Berita Viral

Sosok Shelma, Remaja 14 Tahun yang Tinggal di Kampung Mati, tak Punya Tetangga, ke Sekolah 1 Jam

Baru-baru ini, kisah seorang gadis bernama Shelma yang punya rumah tanpa tetangga dan penuh rumput tengah menjadi sorotan.

Editor: Liska Rahayu
Tribun Jatim
Viral Kisah Gadis 14 Tahun Tinggal di Kampung Mati, tak Ada Tetangga, ke Sekolah 1 Jam, Ini Sosoknya 

Kini, hanya tersisa Septi dan orangtuanya saja yang tinggal di kampung tersebut.

Bukan cuma terpencil, rumah Septi juga angker karena lokasinya berada di tengah-tengah hutan belantara.

Septi dan ibunya, Sumiati mengaku sering melihat penampakan yang ada di sekitar rumahnya itu.

Ayah Septi, Sumiran mengaku sudah tinggal di rumah tersebut selama 24 tahun.

"Tinggal di sini sudah 24 tahun, dari masih banyak warganya sampai sekarang tinggal rumah kami saja," kata Sumiran dilansir dari Youtube Jejak Bang Ibra, Senin (29/5/2023).

Menurut Sumiran, dulunya di kampung mati tersebut terdapat 7 rumah.

"Tadinya ada 7 rumah, pada pindah sekarang tinggal satu (rumah), saya," ungkap dia.

Ia mengatakan, sudah sekitar empat tahun ini para tetangganya meninggalkan kampung mati tersebut.

Dari enam KK yang meninggalkan kampung mati itu, masih ada satu rumah yang masih kokoh berdiri.

Namun pemilik rumah tersebut sudah pergi meninggalkan kampung itu dan pindak ke kampung sebelah.

Meski tinggal di tengah hutan sendirian, Sumiran mengaku tak takut.

"Enggak ada yang saya takuti, dari dulu di sini enggak ada apa-apa," tuturnya.

Hal itu justru berbeda dengan cerita Septi dan ibunya.

Sang ibu pernah punya pengalaman mengerikan saat suaminya sedang pergi ke kampung sebelah.

"Tiba-tiba pas mati lampu ada yang gebrak meja, lalu pindah ke kamar," kata Sumiati.

Cerita serupa juga pernah dialami oleh Septi di rumah angker tersebut.

"Aku lihat ada badannya tinggi, warna putih, sering lihat juga yang lewat di dekat pohon bambu," tutur Septi.

Meski kondisi rumahnya sangat sederhana terbuat dari kayu dan lantainya masih tanah, Septi dan orangtuanya betah tinggal di sana.

Sumiati pun mengaku harus berjalan jauh untuk membeli kebutuhan sayur di pasar.

"Ke pasar dua minggu sekali, jalan kaki jauh. Sekitar 1 km lebih," katanya.

Meski jarak rumahnya ke sekolah jauh, namun Septi tetap semangat mengejar cita-cita.

Septi yang hobi menggambar itu memiliki cita-cita menjadi seorang guru melukis.

Demi menempuh pendidikan dan tetap mendapatkan ilmu, Septi menempuh jarak yang jauh.

Septi, siswi SD di Yogyakarta ini harus menempuh perjalanan jauh untuk bisa bersekolah.

Setiap harinya, ia melewati jalan setapak bebatuan dan tanah merah.

Jalan yang dilalui Septi dirimbuni pepohonan dan sisi kanannya terdapat tebing tinggi.

Ia juga harus melewati sungai dan jembatan bambu sudah sudah mulai rusak.

Belum lagi Septi harus melewati pepohonan bambu yang terlihat angker ketika hari mulai gelap.

Perjalanan lebih dari satu kilometer harus dilalui Septi setiap harinya untuk bisa bersekolah.

Meski harus berjalan kaki dengan kondisi jalanan yang mengerikan, Septi tetap semangat pergi ke sekolah.

"Kalau hujan juga tetap berangkat (sekolah)," kata Ayah Septi, Sumiran dikutip dari Youtube Jejak Bang Ibra, Senin (29/5/2023) via Tribun Bogor.

Jarak yang ditempuh Septi dari rumah ke sekolah lalu kembali lagi ke rumah sekitar 3 kilometer.

Itu artinya, siswa kelas 3 SD itu harus jalan kaki sepanjang 3 km setiap hari demi bisa bersekolah.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved