Viral Medsos

DIMANGSA PITON, Tulang Belulang Pemuda 19 Tahun Ini Ditemukan 6 Tahun Kemudian 

Ramadhan hilang sejak 6 tahun lalu. Kini, Polres Buton Tengah berhasil mengidentifikasi kerangka Ramadhan yang ditemukan warga di Desa Polindu.

Editor: AbdiTumanggor
Satreskrim Polres Buton Tengah
Polres Buton Tengah berhasil mengidentifikasi kerangka manusia yang ditemukan warga di desa Polindu, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, SulawesI Tenggara pada Rabu (25/10/2023) kemarin. Korban tersebut bernama Ramadhan (19) warga Desa Kanapa napa, Kecamatan Mawasangka, yang hilang sejak 6 tahun lalu. Keluarga memakamkan korban di desa Kanapa napa, Kamis (26/10/2023). (Satreskrim Polres Buton Tengah) 

Dimangsa Piton, Tulang Belulang Pemuda 19 Tahun Ini Ditemukan 6 Tahun Kemudian 

TRIBUN-MEDAN.COM – Ramadhan (19), warga Desa Kanapa Napa, Kecamatan Mawasangka, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, tinggal kerangka dan pakaian setelah dimangsa ular piton.

Ramadhan hilang sejak 6 tahun lalu. Kini, Polres Buton Tengah berhasil mengidentifikasi kerangka Ramadhan yang ditemukan warga di Desa Polindu, pada Rabu (25/10/2023) kemarin.

Keluarga meyakini kerangka Ramadhan dari pakaian yang dikenakan 6 tahun lalu.

“Kedatangan bernama Wa Oto yang melakukan pengecekan ketiga kalinya atas kerangka manusia yang diamankan di kantor Polsek Mawasangka. Ia menduga kalau kerangka manusia yang ditemukan tersebut kemungkinan adalah anaknya yang telah hilang sejak 6 tahun yang lalu,” kata Kasat Reskrim Polres Muna, Iptu Sunarton, pada Kamis (26/10/2023). 

Sunarton mengatakan, wanita berusia 56 tahun tersebut berkeyakinan bila kerangka tersebut adalah anaknya karena terakhir kali anaknya hilang menggunakan baju dan celana yang sama, dengan baju yang terdapat pada kerangka tersebut.

“Berdasarkan ciri pakaian yang ditemukan bersama kerangka manusia tersebut, dan atas dasar keyakinan dari Wa Oto beserta keluarga, maka kemudian Wa Oto meenyimpulkan kalau kerangka manusia yang ditemukan bersama 2 lembar pakaian tersebut adalah benar merupakan kerangka dari anaknya yang telah hilang sejak 6 tahun yang lalu,” ujar dia.

Wa Oto kemudian meminta kepada polisi agar dapat mengambil kerangka manusia tersebut untuk kemudian dilakukan prosesi pemakaman yang layak di Desa Kanapa Napa. “(Keluarga korban) menyatakan, menolak untuk dilakukan upaya apapun dari pihak kepolisian terhadap kerangka manusia tersebut termasuk upaya untuk diotopsi,” ucap Sunarton.

Kerangka tersebut kemudian dibawa pulang ke Desa Kanapa Napa yang dibantu oleh pihak anggota Polsek Mawasangka, mulai dari pengawalan hingga prosesi pemakaman di Desa Kanapa Napa.

Ular piton mangsa ternak.
Ular piton mangsa ternak. (tribunnewsmaker.com)

Ular Piton Ditangkap Warga

Di sisi lain, ular piton atau lebih dikenal sanca kembang sepanjang 2,5 meter berhasil ditangkap usai memangsa ternak milik warga yang tersimpan di kandang.

Menurut Sabar, Warga yang curiga dengan suara gaduh di belakang rumah, dirinya langsung mendatangi kandang dan menemukan ayam miliknya sudah dimangsa ular. Bersama warga lainnya, ular piton tersebut akhirnya ditangkap.

“Sekitar jam 06.00 pagi itu saya mendengar suara ayam gaduh, saya tengok. Kemudian saya melihat ada ular masuk ke dalam gorong-gorong, ternyata sudah makan ayam punya saya bersama anaknya itu ada 3 ikut hilang. Mungkin karena cuaca yang ekstrem panas terus mungkin ada kekurangan pangan, terus itu masuk ke rumah-rumah warga,” ujar Sabar.

Waluyo, seorang warga mengatakan, ular sepanjang 2,5 meter ini untuk sementara disimpan di kandang milik salah satu warga sebelum diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta.

“Ternyata ular bersembunyi di dalam gorong-gorong, lalu inisiatif dari rekan-rekan kita mengamankan ular tersebut. Ular cukup besar kurang lebih 2,5 meter, kalau bobot sekitar 6 sampai 7 kg,” ungkap Waluyo dikutip dari KOMPAS TV.

Ular yang masuk ke permukiman warga ini biasa terjadi saat musim kemarau, dan diduga karena pasokan makanan dihutan yang menipis, satwa ini akhirnya mencari makanan disekitar rumah warga.

Pakar ungkap jenis ular yang sering cari mangsa hingga masuk rumah saat musim hujan

Penemuan ular piton di rumah warga.
ular piton di rumah warga. (TikTok)

Datangnya musim hujan perlu diwaspadai karena potensi ular masuk rumah menjadi lebih tinggi. Penghuni rumah sebaiknya memahami cara mencegah ular masuk rumah agar tidak bertemu dengan hewan melata ini.

Selain itu, mereka juga disarankan mengetahui jenis ular apa saja yang kemungkinan masuk ke tempat tinggal mereka. 

Berikut empat jenis ular yang sering masuk rumah saat musim hujan menurut pakar:

1. Ular kobra

Ketua Yayasan Sioux Indonesia One mengatakan, salah satu jenis ular yang sering masuk rumah ketika musim hujan tiba adalah kobra atau Naja.

Jenis ular tersebut lebih berpotensi masuk rumah ketimbang king kobra atau Ophiophagus hannah yang habitatnya jauh dari manusia. "Kebanyakan mereka yang hidup di tanah atau terestrial yang akan muncul," ujar One, Kamis (26/10/2023).

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (28/10/2023), kobra termasuk ular berbisa yang mampu menegakkan dan memipihkan lehernya menyerupai sendok.

Kobra dapat dikenali dari ciri fisiknya yang berwarna hitam atau coklat tua dengan bagian kepala cenderung lebih terang.

Ular tersebut memiliki habitat di daerah tropis, seperti Afrika Selatan dan pulau-pulau di Asia. Khusus di Indonesia, kobra banyak ditemukan di tengah pemukiman warga.

2. Ular piton

One menyampaikan, piton juga menjadi salah satu jenis ular yang sering masuk rumah saat musim hujan tiba.

"Untuk ular tanah agak jarang. Kobra, piton (masuk rumah) karena shelter-nya (tempat berlindung) kebanjiran," ujar One.

Dilansir dari Kompas.com, piton adalah ular yang mempunyai kemampuan adaptasi sangat luas dan bagus. Hal tersebut dibuktikan dari cara piton bertahan di hutan belantara yang masih terjaga keasriannya.

Tak menutup kemungkinan, piton juga bertahan di lokasi terbuka sampai pemukiman penduduk.

Bila membahas mangsa piton, ular ini dapat melahap berbagai jenis hewan, seperti babi hutan maupun mamalia besar yang berada di hutan belantara.

Sementara itu, piton bisa memangsa manusia , tikus, ayam, kucing, dan ternak lainnya bila ular ini di pemukiman warga. 

3. Ular weling

Menurut One, weling atau Bungarus candidus juga sering masuk rumah selama musim hujan. Ia pernah mengulik soal morfologi weling bersama dosen Departemen Biologi FMIPA UI Andi Eko Maryanto.

Ia mengatakan, weling termasuk kelompok ular berbisa kuat berupa neurotoksin yang tersusun atas protein (3FTx), phospholipaseA2 (PLA2), dan Kunitz-typeserineprotease yang dapat mematikan.

Ular tersebut dapat dikenali dari pola lingkaran pada tubuhnya yang berwarna hitam dan putih.

Pola tersebut melingkar utuh dari dorsal hingga ventral atau perut weling.

4. Ular welang

Jenis ular terakhir yang sering masuk rumah ketika musim hujan adalah welang Bungarus fasciatus.

Welang berasal dari famili elapidae dengan genus bungarus, namun jenis ular ini berbeda dengan weling.

Welang yang disebut juga banded krait memiliki wilayah persebaran di seluruh Asia Tenggara.

Welang dapat ditemukan di Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Filipina, termasuk Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, welang dapat dikenali dari pola gelang pada tubuhnya yang berwarna hitam-putih atau hitam-kuning. Pola tersebut menyelimuti sisi atas, samping, dan perut welang.

Cara mencegah ular masuk rumah saat musim hujan

Penghuni rumah tentunya tidak ingin tempat tinggalnya dimasuki ular ketika musim hujan.

Agar hal tersebut tidak terjadi, berikut cara mencegah ular masuk rumah saat musim hujan:

1. Membersihkan rumah

Dilansir dari Kompas.com, salah satu cara mencegah ular masuk rumah selama musim hujan adalah membersihkan tempat tinggal.

Titik-titik di rumah yang jarang didatangi sebaiknya dibersihkan supaya ular tidak bertamu.

Perhatikan juga rumput yang sudah tinggi di halaman. Jika tidak segera dipangkas, ular bisa bersembunyi di lokasi ini

2. Gunakan jebakan tikus

Penghuni rumah perlu memahami bahwa tikus menjadi salah satu mangsa incaran ular. Sehingga, bila rumah dipenuhi tikus, ular dapat bertamu ke tempat tinggal mereka untuk mencari mangsa.

Karena alasan itulah penting untuk menggunakan jebakan supaya populasi tikus berkurang yang pada gilirannya meminimalisir potensi ular masuk rumah.

3. Gunakan peralatan khusus

Tidak ada penghuni rumah yang ingin rumahnya didatangi ular ketika musim hujan. Meski begitu, langkah pencegahan harus tetap dilakukan salah satunya dengan menyiapkan peralatan khusus.

Ular bisa dicegah masuk rumah dengan hook, grab stick, tongkat, senter, atau sapu. 

4. Pakai obat nyamuk

Obat nyamuk bisa dimanfaatkan untuk mengusir ular karena hewan melata ini tidak menyukai bau menyengat saat di ruangan tertutup.

Obat nyamuk yang dapat digunakan berupa obat nyamuk elektrik atau semprotan pengharum ruangan.

5. Tambah penerangan

Pasang juga lampu di halaman agar penghuni rumah dapat memantau pergerakan satwa di sekitar tempat tinggalnya.

Perlu diingat bahwa ular tidak takut dengan tali ijuk, garam, sabut kelapa, maupun belerang tabur.

(*/Tribun-medan.com)

Baca juga: FAKTA BARU KASUS SUBANG: Ketua RT Temukan Golok Namun Dijual dan Bocor Percakapan Yosef soal Motif

Baca juga: SOSOK Boasa Simanjuntak: Inisiator Save Babi - Advokat Gadungan, Kini Dipenjarakan Lamsiang Sitompul

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved