Dedi Iskandar Batubara

Ketua PW Al-Washliyah Sumut Sebut Pendidikan dan Dakwah Jaga Eksistensi Organisasi

Pendidikan dan dakwah Islam merupakan dua kunci utama organisasi Al Jamiyatul Washliyah (Al Washliyah) bisa bertahan dari 1930

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
Pendidikan dan dakwah Islam merupakan dua kunci utama organisasi Al Jamiyatul Washliyah (Al Washliyah) bisa bertahan dari 1930 atawa sudah berusia 93 tahun. 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Pendidikan dan dakwah Islam merupakan dua kunci utama organisasi Al Jamiyatul Washliyah (Al Washliyah) bisa bertahan dari 1930 atawa sudah berusia 93 tahun.

Maka dari itu, seluruh pengurus tiap tingkatan harus berpikir melahirkan generasi Islami yang siap sedia membela agama.

"Al Washliyah merupakan ormas Islam terbesar ketiga di Indonesia setelah NU dan Muhammadiyah. Sebab, di Sumut saja ada 600-an Madrasah dan sekolah yang tersebar diberbagai daerah serta lima kampus. Yang semuanya itu melahirkan generasi terdidik," ujar Ketua PW Al Washliyah Sumut, H. Dedi Iskandar Batubara saat silatuhrami sekaligus konsolidasi dengan Pengurus Daerah (PD) Al Washliyah Kabupaten Mandailingnatal, Tapanuli Selatan dan Kota Padangsidempuan, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Dedi Iskandar Batubara Minta Pemerintah Segera Kendalikan Harga Beras yang Naik

 

Ia menyampaikan ada 18 ribu lulusan Madrasah Al Washliyah (setingkat SLTA) di seluruh Sumatera Utara.

Dan, ada ribuan alumni yang lahir dari berbagai universitas atau perguruan tinggi.

"Itu semua adalah kader kita," katanya.

Ia pun menyampaikan bahwa hadirnya lembaga pendidikan, merupakan satu upaya dalam rangka melahirkan. Dan menjaga generasi Al-Washliyah, sebagai pemimpin masa depan.

Kemudian, melajutkan perjuangan dari para pendahulu sebagaimana kepengurusan sekarang.

"Saya yakin lulusan dari sekolah Al Washliyah akan siap menjadi dai, berdakwah. Setidaknya mereka bisa menjadi iman dan memimpin doa. Ini yang menjaga Al Washliyah bisa bertahan," ujarnya.

Dengan amal Ittifaq (usaha) tersebut, kata Dedi Iskandar Batubara, ia berharap pada semua pengurus daerah bahkan pengurus cabang (tingkat kecamatan).

Selanjutnya, menjadikan pendidikan sebagai faktor penting, agar generasi dakwah terus lahir serta menjaga eksistensi organisasi, yang juga punya misi amal sosial.

Selain itu, Dedi Iskandar Barubara menjelaskan bahwa Al-Washliyah juga tidak bisa dipisahkan dengan kawasan Tabagsel.

Sebab sebagian besar para pendiri organisasi ini berdarah Mandailing.

Sebut saja Tuan Arsjad Thalib Lubis, serta para pengurus dari masa ke masa, tidak terlepas dari peran orang-orang dari Tabagsel.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved