Viral Medsos
INILAH Penampilan SBY yang Duduk Disamping Prabowo saat Perayaan HUT ke-78 TNI
PRABOWO DAN SBY Duduk bersama saat upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI) dilangsungkan di Monumen Nasional
Sementara itu, Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo terpilih sebagai Kepala Staf Umum.
Marsekal (Purn) Chappy Hakim dalam bukunya berjudul "Menjaga Ibu Pertiwi & Bapak Angkasa”, menulis bahwa sebulan kemudian, Presiden Soekarno melantik Soedirman menjadi Panglima Besar di Yogyakarta.
Setelah Soedirman resmi dilantik, TKR mengalami dua kali perubahan nama pada Januari 1946.
Pertama, Tentara Keselamatan Rakyat kemudian menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Pada 5 Mei 1947, dikeluarkan Penetapan Presiden yang memutuskan dalam waktu sesingkat-singkatnya mempersatukan TRI dengan laskar-laskar ke dalam satu organisasi tentara.
Pelaksanaannya diserahkan kepada sebuah panitia yang dipimpin Bung Karno sendiri.
Dalam menjalankan tugasnya, Bung Karno dibantu oleh tiga wakil ketua, yakni Wakil Presiden Moh Hatta, Menteri Pertahanan dan Panglima Besar dengan anggota antara lain Kepala Staf Umum Markas Besar Tentara dan para pimpinan badan-badan perjuangan.
Hasil kerja panitia dikeluarkannya Penetapan Presiden pada 7 Juni 1947.
Penetapan itu menyatakan bahwa sejak 3 Juni 1947, telah ditetapkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Terbentuknya TNI juga menandai berakhirnya dualisme antara tentara reguler dan formasi-formasi ireguler.
“TNI adalah satu-satunya wadah bagi semua pejuang bersenjata,” tulis Chappy dalam bukunya.
Sementara itu, pucuk pimpinan TNI tetap dipegang Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Penetapan Presiden tersebut baru dalam tahap perubahan nama saja.
Susunan organisasi TNI yang sempurna belum dibuat ketika Belanda melancarkan aksi militernya pada 21 Juli 1947.
Pada Minggu pagi, 21 Juli 1947, puluhan ribu balatentara Belanda beserta ratusan tank dan pesawat tempur melancarkan serangan besar-besaran terhadap Indonesia.
Serangan yang kemudian disebut Agresi Militer Belanda I itu mengakibatkan kerusakan hebat di berbagai wilayah.
Seusai agresi militer pertama, Belanda kembali melancarkan agresi militer kedua.
Permerintah Indonesia kembali berunding dengan Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (KMB).
Hasilnya, Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia Serikat.
Akibatnya, angkatan perang pun dibentuk dari TNI dan tentara Belanda KNIL, lalu dinamai Angkatan Perang RIS (APRIS).
Pada 17 Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan sehingga APRIS pun menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).
Perjalanan angkatan perang Indonesia terus berlanjut.
Pada 1962, dilakukan integrasi angkatan perang dengan kepolisian negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Menjelang berakhirnya era kepemimpinan Bung Karno pada 1962, kekuatan angkatan perang Indonesia tengah mencapai puncaknya, termasuk kekuatan alutsista.
Pembangunan kekuatan tersebut tidak terlepas dari dukungan Uni Soviet yang ketika itu masih menjadi salah satu poros kekuatan dunia pada era perang dingin.
Dukungan ini tampak, khususnya kepada Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
“Pada era itulah, Angkatan Udara Indonesia menjadi salah satu pasukan udara yang ditakuti di dunia,” kata Chappy yang merupakan mantan Kepala Staf TNI AU itu.
Lambat laun, situasi politik di Indonesia kembali mengubah keberadaan ABRI.
Pada 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri.
Sebutan ABRI dihapuskan, dan kembali menggunakan TNI sehingga panglima ABRI juga kembali menjadi panglima TNI.
TNI kemudian dibagi menjadi tiga matra, yakni darat, laut, dan udara.
(*/tribun-medan.com)
Artikel ini sebagian diolah dari Kompas.com
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Baca juga: PENAMPAKAN Syahrul Yasin Limpo di Kantor Kementerian Pertanian hingga Berpamitan ke Pegawai Kementan
Baca juga: Direktur Operasional II PT Bukaka Teknik Utama Tersangka di Kejagung RI, Inilah Manajemen PT Bukaka
Baca juga: SOSOK Sofiah Balfas, Direktur PT Bukaka Teknik Utama Jadi Tersangka Baru Kasus Korupsi Tol MBZ
Baca juga: Siapa Pemilik PT Bukaka yang Direkturnya Jadi Tersangka Korupsi Tol MBZ? Ternyata Keluarga Besar Ini
Baca juga: INI PESAN Sukses KSAD Jenderal TNI Dudung di Hadapan 3.700 Mahasiswa: Lakukan Terbaik Secara Optimal
Baca juga: Mahfud MD Dorong Penemuan 12 Senjata Api di Rumah Syahrul Yasin Limpo Hasil Dari KPK di Proses Hukum
Baca juga: TEGAS TANGGAPAN Mahfud MD soal Temuan 12 Senjata Api di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo
Baca juga: SOSOK Putri Mentan Syahrul Yasin Limpo yang Baru Dilantik Jadi DPR RI Pengganti Almarhum Rapsel Ali
Baca juga: MINTA JATAH Rp 124 Miliar Uang Korupsi BTS Kominfo, Kenapa Kejagung Tak Menjerat Edward Hutahaean?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.