Lipsus Tribun Medan

PILU Siswi SMP Trauma Jelang Melahirkan, Bertahun-tahun Jadi Korban Rudapaksa Paman dan Sepupu

Rasa trauma sampai saat ini masih dialami AZZ (14) anak yatim piatu yang duduk di kelas III SMP swasta di Kota Medan.

Editor: Juang Naibaho
Tribunmedan.com
Tangkapan layar koran Tribun Medan tentang remaja perempuan berinisial AZZ (14) yang duduk di kelas III SMP swasta di Kota Medan diduga menjadi korban rudapaksa paman dan sepupunya sendiri. Satu orang tersangka sudah ditangkap polisi, sedangkan satu pelaku lainnya melarikan diri. 

Mereka pun bergerak ke rumah MRD. Sesampainya di sana, R langsung mengetok pintu rumah rumah tersebut. Waktu itu kebetulan MRD yang membuka pintu rumahnya. R pun menjelaskan kepada MRD bahwa ada personel Polda sedang mencarinya.

Setelah masuk ke dalam rumah, polisi menanyakan keberadaan SNHD. Namun, istri MRD menjawab bahwa anak pertamanya itu sudah meninggalkan rumah sejak tiga pekan lalu. "Lalu diserahkan sama polisi surat penangkapan itu, setelah dibaca polisi bertanya keberadaan SNHD cuma pengakuan ibunya sudah tiga minggu anaknya ini pergi," sebut R.

Menurut R, ketika polisi datang MRD sempat terlihat panik dan gelisah. Ia mondar-mandir keluar masuk kamar sehingga polisi curiga. Lalu, polisi meminta izin untuk menggeledah kamarnya. "Kami periksa kamarnya, cuma memang enggak ada anaknya di situ," ungkapnya.

Tak lama berselang, MRD diminta berganti pakaian dan kemudian dibawa oleh polisi. Ketika itu, Ripin hanya bisa pasrah dan cuma menuruti perintah polisi, sementara istrinya juga hanya diam menyaksikan suaminya dibawa oleh pihak kepolisian.

Kata R, penangkapan terhadap MRD sempat mengundang perhatian dari warga sekitar. Sebab, MRD yang merupakan warga asli di sana tidak pernah terlibat kasus kriminal dan selalu berbaur dengan masyarakat. "Bapak itu bagus orangnya, tapi nggak terlalu sering keluar juga. Bapak itu rajin ke musala ke masjid, pulang kerja paling kalau keluar pun beli rokok," bebernya.

"Waktu ditangkap sempat warga ramai nanya ke saya, saya bilang nggak tahu. Soalnya saya nggak enak menceritakannya. Kasihan juga istrinya semalam udah ngdrop dia," sambungnya.

Lebih lanjut, R menceritakan bahwa selama ini rudapaksa yang dilakukan oleh bapak dan anak ini tidak pernah terendus warga sekitar. R sendiri baru tahu saat diperiksa sebagai saksi oleh polisi, di mana ketika itu korban menceritakan bahwa ada seorang keluarganya sempat memergoki SNHD sedang menindih korban. Tetapi, keluarganya itu seperti tidak perduli.

"Waktu saya dipanggil polisi ditanyai soal kasus ini, kebetulan ada juga korban cerita kalau pernah ada saudaranya melihat dia sedang ditindih sama SNHD," ucapnya.

Sepengetahuan R, korban sudah tinggal bersama keluarga Ripin sejak 2017 silam, setelah ibu dan bapak korban meninggal dunia. "Sudah dari masih kecil AZZ ini tinggal di situ. Cuma nggak pernah dengar ada kejadian seperti ini, korban dekat sama istri MRD," ujarnya.

Penelusuran Tribun, sosok SNHD yang kini melarikan diri dikabarkan sehari-hari menjadi tenaga pengajar atau asisten dosen di Universitas Sumatera Utara (USU). Informasi itu diamini Y, wali kelas korban. "Kalau informasi yang didapat dia (SNHD) asisten dosen di (Fakultas) Ekonomi USU, guru besar Bu Rita," ujar YT.

Terpisah, Kepala Humas, Promosi dan Protokoler USU Amalia Meutia mengaku tidak memiliki data asisten dosen. Dia menyebut, asisten dosen merupakan tanggung jawab pribadi dosen secara personal dan tak tercatat di Fakultas maupun Universitas Sumatera Utara.

"Itu kebijakan dosen yang bersangkutan, tidak ada hubungan dengan Fakultas atau Universitas karena sifatnya personal. Tidak ada hubungannya dengan institusi USU kalo gitu karena di luar ranah akademis," kata Amalia Meutia, Selasa.

Dilihat dari website direktori.usu.id, SNHD merupakan alumni USU Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Managemen angkatan 2019. Tertera status kemahasiswaannya sudah lulus. Di situs berbeda, yakni pangkalan data pendidikan tinggi (PDDikti) PDDikti.kemendikbud.go.id nama SNHD tercatat di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) program studi Perbankan Syariah jenjang D3.

Ia masuk pada semester ganjil tahun 2016 dengan status mahasiswa peserta didik baru dan dinyatakan lulus. Kemudian, di situs yang sama ia juga tercatat sebagai mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di USU jenjang Strata Satu atau S1. Di sini ia masuk pada semester ganjil tahun 2019 dengan status awal mahasiswa berbeda, yakni pindahan dan dinyatakan lulus.

Guru SMKN 14 Kaget
Sementara itu, kabar penangkapan MRD membuat heboh SMK Negeri 14 Medan. Kepala SMKN 14 Medan, Andriyanti Pasaribu, mengakui MRD memang tidak hadir di sekolah tanpa keterangan apapun. "Pagi saya datang memang tidak ada melihat yang bersangkutan, cuma kemarin datang. Kami coba konfirmasi tidak diangkat, istrinya juga kami telepon cuma nggak diangkat," kata Andriyanti kepada Tribun, Selasa siang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved