Berita Medan
Kenalkan Pola Konservasi dari Masyarakat Adat Sumut, Mahasiswa UNIMED ini Siap Tempur di PIMNAS
Pada ajang tersebut Siti dan tim akan membawa karyanya yang memperkenalkan pola konservasi masyarakat adat di Karo
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
"Selain itu kita bisa mencoba banyak hal baru yang tentunya melatih soft skill seperti kemampuan berinteraksi dengan orang baru, melatih public speaking, juga melatih kemampuan berpikir," lanjutnya.
Salah satu agenda di ajang PIMNAS adalah masing-masing kelompok mahasiswa akan mempresentasikan temuan ilmiahnya. Baik itu di bidang humaniora, teknologi, dan lain-lain.
Siti bersama teman-teman kelompoknya pada ajang bergengsi ini akan memperkenalkan pola konservasi masyarakat adat di Karo melalui tradisi lisan Tulah Nini Kawar dalam mencegah penyimpangan sosial di lokasi wisata.
"Kami mengeksplorasi penuturan cerita legenda Nini Kawar yang ada di kawasan wisata Danau Lau Kawar," jelasnya.
Menunjukan bagaimana strategi masyarakat lokal untuk menghidupkan cerita legenda Nini Kawar agar tetap eksis di masyarakat.
"Nah, ternyata penuturan cerita legenda Nini Kawar ini juga berdampak pada pencegahan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh wisatawan di sana. Karena adanya cerita ini, wisatawan dan masyarakat sekitar lebih menjaga sikap mereka, karena takut terkena tulah dari Nini Kawar yang dipercaya sebagai penjaga danau Lau Kawar," tambahnya.
Perempuan yang menyabet gelar sebagai mahasiswa berprestasi 2 pada tahun 2022 di fakultasnya ini mengungkapkan jika selama ini penelitian tentang foklor dan cerita rakyat hanya sebatas mengeksplorasi isi dari ceritanya saja, tanpa melakukan penelusuran tentang cerita rakyat yang ternyata dapat menjadi kontrol sosial.
"Kami berharap melalui kompetisi ilmiah seperti PIMNAS ini bisa mengenalkan tradisi lisan yang ada, khususnya yang ada di Sumatra Utara ke masyarakat yang lebih luas. Karena nilai-nlai yang terkandung dalam cerita tersebut juga bisa jadi bahan belajar terkait dengan penguatan pendidikan karakter," katanya.
Untuk produk yang dihasilkan, Siti dan teman kelompoknya akan menerbitkan artikel ilmiah yang terakreditasi Sinta yang bisa dijadikan referensi untuk penulisan karya ilmiah lain.
Kemudian ada video animasi cerita legenda Nini Kawar yang bisa diakses di YouTube.
"Ada juga HAKI, Policy Brief, atau rekomendasi kebijakan kepada pemerintah setempat terkait dengan potensi yang ada di kawasan Danau Lau Kawar khususnya pada penuturan cerita legenda Nini Kawar. Kami juga membuat buku cerita bergambar yang diharapkan bisa jadi media pembelajaran di sekolah dan penguatan pendidikan karakter untuk anak-anak," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.