Sumut Hebat

Cabai Merah Beri Andil Inflasi di Sumut, Pj Gubernur Sumut Fokus Kendalikan Harga Kebutuhan Pokok

KESTABILAN inflasi tetap menjadi fokus Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut), terutama memasuki akhir tahun 2023.

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
PANEN CABAI: Pj Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin bersama Bupati Batubara Zahir melaksanakan panen raya cabai merah sentra cabai merah terbesar kedua di Sumut, di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Limapuluh Pesisir, Kabupaten Batubara, baru-baru ini. Hal ini bagian dari strategi Pemprov Sumut untuk terus menjaga ketersediaan dan stabilitas harga cabai di pasar, dalam upaya mengendalikan inflasi di Sumut. 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - KESTABILAN inflasi tetap menjadi fokus Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut), terutama memasuki akhir tahun 2023.

Tercatat, inflasi tahunan Sumut sebesar 3,20 persen (yoy) bulan November 2023, sedangkan untuk bulanan 0,45 persen (mtm) terhadap Oktober.

Inflasi Sumut Gabungan Indeks Harga Konsumen (IHK) 5 kota (Medan, Padangsidimpuan, Sibolga, Gunungsitoli dan Pematangsiantar) memang menguat, namun masih dalam kisaran sasaran yaitu 3±1.

Baca juga: Terima Dokumen Pemetaan Resiko Bencana DAS Asahan, Pemprov Sumut Singgung Banjir Bandang Humbahas

 

Karena itu, hal ini perlu menjadi atensi stakeholder untuk tetap menjaga kestabilan inflasi.

“Saya berharap ini dapat kita kendalikan sampai akhir tahun 2023, sehingga inflasi di Sumatera Utara masih masuk dalam sasaran inflasi nasional 3 plus minus 1 persen (3±1 persen)” kata Pj Gubernur Sumut Hassanudin di kantornya, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, belum lama ini.

Penyebab utama menguatnya inflasi bulanan Sumut di November adalah cabai merah keriting.

Cabai merah keriting memberi andil 0,31 persen inflasi bulanan, di susul cabai rawit 0,10 persen.

Selain itu, bawang merah (0,05 persen), gula pasir dan emas perhiasan (0,04 persen), angkutan udara 0,03 persen dan beras (0,02 persen).

Berdasarkan data BPS, pada November rata-rata harga cabai merah keriting di sekitaran Rp49.000/kg sedangkan bulan sebelumnya rata-rata Rp40.000/kg.

"Ini tidak hanya terjadi di Sumut, namun juga dirasakan secara nasional dengan rata-rata Rp65.000/kg, naik 39,7 persen dibanding Oktober," ujarnya.

Dalam catatan BPS, inflasi bulanan memang meningkat di November dan terus meningkat hingga akhir tahun.

Sepanjang periode 2018-2022 inflasi (mtm) November 0,23 persen dan juga akan terjadi pada tahun ini, karena melonjaknya sejumlah harga bahan pangan.

“Ini dirasakan seluruh provinsi di Indonesia, secara keseluruhan harga cabai merah keriting memang meningkat dampak dari cuaca ekstrim. Sehingga distribusinya tidak merata, tetapi tentu kita terus jaga agar harga kembali stabil,” kata Hassanudin.

Hal serupa juga pernah terjadi di bulan Agustus, September dan Oktober di Sumut. Namun pada saat itu penyebab menguatnya inflasi adalah beras.

Pada bulan September tercatat harga beras mengalami kenaikan 4,27 persen dibanding Agustus dan trennya terus meningkat.

Pemprov Sumut, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Satgas Pangan. Dan Bulog terus berupaya menstabilkan harga beras dan mencari penyebab terjadinya kenaikan.

Selain itu juga, secara rutin melakukan operasi pasar, Sidak ke pasar dan kilang-kilang padi, sehingga harga beras bisa ditahan pada angka rata-rata Rp13.500.

Kemudian, terjadi bahan pangan yang paling kecil dampaknya terhadap inflasi pada November.

Inflasi tahunan Sumut yang mencapai 3,89 % (mtm) di September menjadi 2,86 persen (mtm) di Oktober.

“Perlu kerja sama yang kuat antara TPID, Satgas Pangan, BI, Forkopimda agar mengetahui kenaikan inflasi secara komprehensif, sehingga kebijakan yang dikeluarkan tepat. Apalagi saat ini sudah dekat dengan Natal dan Tahun Baru (Nataru), kita perlu bekerja lebih keras lagi untuk kenyamanan masyarakat,” kata Hassanudin.

Baca juga: Mantan Pjs Wali Kota Medan Jadi Sekda Pemprov Sumut Defenitif

 

Sedangkan, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Arief Sudarto Trinugroho secara garis besar ada tiga hal utama pengendalian inflasi Sumut.

Pertama, menjaga stabilitas produksi di tengah cuaca ekstrem, memangkas rantai distribusi dan hilirisasi turunan hortikultura.

“Bahan pangan masih menjadi komoditas utama pada inflasi Sumut, jadi kita benar-benar menjaga ketiga hal tersebut untuk menjaga inflasi kita tetap di kisaran target 3±1, tidak jauh dari sasaran tersebut dan juga tidak lebih dari itu,” kata Arief S Trinugroho.

(*)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved