. Dia bilang guru-guru dan siswa di sini merupakan buangan," ucapnya dengan sambil memperagakan Kepsek berbicara.

Bahkan dikatakannya, Kepsek tersebut sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan sebagai Kepala Sekolah.

"Pernah juga setelah selesai penerimaan murid baru, kami dikumpulkan. Tiba-tiba dia (Kepsek) ngomong, guru ini bodoh-bodoh. Kalau nilai siswamu rendah, berarti gurunya yang bodoh," paparnya.

Awal mula permasalahan semua guru lainnya dengan kepsek, dikatakan Poni, saat beberapa guru menghadap ke Disdik Medan.

"Jadi permasalahan itu awal mulanya, dia (Kepsek) bilang kalau kalian ga suka dengan aturan saya silakan ajukan surat pindah ke dinas. Dari sana, karena kami sudah tidak kuat makanya menghadap lah kami ke dinas," ucapnya.

Diakuinya tujuan dirinya menghadap ke dinas karena ingin meminta surat pemindahan mengajar.

"Tapi saya menghadap ke dinas karena arahan dan perkataan ibu (Kepsek) itu. Karena saya sendiri sudah tidak tahan dengan sikapnya," ucapnya.

Usai dari Disdik, sejumlah guru yang menghadap Dinas Pendidikan, langsung mendapatkan surat peringatan.

Sejak sejak saat itu, dikatakan Poni, siapapun guru-guru yang mendekati mereka (guru-guru protes) yang menghadap akan mendapatkan surat teguran juga.

"Jadi menghadap lah saya ke dinas, pulang dari dinas, kami mendapatkan surat panggilan. Sejak saat itu siapapun guru yang mendekati kami juga mendapatkan surat panggilan," ucapnya.

Bahkan masalah ini semakin membesar dan membuat guru-guru jengah. Sebab perkataan kepsek yang menyakiti hati.

"Kami sudah kesal karena perkataan Kepsek 'kalau tidak suka dengan saya main fisik pun jadi'," ucapnya menirukan.

Isi surat peringatan dan pemanggilan yang dilayangkan itu, diterangkan Poni, dirinya sering tidak disiplin dalam mengajar.

"Tapi dalam surat tersebut dikatakan saya tidak disiplin sebelum dan sesudah dirinya menjabat sebagai Kepsek. Saya tidak terima. Akhirnya saya tanya mana bukti saya tidak disiplin mengajar sebelum ibu jadi kepsek. Boleh ditanya murid dan guru-guru di sini pernah tidak saya tidak hadir," jelasnya.

Kemudian bukan hanya itu Kepsek tersebut pun sering menyindir dengan kata kata yang tidak pantas.

"Pernah lagi kejadian dia tidak sedang di sekolah. Tiba-tiba dia posting foto dengan kata kata yang tidak pantas. Kata-katanya seperti ini 'bagaikan 2 sejoli sekarang. Dulu seperti kucing dan tikus saling membusukkan'," ucapnya sambil menunjukkan bukti.

Dia menuturkan apa wajar seorang Kepsek berkata seperti itu.

"Bisa-bisa rumah tangga orang rusak karena hal ini," ucapnya sambil menangis.

Belum lagi dikatakannya, gaji yang tidak dibayarkan oleh pihak Kepsek.

" Sejak video itu viral, gaji kami yang empat bulan sudah dibayar. Tinggal satu bulan lagi yang belum di bayar," terangnya.

Menurutnya belum dibayarkan gaji tersebut, dikarenakan pihak Kepsek belum memberikan tanda tangan di surat amprah untuk pencairan gaji.

"Bukan hanya gaji kami. Tapi beberap uang tunjangan seperti uang makan saya sudah beberapa bulan tidak dibayarkan," terangnya sambil menangis

Menurutnya, terlalu tega Kepsek tersebut tidak memberikan tanda tangan hanya karena keegoisannya.

"Terlalu tega Kepsek itu. Karena keegoisannya dia tidak mau menandatangani Amprah tersebut," ucapnya sambil menahan tangis.


Diakuinya, Memang hak uang makan milik Poni tidak seberapa.

"Tidak seberapa tapi dosanya biarlah dia yang menanggung," ucapnya.

Selain itu kesalahan Kepsek lainnya, dirinya melakukan penyalahgunaan jabatan.

"Kesalahannya cukup banyak kami sudah tak sanggup. Dia pernah melakukan pungli pada kegiatan ekstrakuliker. Begitupun pada kantin koperasi. Kita ada buktinya secara lengkap," jelasnya.

Menurutnya, tingkah Kepsek tersebut karena adanya sentimen pribadi dengan beberapa guru di sekolah tersebut.

"Ibuk itu (Kepsek) tidak suka dibongkar keburukannya. Misalnya dalam rapat kami bahas pungli yang ia lakukan dia marah. Dikatakan Kepsek itu tidak pantas dipertanyakan oleh guru-guru," jelasnya.

Kemudian karena beberapa guru ingin mengajukan pindah dan menghadap ke dinas, Kepsek tersebut menganggap pihaknya melakukan pemberontakan.

"Makanya beberapa surat peringatan di layangkan ke kami. Karena dianggap kami tidak mau ikut aturannya," jelasnya.

Dikatakan Poni, pihaknya siap pensiun dini jika Kepsek tersebut tidak diganti.

"Karena kami sudah tidak tahan dikatakan guru pemberontak, siswa buangan, guru buangan. Sakit hati saya murid saya dibilang siswa buangan. Makanya kalau ini tidak diturunkan juga Kepseknya. Saya pribadi siap pensiun dini," jelasnya.

Sementara saat hendak diwawancarai, Kepala Sekolah SMPN 15, dikatakan sedang tidak berada di sekolah.

Sehingga awak media melakukan wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah SMPN 15 Suhartini.
Menurut Suhartini jika permasalahan gaji belum dibayarkan, dirinya sebagai Wakasek pun belum menerima gaji untuk bulan ini.

Namun, Suhartini mengaku tidak mengetahui, apa penyebab gaji tersebut belum dibayarkan.

"Saya pun telat gajinya. Ini kami pun mau menghadap ke dinas apa alasan telat gajinya. Kalau ditanya ke bendahara, bendahara bilang ibu belum mau tandatangani. Kami juga hanya menunggu di sini jadi bukan mereka saja," jelasnya.

Diterangkannya permasalah Kepsek dengan sejumlah guru tersebut, ia juga ingin menentramkan.

"Terus terang saya pun ingin menentramkan. Tapi saya juga heran kenapa yang awalnya yg bermasalah tiga orang jadi menambah delapan orang," jelasnya.

Jika dibilang ada intimidasi Kepsek dan apa alasan, itu hanya pihak guru lah yang mengetahui.

"Hanya guru itu lah yang bisa merasakan di intimidasi seperti apa dan apa alasan Kepsek itu hanya antara kepsek dan guru itulah yang tahu," ucapnya.

Kalau dari Kepsek, katanya, Kepsek menuduh guru-guru tersebut melapor ke dinas.

"Saya dengar guru ini dari kepsek ke dinas mau melakukan kudeta. Dan saya lihat ada foto mereka (para guru) ke sana," jelasnya.

Kalau permasalahan intimidasi, dikatakannya pihaknya hanya melihat.

"Kalau memang ada bukti silahkan saja tunjukkan dan laporkan. Intinya saya ingin antara Kepsek dan guru ini pun berdamai. Selebihnya silahkan tanya Kepsek," pungkasnya.

(cr5/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved