Viral Medsos
GIBRAN - Antara Ikhlas dan Tidak Ikhlas - Politik Jokowi: Untuk Persatuan Indonesia Menuju Emas 2045
Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku sudah bertemu dan berbicara dengan Gibran Rakabuming soal situasi politik terkini.
TRIBUN-MEDAN.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka diprediksi akan ikut mencalonkan diri jadi calon wakil presiden (Cawapres) 2024-2009. Putri sulung Presiden Jokowi itu akan mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku sudah bertemu dan berbicara dengan Gibran Rakabuming soal situasi politik terkini.
Puan mengatakan bahwa ada kemungkinan kader PDIP itu ikut berkompetisi Pilpres 2024.
Pertemuan itu digelar pada Jumat (20/9/2023). Gibran pun menyampaikan bahwa dirinya diusung Partai Golkar untuk jadi cawapres 2024. “Sudah bertemu dengan mas Gibran. Dia menyampaikan bahwa ada kemungkinan ikut kompetisi Pilpres,” kata Puan usai bertemu relawan Ganjar-Mahfud di Grand City Surabaya, Sabtu (21/10/2023).
Gibran juga telah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, Puan mengaku tak tak ingin berkomentar lebih jauh mengenai hal tersebut. Sebab, Gibran masih sebatas direkomendasikan Partai Golkar dan belum ada keputusan final terkait cawapres Prabowo.
“Saya belum bisa berkomentar apa-apa, tunggu dulu," ujar putri dari Megawati Soekarnoputri itu.
Selain itu, Puan juga menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada 'Teman jadi Lawan'. Hal ini pun dianggap sebagai tantangan. “Banyak sekali tantangan. Ada "teman menjadi lawan". Kadang kita selalu berpikir bahwa itu enggak mungkin dan hanya basa-basi media saja,” kata Puan.
Karenanya, partai koalisi pengusung Ganjar-Mahfud berkomitmen untuk mengantisipasi "badai" yang mungkin datang. Termasuk untuk merebut suara dan memenangkan pasangan ini. "Antisipasi akan sangat baik apabila kita bersatu. Ini bukan tentang Ganjar-Mahfud, tapi untuk Indonesia,” papar dia.
Dia juga menegaskan bahwa Gibran ditugaskan menjadi juru kampanye (jurkam) Ganjar-Mahfud. Namun, penugasan itu nampaknya di ambang ketidakpastian. "Ya sampai saat ini masih kami tugaskan karena belum ada keputusan apa-apa dari mas Gibran, karena belum pasti,” tutur Puan.
Andika Perkasa: Saya Yakin PDIP Ikhlas
Di sisi lain, Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP) Andika Perkasa meyakini PDI Perjuangan (PDIP) mengikhlaskan jika Gibran Rakabuming Raka didapuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Meski Gibran sejatinya masih berstatus sebagai kader PDIP. "Oh saya yakin (ikhlas). Walaupun saya enggak tahu nanti kan. Pasti sangat lah (diikhlaskan)," kata Andika di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (22/10/2023), dikutip dari Kompas.com.
Andika juga berbicara soal komposisi alternatif juru kampanye nasional (Jurkamnas) pemenangan Ganjar-Mahfud MD bila ditinggal Gibran. Ia menekankan TPN GP sejatinya diisi dari berbagai kalangan. "Sekarang pun kan bukan hanya dari empat partai itu (PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo). Tapi juga profesional juga kalangan anak-anak muda, Gen Z, milenial. TPN juga membuka kok. Jadi tidak hanya harus dari misalnya empat parpol yang mendukung ini,"ujar Andika.
Mantan Panglima TNI itu mengatakan jurkamnas masih tahap finalisasi. Struktur jurkamnas dan elemen lainnya dari TPN GP akan dipastikan tuntas pekan depan. "Finalisasi selain struktur organisasi, berarti di situ juga termasuk yang akan menjadi juru bicara, juru kampanye, termasuk tim-tim lain yang ada dalam struktur, juga visi-misi besok akan difinalisasikan,"jelas dia.
Politisi PDIP: Saya Tidak Ikhlas
Sementara, Politisi PDIP, Aria Bima mengaku tidak ikhlas jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Saya tidak ikhlas. Saya tidak ikhlas kalau Pak Jokowi dan Mas Gibran mendukung Prabowo," kata Aria, Jumat (20/10/2023).
Ia mengaku tidak ikhlas apalagi pencalonan Ganjar Pranowo dari PDIP adalah inisiasi dari Jokowi.
Aria bahkan tak mengerti alasan Jokowi kini mulai renggang dengan PDIP.
Meskipun demikian, Aria tetap meyakini bahwa Jokowi tidak akan mendukung Prabowo Subianto.
Ia juga kembali mengenang saat membantu Jokowi maju di Pilgub DKI Jakarta 2012. "Saya lihat sampai hari ini walau wacana publik masuk ke saya itu banyak hal mengenai kemungkinan Pak Jokowi tak mendukung, tapi hati kecil saya, Pak Jokowi tak meninggalkan calon PDIP," ungkapnya.
Ganjar: Saya Yakin Jokowi Masih Mendukung Saya
Sama halnya dengan Capres Ganjar Pranowo. Ia menyatakan hingga kini masih mempercayai bahwa Jokowi mendukungnya di Pilpres 2024. "Sampai hari ini saya masih percaya Pak Jokowi dukung saya. Sampai hari ini lho," kata Ganjar dalam wawancara eksklusif yang ditayangkan YouTube Mata Najwa, Kamis (19/10/2023).
Ganjar menyampaikan keyakinan itu salah satunya berasal dari pernyataan Jokowi di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP beberapa waktu lalu. Saat itu, Jokowi meminta Ganjar untuk segera menangani urusan pangan apabila terpilih dan dilantik menjadi presiden pada 2024. "Statement itu pasti tidak main-main," ujarnya.
Ganjar mengatakan hubungannya dengan Jokowi berjalan baik hingga saat ini. Dia menyebut dukungan dari Jokowi sangatlah penting bagi dirinya. "Pentinglah. Beliau kader kok. Kader PDI Perjuangan, jadi presiden. Kan Pak Jokowi orangnya juga diawal-awal mendorong saya untuk maju," tutur Ganjar.
"Dia ceritakan rambut putih, muka berkerut. Emang ada yang lain? Kan saya maksudnya itu. Jadi artinya jejak-jejak itu masih ada," sambungnya.
"Dugaan saya beliau (Jokowi) akan mengambil keputusan yang sangat baik setelah pulang dari luar negeri karena ketika kejadian-kejadian ini terjadi beliau kan sedang tidak ada di sini," kata Ganjar. Ia menilai Jokowi akan mengambil keputusan dengan sangat bijaksana. Oleh karena itu, ia tak ingin menduga-duga.
Ganjar mengatakan jika Jokowi memberikan karpet merah untuk Gibran maju sebagai cawapres Prabowo Subianto, maka hal itu merupakan hak demokrasi. Namun, ia meyakini Jokowi akan mendengarkan berbagai aspirasi dari masyarakat dan teman-teman dekat terkait keputusan Gibran maju sebagai cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Apakah dengan situasi seperti ini kelak kemudian Pak Jokowi akan mengambil yang kedua. Kita tidak pernah tahu. Apakah maju atau tidak. Kita tunggu keputusan Pak Jokowi," ucap Ganjar.
"Tapi saya haqul yakin karena banyak kawan-kawan yang sangat dekat dengan beliau, sudah berkomunikasi. Pasti beliau mendengarkan, tidak mungkin enggak. Saya tahu beliau sangat bijaksana," sambungnya.
Ahok: Pasangan Ganjar-Mahfud MD Pasangan Lengkap.
Sementara, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD merupakan pasangan lengkap.
Ahok menilai Ganjar dan Mahfud merupakan sosok yang berani membereskan akar persoalan bangsa, yakni korupsi. Hal itu disampaikan Ahok saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Ahok yakin Ganjar dan Mahfud akan benar-benar bisa mewujudkan "Indonesia Emas 2045".
"Ganjar-Mahfud ini pasangan yang cocok. Kalau ditanya apa akar masalah bangsa Indonesia, ya korupsi. Selain sistem yang bagus, butuh kepala yang berani lurus. Ganjar dan Mahfud adalah pilihan tepat untuk menyelesaikan itu," ujar Ahok.
Ahok mengaku mengenal betul sosok Ganjar. Keduanya pernah bersua bersama selama bertahun-tahun ketika menjadi anggota DPR. Saat itu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu di mata Ahok adalah sosok yang berani. Ia selalu vokal jika ada yang tidak sesuai. "Ganjar itu berani, vokal ngomong. Kalau bilang enggak, ya enggak. Dia berani kalau soal itu karena selalu memegang teguh ideologi dan keyakinan," tegasnya.
Karena itu, Ahok yakin bahwa berpasangan dengan Mahfud membuat koruptor tak akan berani macam-macam. Terlebih, Mahfud juga sangat tegas dalam urusan ini.
"Enggak ada orang yang berani ngomongin bukti terbalik atau sita harta segala macam. Saya yakin pasangan Ganjar-Mahfud bersatu, maka akar masalah bangsa yakni korupsi bisa selesai. Korupsi akan diberantas, birokrasi diperbaiki," ucapnya.
Bukan hanya retorika semata, lanjut Ahok, selama ini Ganjar dan Mahfud sudah membuktikan keberaniannya itu. Selama menjadi Gubernur Jateng, Ganjar beberapakali menyikat pejabat yang korup. "Ada enggak pejabat yang mau sikat koruptor dan perbaiki sistem? Ganjar sudah teruji. Ia lakukan itu, dia berani pecat orang, nggak ada urusan. Pak Mahfud juga berani teriak dan ngomong. Keduanya ngerti hukum semuanya," tegasnya.
Ahok menambahkan, Ganjar dan Mahfud merupakan sosok yang beragama dan takut dengan Tuhan. Pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan, karena ketika ia takut dengan Tuhan, ia tak akan berani macam-macam.
"Saya kenal Ganjar dan Mahfud, keduanya sosok religius yang takut pada Tuhan. Karakter keduanya teruji, track reccord-nya bagus dan berani. Kita bersyukur keduanya dipasangkan untuk membawa Indonesia Emas 2045," pungkasnya, dalam artikel Kompas.com (21/10/2023) yang berjudul "Ahok Sebut Ganjar-Mahfud Pasangan Lengkap karena Berani Sikat Koruptor"
Di sisi lain, Ahok menilai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka belum layak maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ahok berpendapat untuk jadi seorang pemimpin tak hanya modal berani untuk maju tapi juga rekam jejak yang jelas. Menurutnya, hal ini tidak instan. Perlu waktu dan pembuktian. "Saya tidak mau anak cucu saya harus menunggu sekian tahun lagi merasakan Indonesia maju. Kita enggak usah coba-coba deh, pilih yang pasti-pasti aja," ujar Ahok.
"Kalau belum punya pengalaman dan anda maju presiden atau wakil presiden, nanti anda nggak ngerti. Ini bukan soal belajar atau coba-coba lho. Ini negara dipertaruhkan untuk menjadi negara maju di tahun 2045, mana boleh kita kasih ke orang yang coba-coba."
Menurut Ahok, pemimpin negara ini perlu punya nyali besar apalagi untuk berhadapan dengan aneka masalah termasuk korupsi. Ahok mengatakan akar semua masalah di Indonesia adalah korupsi. "Mungkin dia (Gibran) jujur, tapi yang dibutuhkan tidak hanya jujur, melainkan jujur dan berani," tegasnya.
Partai Garuda: Jangan Terlalu Cepat Menilai Kemampuan Gibran
Sementara, Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana menyebut Ahok terlalu cepat menilai kemampuan Gibran.
"Saya kira kurang tepat kalau kita bicara seperti itu untuk menilai orang, banyaklah contohnya, di Tanah Air sendiri sudah banyak contohnya, di dunia sudah banyak, untuk melihat itu terlalu cepatlah saya kira Pak Ahok seperti itu, nggak tepat lah," kata Ahmad Ridha Sabana kepada wartawan di Kantor DPP Partai Garuda, Jakarta Pusat, Sabtu (21/10/2023).
Dia menyebut Gibran sangat cakap dan memiliki potensi untuk mewakili kaum muda dan milenial.
Dia mengatakan pengalaman Gibran memimpin Solo merupakan salah satu bukti kemampuan Gibran untuk memimpin Indonesia.
"Saya yakin Mas Gibran sangat cakap, dan sangat potensial dan bisa memimpin mewakili kaum muda, dan kesempatan beliau menjadi wali kota saya rasa sudah sangat cukup, banyak kita dengar bahwa posisi wali kota dan itu langsung saya kira itu juga samalah miniaturnya, bahkan beliau langsung terhadap masyarakat dan menghadapi berbagai permasalahan," ujarnya.
Partai Gelora dan Golkar Dukung Gibran
Di sii lain, Gibran Rakabuming Raka telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta pada Sabtu (21/10/2023) malam.
Momen pertemuan tersebut dibagikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah.
Dalam foto yang diunggah akun Twitter atau X @Fahrihamzah, Gibran terlihat mengenakan batik berwarna merah.
Tampak dalam foto ada Anis Matta dan Fahri Hamzah. Di sebuah meja panjang tempat mereka berkumpul, tuan rumah Partai Gelora menyajikan beberapa makanan ringan kepada Wali Kota Solo tersebut. Terlihat dua loyang pizza dan beberapa piring berisi makanan ringan.
"Terima kasih mas @gibran_tweet mampir makan pizza dengan kami malam ini," tulis @Fahrihamzah dikutip, Minggu (22/10/2023).
Kicaun Fahri tersebut langsung direspons Gibran. Tanpa banyak kata Gibran hanya tertawa ringan disertakan emoji tangan berbentuk hati. "Hehe," tulis @gibran_tweet.
Golkar Usung Gibran Jadi Cawapres Prabowo 2024
Sebelumnya, Partai Golkar telah resmi mendukung Gibran calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Dukungan ini disampaikan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) pada Sabtu (21/10/2023) kemarin.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengungkap dukungan terhadap Gibran ini berdasar hasil konsensus para Ketua DPD.
Merespons dukungan tersebut, Gibran mengaku akan berkoordinasi bersama Prabowo dan partai Koalisi Indonesia Maju atau KIM. "Selanjutnya, kami akan melakukan koordinasi dan tindak lanjuti bersama-sama dengan Pak Prabowo," ujar Gibran dalam konferensi pers di DPP Partai Golkar, Palmerah, Jakarta Barat, pada Sabtu (21/10/2023).
Selain bertemu dengan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Gibran sudah telah lebih dahulu bertemu dengan Ketua Umum Partai Aman Nasional (PSN), Zulkifli Hasan atau Zulhas. Kemudian menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Lalu pertemuan dengan Ketua Umum Pertai Persatuan Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra.
Pertemuan Gibran Rakabuming Raka dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berlangsung di Jalan Prapanca Raya No.10, Jakarta Selatan pada Minggu (22/10/2023) pagi pukul 08.23 WIB. Gibran mengenakan kemeja batik dan celana hitam, ia juga terlihat datang menggunakan mobil yang diparkir di dalam rumah AHY.
Pertemuan tersebut berlangsung selama sekitar satu jam. Gibran yang keluar dari rumah dan berjabat tangan dengan AHY tak mau memberikan keterangan. Dia hanya membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan ke arah wartawan yang menantinya di sana. Sama seperti Gibran, AHY yang mengenakan kemeja berwarna hijau juga tak memberikan keterangan soal pertemuan itu. Dia hanya melambaikan tangan sebelum masuk kembali ke kediamannya.
SBY: Gibran yang minta bertemu
Sementara, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebelumnya sempat menyatakan Gibran ingin menemuinya. Hal itu diungkap SBY melalui cuitan di akun media sosial X pribadi miliknya. "Tiga hari ini saya ada di Jateng. Saya dapat info, Mas Gibran ingin temui saya & AHY. Mungkin terkait pencalonan Mas Gibran sebagai cawapres. Silaturahmi Mas Gibran dengan saya & AHY itu baik. Namun, urusan cawapres sepenuhnya menjadi kedaulatan & kewenangan Pak Prabowo," cuitan SBY, Sabtu (21/10/2023) malam.
Meski demikian masih ada tahapan pertemuan para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju sebelum putusan akhir. Adapun rapat para ketua umum itu diperkirakan digelar Minggu (22/10/2023) hari ini sebelum dilangsungkan deklarasi Pasangan Prabowo Subianto hingga pendaftaran ke KPU RI.
Pertemuan Gibran dan Ketum PAN Zulhas
Sebelumnya, Gibran Rakabuming juga sempat bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di kediamannya.
Zulhas, sapaan Zulkifli, menggunggah foto pertemuan itu di media sosial Instagram miliknya. "Agar indonesia maju terus, silaturrahmi tidak boleh terputus. Bismillah mas Wali," tulis Zulhas dalam keterangan unggahan tersebut.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menilai unggahan Zulhas itu sebagai lampu hijau bagi Gibran untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024. Meskipun demikian, dia menyatakan keputusan akhir akan diumumkan oleh Prabowo.
“Kalau dari pengertian postingan Bang Zulhas hari ini, bilang Bismillah Mas Wali, itu berarti oke ya, berangkat jadinya, emang ada yang lain?” ujar Viva.
"Jadi ya dalam pertemuan tadi sih ya hanya penegasan aja, nanti secara resminya diumumkan Pak Prabowo."
Baca juga: PRESIDEN Jokowi Ngaku Sudah Restui Gibran Jadi Cawapres Prabowo Subianto: Gibran Sudah Dewasa

Presiden Jokowi: Indonesia Memerlukan Stabilitas Politik dan Berkelanjutan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali menegaskan, perlunya stabilitas politik untuk kemajuan Indonesia.
Seperti halnya pada Juni 2023 lalu, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia memerlukan stabilitas, keberlanjutan, serta kepemimpinan kuat dan berani.
"Ini menjadi kunci dalam mencapai Indonesia Emas 2045."
Jokowi menyampaikan hal ini dalam peluncuran Indonesia Emas 2045 dan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Hadir pula dalam acara ini sejumlah tokoh politik, di antaranya Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Menuju Indonesia Emas 2045 Indonesia harus maju, bersatu, kompak, dan bersama-sama.
Maka, Presiden Joko Widodo mengingatkan perlunya keberlanjutan dan kepemimpinan kuat, cerdas, dan berani untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan dalam peluncuran Indonesia Emas 2045, rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Jokowi menyebutkan bahwa tantangan bangsa Indonesia ke depan tidaklah mudah untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. Oleh karena itu, Presiden mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu untuk terus melaju mewujudkan visi tersebut. “Semoga Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa mempermudah upaya kita dalam meraih Indonesia Maju, Indonesia Emas yang kita cita-citakan. Marilah kita bersatu padu, Terus Melaju untuk Indonesia Maju,” ujar dia.
Presiden mengakui, dalam menghadapi tantangan tersebut pilihan kebijakan akan semakin sulit, sehingga dibutuhkan keberanian dan kepercayaan untuk mengambil keputusan yang sulit dan tidak populer. “Pemimpin itu harus punya public trust, karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengapresiasi peran dan dukungan semua pihak dalam menyelesaikan semua tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045.
“Terima kasih kepada pimpinan lembaga tinggi negara, para ulama, para tokoh agama, para tokoh masyarakat, dan para pemimpin adat, kepada guru, budayawan, tenaga kesehatan, dan awak media, partai politik, politisi, aparat pemerintah, dan TNI/Polri, serta kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah memberikan dukungan selama ini,” ujarnya.
Presiden menyebutkan, MPR RI telah berperan dalam memperkokoh fondasi kebangsaan, meningkatkan pemahaman ideologi bangsa, mengkaji substansi dan bentuk hukum pokok haluan negara, serta menguatkan kerja sama internasional untuk berkontribusi pada pemecahan persoalan global.
“Dukungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan berbagai lembaga negara juga sangat luar biasa besar dalam mendukung reformasi struktural, mendukung upaya perbaikan tata kelola pemerintahan, menghindari penyelewengan pengelolaan keuangan negara, dan mempersiapkan pelaksanaan pemilu serentak tahun 2024,” kata dia.
Sebagaimana diketahui slogan koalisi partai politik dalam mendukung capres-cawapres 2024 ini:
- Pasangan Prabowo-Gibran: Koalisi Indonesia Maju.
- Pasangan Ganjar-Mahfud: Koalisi Indonesia Emas.
- Pasangan Anies-Muhaimian: Koalisi Perubahan.
Maka bisa dipahami, Presiden Jokowi lebih mementingkan kelangsungan negara daripada kepentingan partai politik yang berkompetisi dalam 5 tahun sekali.
"Ini bukan soal siapa capres-cawapres ( 5 tahun sekali), tapi soal langkah atau tongkat estafet menuju Indonesia Emas 2045."
Baca juga: PILPRES 2024: POLITIK BERKELANJUTAN JOKOWI-PDIP KALAU ADEM-ADEM SAJA ENGGAK SERU
Baca juga: Beri Restu ke Gibran Jadi Cawapres, Puan Maharani Minta Jokowi Jangan Berpihak: Biar Adem Ayem
(*/tribun-medan.com)
Baca juga: SELENGKAPNYA Perjalanan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Tuti dan Amalia Baru Menjabat Ini
Baca juga: KILAS BALIK Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Propam Diminta Periksa Anggota Polisi Ponakan Yosef
Baca juga: INTIP POTRET Kecantikan KDL Finalis Putri Indonesia 2014, Suami Ganteng dan Lulusan Akpol 2016
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.