Berita Viral

Polisi Paksa Warga Rempang Telanjang Dada saat Diamankan Usai Demo, Pengamat : Pelecehan!

Polisi paksa warga Rempang telanjang dada saat diamankan usai demo. Padahal tindakan itu menimbulkan traumatis pada demonstran. Kini, aksi polisi melu

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Polisi paksa warga Rempang telanjang dada saat diamankan usai demo (kiri) dan Warga Pulau Rempang bernama Sarah (kanan) 

"Kami tidak dikasih tahu mau direlokasi, tiba-tiba disuruh pindah tanggal 28 (September 2024 -red), kami macam anak ayam aja, ayam dipindah aja ada rumahnya," ucap seorang warga.

BELA REMPANG! UMY Tegas Utus Advokat Bebaskan Bang Long Usai Dituding Provokator saat Demo
BELA REMPANG! UMY Tegas Utus Advokat Bebaskan Bang Long Usai Dituding Provokator saat Demo (Tribun Medan)

Menambahi ucapan warga tersebut, Sarah lantas meluapkan kekesalannya terhadap keputusan pemerintah merelokasi warga demi membangun proyek yang digadang-gadang bisa mendatangkan investasi bernilai fantastis.

Sarah mengaku tidak akan pernah meninggalkan Pulau Rempang.

"Saya sedih diusir dari kampung halaman sendiri," ujar Sarah sembari menangis.

"Kami tak mau keluar, walaupun ditembak mati, kami tak mau kau kuasai kampung kami."

"Pak Jokowi, kami tak mau keluar dari kampung kami," imbuhnya.

Sarah dan warga Pulau Rempang lainnya memiliki alasan kuat untuk tidak meninggalkan tanah kelahirannya.

Bukan karena uang, Sarah menyebut akan mempertahankan tanah Pulau Rempang yang menjadi warisan nenek moyangnya.

"Kami diri kami sudah dijatuhkan betul-betul, kami dihina, diinjak," ujar Sarah.

"Ini bukan tanah, ini tanah nenek moyang kami. Kami tidak beli, ini pusaka nenek moyang kami," imbuhnya.

Meski warga menolak keras, pemerintah terus berupaya merelokasi penghuni Pulau Rempang.

Bahkan, pendaftaran relokasi tahap I bagi warga Pulau Rempang dijadwalkan berakhir pada Rabu (20/9/2023).

Namun, banyak warga yang memilih tetap bertahan di Pula Rempang.

“Jangan kami diintervensi. Sampai sekarang kami tak mau daptar, kalau kami daptar ke posko artinya kami menyerah. Kami masih bertahan di kampung kami, kami tak mau direlokasi,” ujar seorang warga Kampung Tua Pasir Panjang, Launidin, dikutip dari TribunBatam.id, Selasa (19/9/2023).

Sementara itu, Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariasuty Sirait mengklaim sudah ada lebih dari 100 kepala keluarga yang mendaftar ke posko relokasi.

Meski begitu, Ariastuty tak menyebutkan secara rinci angka pastinya.

(*/TRIBUN-MEDAN) 

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved