Berita Viral

Polisi Paksa Warga Rempang Telanjang Dada saat Diamankan Usai Demo, Pengamat : Pelecehan!

Polisi paksa warga Rempang telanjang dada saat diamankan usai demo. Padahal tindakan itu menimbulkan traumatis pada demonstran. Kini, aksi polisi melu

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Polisi paksa warga Rempang telanjang dada saat diamankan usai demo (kiri) dan Warga Pulau Rempang bernama Sarah (kanan) 

Menurut dia, sengaja berlama-lama membiarkan warga tanpa baju, apalagi dilakukan di ruang terbuka dan disaksikan lawan jenis, dapat dipandang sebagai perlakuan yang mempermalukan dan menjatuhkan kehormatan mereka.

“Itu terkategori sebagai bentuk intimidasi atau pun pelecehan terhadap warga,” ucap Reza.

Ia memberi contoh, prosedur di Australia sudah semestinya diterapkan di Rempang, yakni sebelum melakukan strip search, demonstran dapat menanyakan nama personel polisi yang dimaksud, satuan wilayah dan satuan kerjanya.

Mencekam! Panglima Pajaji Datang ke Batam, Satukan Kekuatan dengan Sultan Melayu Bela Rempang
Mencekam! Panglima Pajaji Datang ke Batam, Satukan Kekuatan dengan Sultan Melayu Bela Rempang (Tribun Medan)

Dengan adanya pertanyaan itu, kata Reza, polisi harus memberikan jawaban.

Kalau polisi menolak, warga pun wajar menolak karena strip search menjadi tidak jelas alasan dan tujuannya.

Reza pun menjelaskan melucuti baju warga dapat berefek traumatis karena perlakuan semacam itu bersifat invasif, mempermalukan, dan menyakiti.

“Itu saya sikapi sebagai police misconduct. Bahkan abuse of power (menyalahgunakan wewenang). Polisi yang melakukannya harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Reza.

Terkait kejadian di Pulau Rempang itu, Reza pun menyampaikan, semestinya Polri memiliki transparansi dan akuntabilitas.

Hal itu untuk memastikan strip search benar-benar dilakukan secara terukur dan tidak menjadi perlakuan tidak manusiawi terhadap masyarakat.

Baca juga: Mencekam! Panglima Pajaji Datang ke Batam, Satukan Kekuatan dengan Sultan Melayu Bela Rempang

Baca juga: Diiringi Caci Maki dan Menahan Tangis, Polisi ini Temui Pendemo Rempang Agar Kericuhan Disudahi

Warga Rempang Menangis Pilu Tak Ingin Direlokasi, Sebut Pusaka Nenek Moyang

Tangis warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, pecah saat terus dipaksa meninggalkan tanah leluhurnya untuk proyek Rempang Eco City.

Warga Pulau Rempang diharuskan mengosongkan wilayahnya sampai tanggal 28 September 2023.

Seorang warga bernama Sarah pun tak kuasa menahan tangisnya saat meluapkan amarah karena terus didesak meninggalkan rumahnya.

Sarah dan warga Pulau Rempang lainnya bersikukuh enggan meninggalkan tanah leluhurnya.

Tangis pilu warga Pulau Rempang itu terlihat dalam tayangan FAKTA tvOne, Rabu (12/8/2023).

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved