Berita Viral

TERKUAK Sosok Jenazah Wanita yang Diarak Pasukan Hamas, Ternyata Seniman Tato dari Jerman

Kini terungkap sosok mayat perempuan yang berada di jok belakang sebuah mobil milik kelompok Hamas tersebut. Dia adalah Shani Louk seorang seniman

Editor: Liska Rahayu
Instagram Shani Louk
TERKUAK Sosok Jenazah Wanita yang Diarak Pasukan Hamas, Ternyata Seniman Tato dari Jerman 

TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini, beredar di media sosial twitter (X), pasukan Hamas bersorak sambil mengarak jenazah wanita.

Video itu dibagikan oleh media NextaTV.

Dalam narasi yang dibagikan:

"The young woman who was mutilated, kidnapped and killed by Hamas terrorists was identified by a tattoo on her leg - social networks

The young woman came to a music festival near the border with the Gaza Strip. Social media users identified her by tattoo on her leg."

Atau dalam bahas Indonesia:

Wanita muda yang dimutilasi, diculik dan dibunuh oleh teroris Hamas diidentifikasi melalui tato di kakinya - jejaring sosial

Wanita muda itu datang ke festival musik di dekat perbatasan Jalur Gaza. Pengguna media sosial mengidentifikasinya dengan tato di kakinya.

Kini terungkap sosok mayat perempuan yang berada di jok belakang sebuah mobil milik kelompok Hamas tersebut.

Dia adalah Shani Louk seorang seniman tato berusia 30 tahun asal Jerman.

Sebelumnya viral di media sosial, seorang wanita yang diduga telah tewas dan dalam kondisi setengah telanjang di arak dengan menggunakan mobil milik kelompok Hamas.

Dua orang pejuang Hamas duduk di atas mayat tersebut.

Kelompok Hamas menyebut wanita tersebut adalah tentara Israel.

Namun dari tato yeng terlihat di kakinya, wanita itu diketahui bersama Shani Louk.

Saat Hamas melancarkan serangan dan menembus perbatasan Israel, Shani Louk sedang mengikuti acara festival musik untuk perdamaian.

TERKUAK Sosok Jenazah Wanita yang Diarak Pasukan Hamas, Ternyata Seniman Tato dari Jerman
TERKUAK Sosok Jenazah Wanita yang Diarak Pasukan Hamas, Ternyata Seniman Tato dari Jerman (Instagram Shani Louk)

Ricarda, ibunda Shani, mengaku sangat terpukul dan meminta bantuan mencari kepastian nasib puterinya.

"Kami mendapat kiriman video di mana saya dapat dengan jelas melihat putri kami tidak sadarkan diri di dalam mobil bersama orang-orang Palestina dan mereka berkendara di sekitar Jalur Gaza.

'Saya meminta Anda untuk mengirimkan kepada kami bantuan atau berita apa pun. Terima kasih banyak," kata Ricarda melalui pesan videonya.

Seperti dilansir Daily Mail, sepupu Shani, Tomasina Weintraub-Louk, yakin bahwa wanita tersebut adalah Shani. Itu terlihat dari tato yang ada di kaki dan rambut yang tergerai.

"Kami tidak mendapat kabar apa pun dan berharap mendapat kabar positif. Sudah pasti perempuan itu adalah Shani.

Dia hadir dalam sebuah festival musik untuk kampanye perdamaian. Ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi keluarga kami," tuturnya.

AS Kirim kapal induk

Sementara itu Amerika Serikat telah memindahkan beberapa kapal induk, kapal dan jet ke Mediterania timur. AS juga akan memberi bantuan Israel peralatan dan amunisi tambahan kepada Israel.

Presiden Biden menyebut serangan Hamas ke Israwl Selatan disebut sebagai “serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengerikan”.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken AS juga mengatakan, pihaknya sedang berupaya memverifikasi laporan bahwa warganya termasuk di antara mereka yang terbunuh dan ditawan.

Israel mengatakan lebih dari 600 orang tewas dan 100 orang diculik.

Di Gaza, setidaknya 313 orang tewas akibat serangan udara balasan Israel, menurut pejabat Palestina.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kapal induk USS Gerald R Ford, sebuah kapal penjelajah rudal dan empat kapal perusak rudal sedang menuju ke wilayah tersebut. Jet tempur AS juga akan dikirim.

Bantuan militer lebih lanjut ke Israel akan dikirim dalam beberapa hari mendatang, kata Gedung Putih.

AS berupaya untuk memastikan bahwa musuh-musuh Israel tidak akan mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini.

Keterlibatan Iran

Presiden Iran Ebrahim Raisi telah menyatakan dukungannya terhadap serangan Hamas, dan mengatakan bahwa Israel perlu dimintai pertanggungjawaban karena membahayakan wilayah tersebut.

Hamas mengatakan bantuan dari Iran membantunya melancarkan serangannya, yang melibatkan roket, drone, dan militan yang menggunakan paralayang dan menyebabkan ratusan pejuang menerobos benteng perbatasan Israel di sekitar Jalur Gaza.

Antony Blinken mengatakan AS belum melihat bukti keterlibatan langsung Iran, namun Iran telah membantu kelompok yang berbasis di Gaza selama bertahun-tahun.

“Hamas tidak akan menjadi Hamas tanpa dukungan yang diperolehnya selama bertahun-tahun dari Iran. Kami belum melihat bukti langsung bahwa Iran berada di balik atau terlibat dalam serangan ini.

Namun dukungan selama bertahun-tahun sudah jelas,” katanya.

Juru bicara Militer Israel Letkol Jonathan Conricus mengatakan bahwa Israel akan melakukan respon yang belum pernah dilakukan sebelumnya terhadap operasi melawan Hamas.

"Biasanya itulah tahap ketika dunia mulai menghitung jumlah kematian warga Palestina dan menguliahi kami tentang kemanusiaan dan penggunaan kekuatan," katanya.

Conricus menegaskan kembali bahwa tanggapan Israel akan tidak seperti apa pun yang pernah mereka lakukan di masa lalu.
"Mungkin kami tidak akan lunak seperti sebelum-sebelumnya," ujarnya.

Serangan Hamas dimulai tepat setelah fajar pada hari Sabtu, yang merupakan hari Sabat Yahudi dan hari raya Simchat Torah.

Kelompok bersenjata Hamas menerobos pagar yang dijaga ketat yang melapisi perimeter Gaza dan menyeberang ke Israel selatan dengan sepeda motor, paralayang, dan melalui laut.

Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan jumlah militan Hamas mencapai ratusan, sementara lebih dari 3.000 roket ditembakkan ke kota-kota di seluruh Israel sepanjang hari.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

 

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved