Lipsus Tribun Medan

PILU Siswi SMP Trauma Jelang Melahirkan, Bertahun-tahun Jadi Korban Rudapaksa Paman dan Sepupu

Rasa trauma sampai saat ini masih dialami AZZ (14) anak yatim piatu yang duduk di kelas III SMP swasta di Kota Medan.

Editor: Juang Naibaho
Tribunmedan.com
Tangkapan layar koran Tribun Medan tentang remaja perempuan berinisial AZZ (14) yang duduk di kelas III SMP swasta di Kota Medan diduga menjadi korban rudapaksa paman dan sepupunya sendiri. Satu orang tersangka sudah ditangkap polisi, sedangkan satu pelaku lainnya melarikan diri. 

"Si paman ini waktu korban kelas 2 SMP, sekitar tahun 2022. Itu kejadian sepulang tersangka pulang berhaji sama istrinya," ucap YT. Ia menambahkan, MRD disebut memerkosa korban pada malam hari. Sementara anaknya SNHD menggagahi korban pada sore hari.

Setelah melapor ke Polda Sumut, pihak sekolah dan lembaga perlindungan anak mengungsikan AZZ ke rumah aman. Meski aman dari pelaku, namun AZZ mengalami stres karena mengandung anak hasil rudapaksa.

YT menyebutkan, anak didiknya itu kurang lebih tiga kali mencoba bunuh diri. Siswi yatim piatu ini bingung, malu, dan tak tahu harus berbuat apa terhadap janin yang dikandungnya.
"Dia sering mau mencoba bunuh diri. Beberapa kali sudah 3 kali saya dengar, mau menyusul ibunya kata dia," ungkapnya.

Di sisi lain, laporan kepolisian itu menimbulkan kepanikan bagi keluarga RMD. Bahkan, istri MRD meminta agar kasus rudapaksa yang menjerat suami dan anak pertamanya berakhir damai. Ia meminta supaya AZZ dinikahkan dengan tersangka SNHD.

Pernikahan ini diharapkan menyelesaikan permasalah yang kian membesar. "Yang minta damai itu ibunya. Supaya dinikahkan biar kasus gak berlanjut," ucap YT.

Satu Tersangka Ditangkap
Polda Sumut menyatakan telah menangkap MRD, PNS yang merupakan guru otomotif SMK Negeri 14 Medan. Ia ditangkap pada Senin (30/10) malam oleh Sub Direktorat Remaja Anak dan Wanita (Renakta) Ditrreskrimum Polda Sumut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Sumaryono, saat dikonfirmasi, mengatakan MRD ditahan guna pemeriksaan lebih lanjut. Namun demikian, Sumaryono belum bisa merinci kronologinya. "Benar, tersangka sudah diamankan," kata Kombes Sumaryono, kemarin.

Saat ini, polisi masih memburu SNHD. Ia diduga telah melarikan diri beberapa pekan lalu, sebelum polisi menangkap ayahnya. Meski begitu, SNHD telah ditetapkan sebagai tersangka, berdasarkan hasil gelar perkara dan bukti-bukti yang ada.

"Kami masih mencari keberadaan SNHD, anak tersangka yang sudah ditangkap lebih dulu," ungkap Sumaryono.

Penangkapan MRD direspons positif oleh YT. Saat ditemui Tribun, Selasa pagi, YT awalnya ketakutan saat ditemui. Namun, begitu mendengar bahwa MRD sudah ditangkap polisi, wajahnya langsung berubah. Dia langsung menyingkap kedua tangannya ke wajahnya seraya bersyukur. "Yang betul? Alhamdulillah," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, ZA (42) Kepsek SMP di Kecamatan Medan Timur, tempat korban bersekolah, mendesak Polda Sumut segera menangkap SNHD yang sampai saat ini masih bebas berkeliaran.

"Saya secara legalitas cukup ini jangan terjadi lagi kepada pelajar dan segera dituntaskan. Kita khawatir kalau polisi tidak segera menangkap terduga pelaku bisa terjadi lagi kepada orang lain," kata ZA. Ia pun memastikan AZZ akan tetap lulus sebagai siswa SMP meskipun tidak aktif belajar karena masalah ini.

Detik-detik Penangkapan
Tim Tribun sempat mendatangi rumah tersangka untuk upaya konfirmasi terkait kasus ini. Namun, rumah pelaku yang berada di Kecamatan Medan Perjuangan itu tampak sepi. Tidak terlihat adanya aktivitas para penghuninya. Hanya terlihat beberapa kendaraan saja yang terparkir.

Kepala Lingkungan (Kepling) berinisial R, saat ditemui Tribun, menceritakan kronologi penangkapan terhadap MRD. Malam itu, beberapa personel Polda Sumut sempat mencarinya untuk memberitahukan perihal penangkapan seorang warganya. "Kalau nggak salah itu sekira jam 21.30 WIB. Awalnya ada tiga orang naik dua sepeda motor jumpai saya, beri tahu kalau mereka ini dari Polda," kata R.

Kemudian kepolisian menunjukkan surat penangkapan dan minta diantar ke rumah MRD. "Saya sempat menanyakan ada kasus apa lalu dijelaskan sama mereka. Kemudian saya antarkan mereka ke rumah mereka, ada delapan orang kalau nggak salah polisinya," lanjutnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved