Advertorial
UMKM Siantar Naik Kelas setelah Dibina Dekranasda dan Diskoperindag, Destinasi Yes Transit No
Di Pematang Siantar sedikitnya 2.300 UMKM yang di antaranya ada 950 yang berstatus Industri Kecil Menengah (Home Industri)
Penulis: Alija Magribi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Sebagai kota bersejarah dan satu-satunya kota penyangga menuju sekitaran kawasan Danau Toba, Kota Pematang Siantar memiliki magnet tersendiri bagi wisatawan ataupun orang luar yang sedang melintasi kota ini. Mulai dari wisata sejarah, wisata rohani, hingga kuliner, semuanya ada di kota bermotto Sapangambei Manoktok Hitei.
Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar di bawah pimpinan Wali Kota dr Susanti Dewayani Sp.A pun melihat daya tarik Siantar ini, sehingga melalui kebijakannya diusunglah konsep "Destinasi Yes Transit No".
Seiring dengan slogan tersebut, disesuaikan pula dengan visi-misi Wali Kota Susanti Dewayani yang mewujudkan Siantar Sehat, Sejahtera dan Berkualitas, Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Pematang Siantar pun berupaya meningkatkan kualitas dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Di Siantar, kita memiliki sedikitnya 2.300 UMKM yang di antaranya ada 950 yang berstatus Industri Kecil Menengah (Home Industri)," kata Kepala Diskoperindag, Herbert Aruan.
"Begitu saya ditugasi menjadi Kepala Diskoperindag, kita melihat visi-misi Wali Kota dan kemudian kita cocokkan dalam mengembangkan UMKM dan koperasi. Jadi begitu saya baca itu (visi-misi) dan melihat Dekranasda ini lantai duanya kosong, kita langsung berkolaborasi dengan Bank Indonesia dan mendekatkan diri dengan pelaku UMKM," sambung Herbert, Rabu (8/11/2023).
Setelah melakukan kolaborasi dengan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Pematang Siantar dan stakeholder lainnya, satu per satu pelaku UMKM mulai bergabung dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), sayap organisasi yang membina pelaku UMKM yang bergerak dalam kesenian.
Herbert mengaku bahwa pihaknya sempat mendapatkan tantangan dari para pelaku UMKM yang tak sedikit ragu dengan kemitraan dengan pemerintah. Apalagi, stigma pemerintah dianggap sebagai pihak yang selalu meminta uang dari pengusaha.
"Ini yang menjadi tantangan kita di awal-awal. Ada yang melihat kalau kerja sama dengan pemerintah, pengusaha bakal keluar uang. Tetapi kenyataan gratis, alias free. Malah kita memberikan pelatihan dalam meningkatkan skill, branding kemasan, dan platform jualan," kata Herbert.
Secara khusus, Ketua Dekranasda Kota Pematang Siantar H. Kusma Erizal Ginting SH menyampaikan bahwa pihaknya saat ini berupaya mengembangkan pelaku UMKM yang tergabung dengan Dekranasda. Adapun mereka bergerak dalam kerajinan kuliner, kayu, konveksi wastra seperti gorga, ulos dan sebagainya.
"Seperti konveksi wastra. Itu setiap ukiran, goresan, dan kolaborasi warna. Semuanya mengandung history. Dan setiap bentuk ada peruntukannya masing-masing," kata Erizal Ginting.
Pria yang dikenal sebagai seniman dan Presiden BSA Owner Motorcycle Siantar (BOMS) ini juga menyampaikan bahwa ia secara pribadi ingin mengubah stigma orang Siantar alias SiantarMan yang kerap dikonotasikan negatif, menjadi citra yang positif.
"Kita melakukan semacam inovasi. Ide sudah ada sejak nyaman nenek kita kemudian kita inovasikan. Intinya, kita bisa melihat bahwa ini adalah murni karya anak-anak Siantar," kata Erizal.
Erizal pun mensyukuri, sejak 2022, tren penjualan produk UMKM Kerajinan dan Kesenian yang ada di Gedung Dekranasda Jalan Merdeka, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat kian meningkat. Adapun produk paling laris adalah snack dan cemilan, walau nilai rupiah tertinggi ada pada penjualan konveksi wastra.
"Alhamdulillah, puji Tuhan, penjualan kita sampai antarpulau seperti ke Kalimantan, Jawa, dan Papua bahkan keluar negeri seperti Jepang. Walau jumlahnya (pengiriman produk) kecil tapi mewakili dunia. Mereka yang di luar negeri merasa terkagum-kagum karena tergolong murah bila dibanding Dollar AS," kata Erizal
Pelaku UMKM Ngaku Untung Besar
Ungkapan rasa syukur setelah bergabung dengan Dekranasda Kota Pematang Siantar satu persatu mulai dirasakan para pelaku UMKM. Misalnya Sulastri Simamora, yang selama ini berkutat dalam Industri rumahan konveksi Bantal dan Sprei. Ia sendiri masuk ke Dekranasda tahun 2022 lalu.
