Breaking News

Sumut Terkini

Pj Gubernur Hassanudin Sebut Cabai Merah Jadi Faktor Pemicu Inflasi Jelang Nataru di Sumut

Pj Gubernur Sumatera Utara Hassanudin menyebut cabai merah menjadi salah satu faktor pemicu inflasi menjelang Natal tahun 2023 dan Tahun Baru 2024.

TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Utara Hassanudin usai menghadiri High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Aula Raja Inal Siregar, Lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Kamis (21/12/2023). Hassanudin menyebut cabai merah menjadi salah satu faktor pemicu inflasi menjelang Natal tahun 2023 dan Tahun Baru 2024. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Utara Hassanudin menyebut cabai merah menjadi salah satu faktor pemicu inflasi menjelang Natal tahun 2023 dan Tahun Baru 2024.

"Ada beberapa pemicu inflasi, yang terutama itu cabai merah, kemudian beras. Namun demikian stok kita cukup mudah-mudahan dapat dijalani," ujar Hassanudin dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Aula Raja Inal Siregar, Lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Kamis (21/12/2023).

Hassanudin menyampaikan perkembangan inflasi di Sumatera Utara selama 2023 menunjukkan angka inflasi yang terkendali dengan angka year-to-date pada bulan november saat ini mencapai 1,67 persen (ytd) sehingga inflasi keseluruhan tahun 2023, diperkirakan berada dalam rentang target inflasi nasional 3±1 persen (yoy).

"Selain itu, jika dilihat secara bulanan, indeks harga konsumen (ihk) gabungan 5 (lima) kota di sumatera utara tercatat sebesar 0,45 persen (mtm) yang masih berada di bawah rata-rata sumatera yang tercatat sebesar 0,61 persen," katanya.

Meski dalam kondisi terkendali, Hassanudin mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan waspada.

"Jangan panic buying dan belanja berlebihan di luar kebutuhan. Mari kita melewati Natal dan Tahun Baru ini dengan sukacita dan kondusif," katanya.

Kendalikan Inflasi dengan Pasar Murah

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPPESDM) Sumut, Mulyadi Simatupang mengatakan untuk menghadapi inflasi pihaknya mengadakan pasar murah serta pengawasan dan sidak bersama satgas pangan.

"Kita sudah menggelar pasar murah sebanyak 52 kali, dan rencananya akan kita teruskan untuk mengendalikan inflasi," ujarnya.

Mulyadi mengatakan, dari hasil sidak di beberapa pasar-pasar modern maupun tradisional dan ritel, pihaknya menemukan beberapa komoditas yang memang sedang mengalami kenaikan harga.

"Berdasarkan pantauan kita sampai 20 Desember kemarin yang agak naik itu beras premium kemudian gula pasir sudah melebihi harga penjualan, sudah hampir Rp 17 ribu. Sementara harga yang turun ini justru cabai merah, cabai rawit kisaran di pasaran 40 ribu per kilo, sementara harga penjualan itu Rp 55 ribu," katanya.

Mulyadi mengaku sangat yakin tidak akan terjadi pergolakan harga untuk bahan pokok meskipun beberapa komoditas seperti gula kristal di beberapa retail memang sudah habis.

"Tapi di ritel yang besar tersedia. Kita optimistis stok kita cukup untuk melewati hari besar Natal dan Tahun Baru 2024 ini," pungkasnya.

(cr14/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved