Viral Medsos

Hilang Sejak 2021 dan 2022, Dua Sosok Ini Ditemukan Jadi Kerangka, Pelaku Pembunuhan Diciduk Polisi

Tersagka Sarmo mengakui sempat tidur di atas jasad korbannya, Sunaryo hingga tiga bulan lamanya setelah dibunuh pada 27 April 2022.

Editor: AbdiTumanggor
Tribun Solo
TERSANGKA SARMO DITANGKAP POLISI: Korban Hilang Sejak 2021 dan 2022, Dua Sosok Ini Ditemukan Jadi Kerangka, Pelaku Pembunuhan Diciduk Polisi. Polisi ungkap motif pembunuhan berantai di Wonogiri Jawa Tengah. (Kolase Tribun Solo) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Akhirnya identitas dua kerangka yang dikubur di dua lokasi berbeda di Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Minggu (10/12/2023).

Kedua korban ialah Sunaryo warga Wonogiri, dan Agung Santoso warga Klaten.

Keduanya dilaporkan hilang pada tahun 2021 dan 2022. Keduanya ternyata menjadi korban pembunuhan.

Pelaku pembunuhan kini ditangkap aparat kepolisian yang bernama Sarmo, warga Dusun Ciman.

Kedua korban dihabisi dengan waktu berbeda

Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengatakan, pelaku Sarmo membunuh kedua korban pada waktu yang berbeda.

Tersangka terlebih dahulu membunuh Agung Santoso pada Rabu (24/11/2021) lalu di gubuk ladang jahe di Dusun Ciman.

Sarmo dan Agung memiliki hubungan kerja sama usaha grajen atau penggergajian kayu di Dusun Ciman.

Kemudian, Sarmo membunuh Sunaryo pada Rabu (27/4/2022) setelah salat tarawih.

Kejadian itu berawal saat Sarmo menggadaikan mobil Grandmax kepada Sunaryo senilai Rp 48 juta.

Adapun tersangka Sarmo membunuh kedua korbannya dengan cara memberikan racun potas pada minuman korban.

Lokasi ditemukannya dua kerangka
Dua kerangka dikubur di Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah akhirnya terungkap. Dua korban adalah Sunaryo warga Wonogiri dan Agung Santoso warga Klaten. Keduanya dilaporkan hilang pada tahun 2021 dan 2022. (Tribun Solo)

Pengakuan pelaku setelah dua tahun baru ditangkap

Pelaku Sarmo saat dihadirkan di Mapolres Wonogiri mengakui perbuatannya.

Dia mengaku melakukan pembunuhan itu dengan sadar.

Agung Santosa warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, dieksekusi tahun 2021.

Sunaryo, warga Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, dibunuhnya di tahun 2022.

"Masalah utang piutang (korban Sunaryo) dan bisnis kerja (korban Agung Santosa)," kata Sarmo.

Sarmo mengatakan, dia menggunakan racun potas untuk menghilangkan dua nyawa itu.

Racun itu dicampur ke minuman dan diberikan kepada korban.

"Pak Sunaryo dicampur ke es teh, Pak Agung saya berikan ke botol air minum kecil," ujarnya.

Kedua korban itu dibunuh kemudian dikuburkan sendiri oleh Sarmo.

Kedua kerangka ditemukan pada Kamis (7/12/2023) di wilayah Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. 

PENGAKUAN Sarmo pelaku pembunuhan berantai
PENGAKUAN Sarmo pelaku pembunuhan berantai yang diamankan Polres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023). Sarmo adalah pelaku pembunuhan terhadap Sunaryo warga Wonogiri dan Agung Santoso warga Klaten. (TRIBUN SOLO)

Pelaku sempat tidur di atas jenazah korban

Tersagka Sarmo mengakui sempat tidur di atas jasad korbannya, Sunaryo hingga tiga bulan lamanya setelah dibunuh pada 27 April 2022.

Korban dikubur pelaku di area kamar pelaku, di bawah dipan atau kasur yang biasa dipakai pelaku tidur.

"Korban dikubur persis di bawah dipan atau kasur," kata Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra, Sabtu (9/12/2023).

"Persis di kamar tersangka," tambahnya.

Jasad korban dikubur dengan diberi serbuk kayu sisa penggergajian kayu. Itu didapatkannya dari lokasi usaha penggergajian miliknya yang ada di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.

Tersangka Sarmo mengaku jasad korban telah dikuburkan selama tiga bulan.

"Saya sudah biasa kalau seperti itu. Maksudnya sudah biasa tidur sendiri di tempat angker,"jelas pelaku.

Perbuatan pelaku terendus polisi

Polisi mendatangi rumah pelaku lengkap dengan anjing pelacak.

Pelaku coba menghilangkan jejak dalam kasus pembunuhan berantai di Wonogiri.

Salah satunya dengan menumbuk potongan tulang milik korban.

"Kalau tulangnya saya tumbuk pakai potongan kayu jati. Tumbuk bakar tumbuk bakar terus sampai habis," ucap pelaku.

"Sekitar lima jam, sampai buktinya hilang," imbuhnya.

Selain itu, pelaku juga sempat menyiram sekitar lokasi mengubur korban dengan solar.

Itu supaya anjing pelacak tidak bisa menemukan keberadaan lokasi itu.

(*/Tribun-medan.com) (Tribunjogja.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Artikel ini diolah dari  TribunJogja.com

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved