Sumut Terkini
Keluarga Revaldo yang Meninggal di Kamboja Tak Yakin Korban Meninggal Bunuh Diri
Kematian Revaldo ini sempat viral di media sosial karena sebelumnya dipekerjakan di Kamboja sebagai operator judi online.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN. com, DELISERDANG- Hingga saat ini pihak keluarga Revaldo Sinaga (20), pria asal Kabupaten Deli Serdang yang meninggal dunia di negara Kamboja masih menunggu pemulangan jenazahnya.
Revaldo direncanakan akan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Sumberejo Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang.
Kematian Revaldo ini sempat viral di media sosial karena sebelumnya dipekerjakan di Kamboja sebagai operator judi online.
Abang kandung almarhum, Mangarahon Sinaga (34) menyebut awal pertama kali pihak keluarga tahu Revaldo meninggal pada 23 November lalu.
Saat itu yang pertama kali memberitahu adalah warga yang anaknya bekerja di Kodim 02/04 Deli Serdang. Saat itu posisinya ia sedang berada di sawah.
"Ditanya pertama kali aku dan dibilangada adikku berkerja di Kamboja?. Ada aku bilang dan itulah ditunjukkan foto KTP adikku. Dibilang sudah meninggal dia, terkejut kalilah aku. Dari situ barulah aku sampaikan sama keluarga lain," ujar Mangarahon Sinaga.
Dari informasi awal itu selanjutnya Bhabinkamtibmas pun langsung menemuinya dan meminta nomor HP dan identitasnya. Beberapa jam selanjutnya pihak KBRI dari Kamboja pun menghubunginya.
Saat itu mereka lebih terkejut lagi karena ternyata disampaikan adiknya itu meninggal sudah dari bulan Mei.
"Katanya disampaikan meninggal karena bunuh diri dari ketinggian gedung. Nggak dikasih tau lantai berapa. Kenapa baru sekarang kami diberitahu katanya karena saat ditemukan (jenazah) tidak ada ditemukan identitasnya. Kenapa sekarang bisa dapat identitasnya belum tau bagaimana ceritanya," kata Mangarahon.
Mangarahon dan keluarga lainnya pun saat ini merasa kurang yakin kalau Revaldo mati dengan cara bunuh diri.
Disebut satu bulan sebelumnya adiknya itupun sempat menghubungi dirinya dan meminta pertolongan.
Disebut almarhum kalau ketika itu Revaldo ingin pulang.
"Dibilangnya bang aku pingin pulang. Dia katanya perlu uang Rp 30 juta untuk pulang. Iya seperti itu (macam ada yang menekan). Aku kan hanya bertani kerjanya jadi aku bilang sama dia sabar-sabar dulu lah nanti aku carikan uangnya karenakan besar juga itu jumlahnya," sebut Mangarahon.
Ia tidak menyangka kalau pembicaraan itu merupakan komunikasi terakhir dari adiknya. Setelah itu adiknya sudah tidak bisa lagi dihubungi.
Mangarahon menceritakan kalau adiknya itu berangkat dari rumah pada akhir Januari 2023.
"Ada dua orang juga itu saudara yang berangkat juga. Kami antar mereka sampai Bandara Kualanamu. Memang kerjanya di judi online itu. Awalnya sempat katanya kerjanya enak tapi itulah ntah nggak capai target atau cemana dia terakhirnya kerja di rumah makan," ucap Mangarahon.
Mengenai pemulangan jenazah saat ini mereka masih mengharapkan agar Pemerintah bisa secepatnya memulangkan jenazah adiknya itu.
Meski meninggal di bulan Mei lalu namun saat ini jenazah adiknya masih ada di rumah es Kamboja. Sejauh ini belum ada pihak yang mengabarin kapan pastinya jenazah adiknya akan tiba di kampung halaman.
(dra/tribun-medan.com).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.