Virus Nipah Belum Terdeteksi di Medan

Sejauh ini virus nipah belum terdeteksi di Kota Medan. Meski belum terdeteksi Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah diterima.

SHUTTERSTOCK/RUKSUTAKARN studio
ANCAMAN baru virus Nipah seperti virus Corona mengkhawatirkan, bisa menyebar ke Sumut dari Malaysia. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Bidang Pelayanan Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Medan, Pocut Fatimah Fitri mengatakan, sejauh ini virus nipah belum terdeteksi di Kota Medan.

Dijelaskan Pocut, meski belum terdeteksi Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah diterima oleh pihaknya.

Dikatakannya, saat ini langkah yang dilakukan Dinkes Medan untuk pencegahan virus nipah masih dalam bentuk edaran tertulis.

"Virus nipah belum ada sampai saat ini di Kota Medan. Mudah-mudahan penyakit ini tidak sampai ke Medan. Langkah kita masih mengedarkan surat dari Kemenkes ke seluruh Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Kota Medan," terangnya kepada Tribun Medan, Senin (2/10/2023).

Pocut menjelaskan virus nipah merupakan virus yang menyerang pernafasan manusia dan virus ini berasal dari hewan dan bisa menular ke manusia (zoonosis). Virus nipah ini, kata Pocut jika berdasarkan informasi dari Kemenkes, mulanya dari hewan kelelawar buah dan babi.

"Kelelawar berperan sebagai hewan pembawa virus nipah, tetapi untuk penularannya ke hewan lainnya diperlukan induk semang perantara, yaitu babi," ucapnya.

Dikatakannya, walaupun hingga saat ini belum ditemukan kasus virus nipah pada manusia maupun hewan ternak di Indonesia, beberapa orang masih khawatir akan bahaya virus ini.

"Makanya Kemenkes mengingatkan setiap orang waspada infeksi virus nipah karena Indonesia berisiko mengalami kejadian luar biasa (KLB) terhadap wabah ini. Karena, letak geografis Indonesia berbatasan langsung dengan beberapa negara yang pernah terjangkit penyakit ini," paparnya.

Pocut juga memaparkan gejala apabila seseorang terinfeksi virus nipah.

Baca juga: Dinkes Pastikan Virus Nipah Belum Masuk ke Kota Medan, Berikut Ini Gejala dan Hewan Penyebar Virus

"Orang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan dan Infeksi saluran pernafasan akut (Ispa),"terangnya.

Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut. "Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian," pungkasnya.

Untuk pencegahan dikatakan Pocut, untuk saat ini masyarakat diminta agar tidak memakan aren dari pohonnya langsung. "Sebab kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren pada malam hari. Jadi sebelum dikonsumsi pastikan di masak terlebih dahulu," terangnya.

Pocut juga meminta masyarakat untuk menghindari hewan ternak seperti babi dan kuda. "Karena kedua hewan tersebut rentan terkena virus nipah. Apabila memang mengharuskan memegang hewan ternak itu gunakan pakaian APD. Ini berdasarkan arahan Kemenkes," ucapnya.

Ia juga menyarankan, agar seluruh buah yang hendak dikonsumsi untuk dicuci terlebih dahulu.

“Kalau ada buah dari pohon yang sudah digigit hewan apapun segera dibuang. Dan konsumsi daging ternak itu harus secara matang," pungkasnya. (cr5/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved