Berita Medan
Kenalkan Pola Konservasi dari Masyarakat Adat Sumut, Mahasiswa UNIMED ini Siap Tempur di PIMNAS
Pada ajang tersebut Siti dan tim akan membawa karyanya yang memperkenalkan pola konservasi masyarakat adat di Karo
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Siti Wardani mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) bersama teman-teman kelompoknya siap berkontestasi dalam ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
Pada ajang tersebut Siti dan tim akan membawa karyanya yang memperkenalkan pola konservasi masyarakat adat di Karo melalui tradisi lisan Tulah Nini Kawar dalam mencegah penyimpangan sosial di lokasi wisata.
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) merupakan salah satu event kemahasiswaan yang prestisius.
Acara keilmiahan mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia ini di tahun 2023 akan diselenggarakan di Universitas Padjajaran pada 26 November sampai 01 Desember nanti.
Pengumuman PIMNAS sendiri telah dirilis oleh Kemendikbudristek pada 6 November 2023.
Hasilnya, sebanyak 525 kelompok mahasiswa dari universitas di penjuru Indonesia akan mengikuti ajang tersebut.
Di Sumatra Utara sendiri ada Universitas Negeri Medan (8), Universitas Sumatera Utara (8), dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (7).
Salah satu tim yang lolos dalam ajang tersebut yakni Siti Wardani dan timnya, yang mengaku siap bertempur dan yakin membawa pulang emas untuk Sumatera Utara.
"Pasti siap. Karena prosesnya juga panjang, bukan cuma sebulan atau dua bulan, tapi satu tahun. Mulai penyusunan proposal penelitian, sampai pengolahan data, PKP2, bahkan hingga diberi kesempatan merasakan PIMNAS," kata Siti Wardani, mahasiswa Universitas Negeri Medan yang produk PKM-nya telah lolos di ajang PIMNAS.
Ajang PIMNAS memang sarat akan kompetisi. Di sana kelompok mahasiswa yang menjadi perwakilan kampus akan menunjukkan temuan ilmiah terbaiknya.
"Kampus-kampus di Sumut gak kalah bagus, kok, kualitasnya dibanding kampus-kampus luar. Kami yakin dengan diberinya kesempatan untuk ke PIMNAS itu sudah bisa dipahami bahwa kampus-kampus di Sumut memang kualitasnya gak kalah dari kampus lain. Insyaallah Sumut bisa membawa banyak medali di PIMNAS," ujar Siti.
Mahasiswa dari program studi Pendidikan Antropologi Universitas Negeri Medan ini mengatakan jika berkompetisi di PIMNAS memang telah lama didiimpi-impikannya.
Sebab dirinya menilai jika PIMNAS merupakan salah satu kompetisi ilmiah kelas wahid bagi kalangan mahasiswa.
"PIMNAS ini puncaknya dari kegiatan PKM. Banyak yang bilang ini sangat prestisius bagi mahasiswa. Dan, ya! Saya beserta tim juga merasakan hal itu. Di sinilah mahasiswa dari berbagai universitas yang luar biasa berkumpul kemudian mempresentasikan hasil temuannya dan menunjukkan nilai kreativitas masing-masing," ungkapnya.
Siti menerangkan jika mengikuti event PIMNAS mahasiswa bisa melatih kebiasaan menulis serta lebih peduli lagi terhadap sekitar.
"Selain itu kita bisa mencoba banyak hal baru yang tentunya melatih soft skill seperti kemampuan berinteraksi dengan orang baru, melatih public speaking, juga melatih kemampuan berpikir," lanjutnya.
Salah satu agenda di ajang PIMNAS adalah masing-masing kelompok mahasiswa akan mempresentasikan temuan ilmiahnya. Baik itu di bidang humaniora, teknologi, dan lain-lain.
Siti bersama teman-teman kelompoknya pada ajang bergengsi ini akan memperkenalkan pola konservasi masyarakat adat di Karo melalui tradisi lisan Tulah Nini Kawar dalam mencegah penyimpangan sosial di lokasi wisata.
"Kami mengeksplorasi penuturan cerita legenda Nini Kawar yang ada di kawasan wisata Danau Lau Kawar," jelasnya.
Menunjukan bagaimana strategi masyarakat lokal untuk menghidupkan cerita legenda Nini Kawar agar tetap eksis di masyarakat.
"Nah, ternyata penuturan cerita legenda Nini Kawar ini juga berdampak pada pencegahan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh wisatawan di sana. Karena adanya cerita ini, wisatawan dan masyarakat sekitar lebih menjaga sikap mereka, karena takut terkena tulah dari Nini Kawar yang dipercaya sebagai penjaga danau Lau Kawar," tambahnya.
Perempuan yang menyabet gelar sebagai mahasiswa berprestasi 2 pada tahun 2022 di fakultasnya ini mengungkapkan jika selama ini penelitian tentang foklor dan cerita rakyat hanya sebatas mengeksplorasi isi dari ceritanya saja, tanpa melakukan penelusuran tentang cerita rakyat yang ternyata dapat menjadi kontrol sosial.
"Kami berharap melalui kompetisi ilmiah seperti PIMNAS ini bisa mengenalkan tradisi lisan yang ada, khususnya yang ada di Sumatra Utara ke masyarakat yang lebih luas. Karena nilai-nlai yang terkandung dalam cerita tersebut juga bisa jadi bahan belajar terkait dengan penguatan pendidikan karakter," katanya.
Untuk produk yang dihasilkan, Siti dan teman kelompoknya akan menerbitkan artikel ilmiah yang terakreditasi Sinta yang bisa dijadikan referensi untuk penulisan karya ilmiah lain.
Kemudian ada video animasi cerita legenda Nini Kawar yang bisa diakses di YouTube.
"Ada juga HAKI, Policy Brief, atau rekomendasi kebijakan kepada pemerintah setempat terkait dengan potensi yang ada di kawasan Danau Lau Kawar khususnya pada penuturan cerita legenda Nini Kawar. Kami juga membuat buku cerita bergambar yang diharapkan bisa jadi media pembelajaran di sekolah dan penguatan pendidikan karakter untuk anak-anak," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.