Breaking News

Bunuh Mahasiswi Polmed, Ramadhan Divonis Lebih Rendah dari Tuntutan

uhammad Ramadhan Hasibuan divonis 20 tahun penjara di Pengadilan Negeri (PN) Medan karena telah membunuh mahasiswi Polteknik Negeri Medan (Polmed).

TRIBUN MEDAN/EDWARD GILBERT MUNTHE
Majelis hakim yang diketuai Immanuel Tarigan saat membacakan amar putusannya terhadap terdakwa dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (21/11/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Muhammad Ramadhan Hasibuan divonis 20 tahun penjara di Pengadilan Negeri (PN) Medan karena telah membunuh mahasiswi Polteknik Negeri Medan (Polmed). Korban pembunuhan sadis itu diketahui bernama Bunga Lestari.

"Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 20 tahun," ucap majelis hakim yang diketuai Immanuel Tarigan, Selasa (21/11/2023).

Dalam amar putusannya, hakim menilai, perbuatan terdakwa terbukti secara sah dan bersalah melanggar pasal Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Menurutnya, hal memberatkan, terdakwa telah meresahkan masyarakat.

"Hal meringankan, terdakwa mengakui perbuatannya dan berjanji tidak mengulanginya lagi," ujar hakim.

Usai membacakan amar putusannya, hakim memberikan waktu 7 hari kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) maupun terdakwa melalui penasihat hukumnya untuk mengajukan upaya hukum banding apabila tidak menerima putusan tersebut. Vonis hakim tersebut, diketahui lebih rendah dari tuntutan JPU.

Baca juga: Kontraktor Belum Membongkar, Proyek Lansekap Lampu Jalan Senilai Rp 21 Miliar yang Dinyatakan Gagal

Pasalnya, dalam persidangan sebelumnya, JPU A P Frianto dalam nota tuntutannya, menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama seumur hidup.

Dalam keterangan terdakwa, Ramadhan mengaku melakukan pembunuhan karena dendam.

Diberitakan sebelumnya, terdakwa Ramadhan Hasibuan memberikan keterangannya dalam persidangan di PN Medan. Dalam keterangannya, ia mengaku membunuh korban karena merasa dendam dituduh maling laptop.

"Saya mengaku membunuh karena dendam yang mulia, dia (korban) menuduh saya maling laptop, padahal tidak ada," kata terdakwa yang hadir secara virtual.

Merasa kesal dan dendam, pada 7 April 2023, lanjut terdakwa, dirinya mendatangai kos korban di Jalan Sipirok, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan dengan membawa pisau.

"Saya tikam berulang kali dibagian kepala, dada dan punggung, saya khilaf pak," ucapnya. (cr28/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved