Gunung Marapi di Sumbar Erupsi

Cerita Pendaki Asal Pekanbaru, Afif Dikejar 'Maut' Saat Gunung Marapi Erupsi, Dihujani Batu Besar

Saat itu, Muhammad Afif dan 2 rekannya, Lingga Duta dan Fait Ewaldo melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi.

Editor: Satia
Istimewa
Muhammad Afif (baju biru) dan dua rekannya saat mendaki Gunung Marapi, Minggu (3/12/2023). Ketiganya mendapati kejadian erupsi dan berhasil selamat. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Seorang pendaki asal Bangkinang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Muhammad Afif (20) menjadi saksi mencekamnya situasi saat Gunung Marapi di Sumbar erupsi, pada Minggu (3/12/2023).

Saat itu, Muhammad Afif dan 2 rekannya, Lingga Duta dan Fait Ewaldo melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi.

Ia selamat karena berhasil lari dari 'kejaran maut' erupsi gunung dengan ketinggian 2.891 meter tersebut.

Baca juga: Bikin Resah warga, Seorang Pria Terekam CCTV Maling Pakaian Dalam Tengah Malam

Diceritakan Afif, ia bersama 2 rekannya itu mulai pendakian sekitar pukul 11.00 WIB.

Cuaca cerah menemani awal perjalanan pendakian mereka.

Selang beberapa lama, mulai ada gerimis kecil. Menurut Afif, kondisi ini biasa terjadi saat mendaki gunung.

Mereka mendaftar dari posko via jalur Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua.

Baca juga: MEMANAS! Soal Debat Cawapres, Kubu Nomor 1 dan Nomor 2 Saling Tuding, KPU : Dalam Demokrasi Biasa

Tak ada peringatan dari petugas, lantaran kondisi Marapi dinilai normal.

Rencananya, mereka bertiga hendak mendirikan tenda di daerah Cadas. Keesokannya, lanjut mendaki ke puncak. Estimasi pendakian hingga turun kembali yakni 2 hari 1 malam.

Namun di perjalanan, mereka dihadapkan pada kejadian yang baru pertama kali mereka alami.

Sekitar pukul 15.00 WIB, mereka sedang berada di jalur pendakian. Posisinya sebelum Pintu Angin. Mendadak ada suara gemuruh disusul hujan batu berukuran besar.

"Pas erupsi kami masih di track (jalur, red), sekitar jam 3 (sore). Kami mendengar seperti suara pesawat, suara letusan sama ada goncangan kuat, tiba-tiba turun hujan batu besar-besar," ungkapnya saat diwawancarai tribunpekanbaru.com lewat sambungan telfon, Senin (4/12/2023).

Baca juga: Viral Pemberkatan Pernikahan Batal, Kades Sebut Si Wanita Diduga Masih Terikat dengan Mantan Kekasih

Menyaksikan kondisi itu, Afif dan dua rekannya berlari untuk mencari tempat yang aman. Mereka bersembunyi sejenak.

"Kebetulan kami berada di jalur tikus, kami lalu bersembunyi bertiga, sampai hujan batu mereda, sekitar 10 menit," jelasnya.

Afif berupaya menenangkan diri dan tidak panik. Beruntung setelah hujan batu, ia dan dua rekannya tak mendapati ada abu vulkanik, lantaran angin tak mengarah ke mereka.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved