Berita Viral

SOSOK Jeniaty Mundur dari Camat Rantepao Usai Dipermalukan Bupati Toraja Utara, Disuruh Jual Payung

Inilah sosok Jeniaty Rike Ekawaty ST MM, Camat Rantepao yang mengundurkan diri usai dipermalukan Bupati Toraja Timur saat apel

Ist
sosok Jeniaty Rike Ekawaty ST MM, Camat Rantepao 

TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah sosok Jeniaty Rike Ekawaty ST MM, Camat Rantepao yang mengundurkan diri usai dipermalukan Bupati Toraja Timur.

Adapun sosok Camat Rantepao yakni Jeniaty Rike Ekawaty mengundurkan diri dari jabatannya setelah dipermalukan Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang di apel gabungan pada Senin (11/12/2023) lalu.

Tak terima dipermalukan oleh Bupati Toraja Utara, Jeniaty Rike Ekawaty mengundurkan diri dari jabatannya.

Inilah sosok Jeniaty Rike Ekawaty dan kronologi yang membuat Camat Rantepao malu dan mengundurkan diri.

Adapun sosok Jeniaty Rike Ekawaty dilantik sebagai Camat Rantepao pada 15 November 2022 oleh Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang.

Jeniaty Rike Ekawaty ST MM merupakan alumni SMA 1 Nabire, Papua.

Ibunya bernama Alfrida Rassi, seorang pensiunan guru. Sedangkan ayahnya bernama (alm) Phiter Tangke Rombe, mantan Sekda Kabupaten Paniai, Papua.

Sosok Jeniaty Rike, Camat Rantepao
Sosok Jeniaty Rike, Camat Rantepao (Ist)

Sementara itu, dilansir Tribun-Medan.com dari Tribun Toraja diketahui Bupati Toraja Utara memarahi camat perempuan itu, bahkan mengusirnya dari panggung upacara.


Pemicu bupati marah karena persoalan payung.

Hal itu diungkapkan salah satu kepala seksi di jajaran Pemkab Toraja Utara,  JG.

"Camat Rantepao tersinggung dengan perkataan Bupati Toraja Utara," ucap JG kepada Tribun Toraja, Kamis (14/12/2023) sore.

Ia menjelaskan, saat apel gabungan, Bupati Toraja Utara meminta penjelasan Camat Rantepao terkait progres penjualan payung untuk dana Natal Pemkab Toraja Utara.

Sebelumnya, seluruh ASN diminta untuk membeli payung seharga Rp100 ribu, guna pendanaan perayaan Natal Pemda Toraja Utara.

"Saat itu, pak bupati mempertanyakan sudah sampai mana progres penjualan payung tersebut," kata JG.

Camat Rantepao lalu menghampiri bupati di atas panggung dengan maksud menjelaskan hal tersebut.

Baca juga: Gegara Masalah Payung, Bupati Torut Diduga Usir Camat Rantepao dari Podium, Kini Mengundurkan Diri

Baca juga: SOSOK Jeniaty Rike, Camat Rantepao Dipermalukan Bupati Toraja Utara di Apel, Pilih Mengundurkan Diri

Disitulah, Ombas, sapaan bupati, marah-marah dan mengusir Camat Rantepao. Ombas juga sempat berkata kasar ke Camat Rantepao.

"Tapi saya dengar kabar katanya Pak Bupati mengatakan dia tidak marah, hanya melarang Ibu Jeny mendekat karena podium dan sekitar podium itu sangat licin, banyak genangan air habis hujan," ucap JG.

Dikonfirmasi terpisah, Sekda Toraja Utara, Salvius Passang, mengaku sudah mendengar polemik Camat Rantepao tersebut.

Ia mengaku belum menerima surat pengunduran diri Jeny.

Ia mengatakan, persoalan itu mungkin karena terjadi miskomunikasi antar Bupati Toraja Utara dan Camat Rantepao.

"Mungkin miskomunikasi itu. Semoga ada jalan tengah," tutur alumni Unhas ini.

Diberitakan sebelumnya, Jenny mengajukan pengunduran dirinya karena merasa telah dipermalukan Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang.

Baca juga: Pastikan Pangan Aman Jelang Nataru, Loka POM di Tanjungbalai Lakukan Intensifikasi Pengawasan Pangan

Baca juga: KONDISI Diskotek Key Garden Akan Dirobohkan Pakai Alat Berat, Aparat Berkumpul di Lokasi

Berikut bunyi penggalan isi surat pengunduran di Jeniaty Rike Ekawaty:

“Dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Camat Rantepao. Adapun alasan pengunduran diri saya dikarenakan prinsip hidup serta saya sudah tidak merasa nyaman dengan kondisi kerja saya saat ini, yang dimana saya sudah berusaha untuk totalitas dalam bekerja selama ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh tanpa adanya paksaan dari pihak manapun."

Informasi diperoleh tribuntoraja.com dari seorang ASN Pemkab Toraja Utara menyebutkan bahwa Jeniaty mengundurkan diri sebagai Camat Rantepao karena dipermalukan oleh Ombas-sapaan Yohanis Bassang, saat Apel Gabungan di Lapangan Bakti, Rantepao, Senin (11/12/2023).

"Setahu saya karena Camat Rantepao merasa dipermalukan saat apel," ucapnya ASN yang minta namanya dirahasiakan saat dihubungi via telepon.

"Itu Lapangan Bakti kan masih masuk wilayah Ba'lele. Nah, wilayah Ba'lele' itu kampungnya Bu Camat. Jadi dia merasa telah dipermalukan di kampungnya sendiri. Tadi saya lihat ramai komentar di media sosial, warga Ba'lele tidak terima Camat Rantepao dihina oleh bupati," pungkasnya.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved