Pj Gubernur Ratas Pelajari Distribusi Beras, Harga Jauh di Atas HET
... secara angka produksi beras di Sumut berada di posisi surplus 321.546 ton pada bulan Agustus.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Penjabat Gubernur Sumut Hassanudin mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk menstabilkan harga kebutuhan pangan khususnya beras yang belakangan ini naik di atas harga acuan tertinggi (HET).
"Tadi saya melakukan rapat terbatas, waktu demi waktu selalu kita pantau," ujar Hassanudin, di Medan, Kamis (28/9/2023).
Hassanudin memastikan, kebutuhan stok beras di Sumut mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu, kata Hassanudin, pihaknya akan mencoba mempelajari situasi pendistribusian beras terlebih dahulu.
"Kalau menurut data kita cukup, demikian kita harus lihat pendistribusiannya," kata Hassanudin.
Sebelumnya, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumut melakukan inspeksi mendadak di sejumlah pasar Kota Medan dan menemukan harga beras medium dijual paling mahal Rp 15.000 atau lebih tinggi dari harga acuan tertinggi yakni Rp 11.500.
Baca juga: Harga Beras Melambung Tinggi, Disperindag Sumut Beberkan Penyebabnya
Dalam hal itu, mantan Pangdam I Bukit Barisan ini memastikan tidak adanya penimbunan beras yang terjadi di seluruh wilayah Sumut, termasuk Kota Medan.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Provinsi Sumut, Mulayadi Simatupang mengaku akan melakukan investigasi penyebab naiknya harga beras medium, diantaranya dengan melakukan pengecekan langsung ke kilang-kilang padi yang ada di daerah itu.
"Ini perlu kita coba lihat nanti bersama Dinas Pertanian, kita sisir kilang-kilang padi dan lainnya untuk mengetahui penyebab utamanya,” ujar Mulyadi Simpatupang usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Sukaramai, Medan, Jumat.
Mulyadi menjelaskan, berdasarkan pantauan tim pasar di lapangan, harga beras medium ditemukan paling mahal berada di angka Rp 15.000 per kg. Padahal harga eceran tertinggi (HET) sekitar Rp 11.500 per kg.
"Masih di atas harga acuan penjualan, beras medium paling mahal Rp 15.000 per kg," kata Mulayadi.
Ia mengungkapkan, secara angka produksi beras di Sumut berada di posisi surplus 321.546 ton pada bulan Agustus. Oleh sebab itu, pihaknya akan mencari tahu penyebabnya.
“Kita terus surplus di tahun ini sampai bulan Agustus, 321.546 ton, tetapi kendala kita pasokan lokal saat ini berkurang," kata Mulyadi.
Diberitakan sebelumnya, sejak beberapa minggu terakhir, harga komoditas beras terpantau menunjukkan tren kenaikan.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag), rata-rata harga beras kualitas medium di Sumut telah mencapai Rp 13 ribu per kilogram.
Kasi Pengendalian Barang Pokok Harga dan Promosi Disperindag Sumut, Iskandar Zulkarnaen menyebutkan berdasarkan upaya penelusuran yang dilakukan Disperindag ESDM, Biro Perekonomian, Dinas Ketahanan Pangan TPH, Bulog, Bank Indonesia, dan stakeholder lainnya, ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi harga komoditas beras di Sumut melonjak.
2,5 Ton Beras Digelontorkan di Pasar Murah, Digelar Dua Hari di Disperindag ESDM Sumut |
![]() |
---|
Pemprov Intervensi Produksi, Distribusi, dan Konsumsi Beras, Antisipasi Kenaikan Harga |
![]() |
---|
Harga Beras di Kabupaten Sergai Ikut Naik, Pemilik Grosir dan Warga Mengeluh |
![]() |
---|
Harga Cabai Rawit Hijau hingga Beras Medium Naik di Sumut, Bawang Merah Malah Anjlok |
![]() |
---|
Harga Beras Medium Bulog Naik, Pedagang di Medan Keluhkan Sulitnya Pembelian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.