Berita Medan

Warga Keluhkan Proyek Underpass Jalan Gatot Subroto: Uang Pembebasan Lahan Belum Tuntas

Pembangunan underpass di kawasan Jalan Gatot Subroto (simpang Mall Manhattan-Jalan Ringroad) kota Medan mulai dilakukan.

Penulis: Anisa Rahmadani |

Pengendara Keluhkan Proyek Underpass Jalan Gatot Subroto, Warga: Uang Pembebasan Lahan Belum Tuntas

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pembangunan underpass di kawasan Jalan Gatot Subroto (simpang Mall Manhattan-Jalan Asrama) kota Medan mulai dilakukan.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan pun melakukan pengalihan arus lalu lintas selama proyek berlangsung.

Pengalihan arus lalu lintas buntut dari pembangunan underpass tersebut, membuat para pengendara mengeluh.

Salah satunya, Aan. Ia mengaku dampak dari pembangunan underpass ini membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan.

Tak hanya itu, pengalihan arus lalu lintas yang dilakukan Dishub Medan, membuat dirinya harus memutar jauh untuk bisa mengarah ke Pasar Sei Sikambing.

"Sebenarnya saya dukung penuh program underpass di depan Manhattan ini. Tapi, kalau seluruhnya dibangun secara serentak itu namanya buat masyarakat susah," ujar Aan, Selasa (31/20/2023).

Selain proyek underpass, saat ini Pemko Medan juga tengah mengerjakan proyek drainase di lokasi lain. Sehingga warga kesulitan mencari jalan alternatif lain.

"Ginilah, kalau ini bisa saya akali lewat Jalan Asoka untuk menuju Pinang Baris atau Pasar Sei Sikambing. Tapi di sana pun ada galian drainase, ditutup juga. Kan pening jadinya," keluhnya.

Menurut Aan, pembangunan underpass di persimpangan Jalan Gatot Subroto-Jalan Ringroad-Jalan Asrama belum terlalu dibutuhkan untuk mengatasi kemacetan di kawasan tersebut.

"Aturannya, kalau Pemko atau siapapun pihak pemerintah yang mau mengatasi kemacetan Kota Medan itu, bangun jalan baru. Bukan korek sana, korek sini. Buat masyarakat jadi susah," ucapnya.

Aan pun menyoroti kinerja Pemko Medan yang sejauh ini hanya melakukan perbaikan jalan hanya di kawasan inti kota saja. Padahal ia menilai jalan yang diperbaiki tersebut kondisinya masih dalam keadaan baik.

"Misal di Jalan Sudirman itu, gak pernah-pernah macet, jadi macet karena ada proyek di sana. Padahal jalan pun dulu sudah cukup bagus dan lancar. Seharusnya kalau mau memperbaiki itu jalan yang bukan inti kota atau yang sudah bagus," terangnya. 

Ia pun berharap, Pemko Medan segera menyelesaikan sejumlah proyeknya tepat waktu, agar tidak membuat sulit masyarakat yang akan beraktivitas.

"Tapi gimanalah, semoga ajalah ini cepat selesai. Mau apalagi kita bilang," ucapnya.

Warga lainnya, Dedi juga mengeluhkan proyek underpass ini.

Warga di sekitar Jalan Gatot Subroto yang terimbas proyek mengaku Pemko Medan maupun pihak terkait hingga kini belum memberi kejelasan soal pembayaran pembebasan lahan.  

Kata Dedi, ada 44 persil tanah maupun rumah warga, yang berada di tiga lingkungan, dua kelurahan, sempat dijanjikan untuk pembebasan lahan.

"Kalau untuk angka ratusan juta lah dijanjikan. Tapi tidak bisa dan tidak etis saya sebutkan. Untuk tahap pertama ini sudah dibayar. Nah tahap kedua ini yang belum dibayar," ungkap Dedi kepada Tribun Medan, Selasa (31/10/2023). 

Dedi pun mengaku, dirinya juga sedikit terkejut dengan adanya penutupan jalan yang dilakukan Dishub Medan.

"Kami sudah tahu bakal ada pembangunan underpass. Sudah disosialisasi juga. Tapi gak tahu bakal dilakukannya bulan ini. Pasti kalau kami mau gimanapun tetap ada jalan putaran," ucapnya.    

Menurutnya, jika uang pembebasan lahan belum dibayarkan, pihaknya akan kesulitan untuk bisa melakukan pembongkaran.

"Kagetnya itu, ini sudah akan diresmikan pembangunannya. Tapi uang pembebasan lahan tahap dua belum dibayarkan. Sementara kami juga butuh waktu untuk membongkar rumah kami," ucapnya. 

Dedi mengaku, pihaknya sudah menanyakan ke dinas terkait untuk pembayaran tahap dua seperti yang sudah dijanjikan.

"Sudah, alasannya mereka gak percaya setelah uang dibayarkan ke kami, kami gak akan bongkar, kalau gak ada dana. Makanya ini kami tunggulah. Katanya akhir Oktober ini akan dibayarkan," ucapnya.

Dedi juga mengaku untuk tahap dua ini seluruh 44 persil belum dilakukan pembayaran.

"Tahap pertama sudah, tahap kedua ini belum semua. Mudah-mudahan sebelum dibongkar jalan uang pembebasan lahan kami sudah dibayar," pungkasnya.

(cr5/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved