Berita Viral

5 Pekerja Ladang Tewas Disambar Petir Dimakamkan Satu Liang, Awalnya Berteduh di Pondok Saat Hujan

Lima pekerja ladang atau peladang tewas disambar petir dimakamkan satu liang lahat di Tempat pemakaman umum Limo Kabau, Jumat(22/12/2023)

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Lima pekerja ladang atau peladang tewas disambar petir dimakamkan satu liang lahat di Tempat pemakaman umum Limo Kabau, Jumat (22/12/2023) pukul 13.30 WIB. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Lima pekerja ladang atau peladang tewas disambar petir dimakamkan satu liang lahat.

Adapun lima peladang yang tewas disambar petir di Nagari Muaro Bodi, Sijunjung  dimakamkan di Tempat pemakaman umum Limo Kabau, Jumat (22/12/2023) pukul 13.30 WIB.

Kelima peladang tersebut dimakamkan dalam satu liang lahat.

Dilansir TRIBUN-MEDAN.COM dari pantauan TribunPadang.com terlihat ramai orang mengiringi pemakaman 5 korban tersebut, disertai isak tangis.

Bongkahan tanah merah digali dengan alat berat untuk membuat lubang yang dalam bagi lima korban.

Penggunaan alat berat untuk mempercepat pembuatan kuburan karena lima jenazah dimakamkan di satu liang lahat.

Seruan nama korban dipanggil oleh pihak keluarga yang menangis pilu, bahkan ada juga pihak keluarga korban lemas tak berdaya melihat mereka satu persatu dimasuki ke dalam liang lahat.

Ardiati nenek dari Hariyanto dan Hendra Putra (korban) dari sambaran petir, menjelaskan kelima korban itu masih dibilang satu keluarga.

Foto ilustrasi
Foto ilustrasi (freepik)


“Kelima orang tersebut bisa dibilang seperti keluarga karena ada yang sesuku, ipar dan besan bahkan saudara kandung pun ada,”ucapnya disertai air mata yang berlinang.

Ia menjelaskan Hendra dan Hariyanto memiliki kepribadian baik, saling menyapa masyarakat bahkan belum ada keresahan yang mereka buat selama hidup.

Sebelum Hendra meninggal sudah ada sedikit pertanda yaitu biasanya dia menyapa atau menegur adiknya, tapi kemarin dia tak menyapa bahkan diam saja.

“Tak biasanya Hendra bersikap tak ramah kemudian adik Hendra yang menegur, akhirnya Hendra menyahut kalau dia akan pergi ke ladang,”ujar Ardiati.

Kepergian kelima korban menjadi duka yang mendalam bagi masyarakat Muaro Bodi, sebelumnya tak pernah ada orang seramai ini mengantar jenazah.

“Baru pertama Kali di Muaro Bodi ada kuburan yang dibuat menggunakan alat berat dan dimasukkan korban dalam lubang yang sama,”pungkasnya.

Baca juga: Dituding Jalan Bareng dengan Celia Thomas, Teuku Ryan Klarifikasi, Buka Suara Soal Rumah Tangganya

Baca juga: Wali Kota Susanti Terenyuh Ucapan Dukungan Panitia Natal Wartawan, Siapkan Sembako Untuk Disabilitas


Awalnya Berteduh di Pondok

Tujuh orang pekerja ladang tersambar petir di Jorong Bungo Pinang, Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, Sijunjung, Kamis (21/12/2023) malam.

Mereka tersambar petir saat berteduh di sebuah pondok saat hujan lebat mengguyur wilayah itu.

“Mereka pulang dari ladang," kata Wali Nagari setempat, Hendri Yandri, saat ditemui TribunPadang.com, Jumat (22/12/2023) pagi.

"Karna hujan mereka berteduh di pondok yang gelap, salah satu dari mereka menghidupkan senter handphone lalu mereka tersambar petir,” katanya lagi.

Hendri menuturkan, lima orang dalam insiden itu dinyatakan meninggal dunia. Sementara dua orang lainnya selamat.

Kelima korban meninggal itu bernama Bruri (44), Ade Kurniawan (35), Ilham Mardatila (20), Hariyanto (37), dan Hendra putra (40).

“Farel dan Arbi (korban selamat) hanya luka ringan," ucapnya.

Suasana pemakaman lima korban disambar petir di Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagar
Suasana pemakaman lima korban disambar petir di Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung, Jumat (22/12/2023).

Hendri melanjutkan, peristiwa ini pertama kali disampaikan oleh Farel dan Arbi yang mencari pertolongan untuk membawa rekannya ke Puskesmas.

Namun, saat sampai di Puskesmas Muaro bodi, kelima korban tidak terselamatkan.

Hendri bilang, semua korban merupakan warga Jorong Koto Tuo, Nagari Muaro Bodi.

Rumah korban meninggal berdekatan dan ada juga yang bersaudara, yakni Hariyanto dan Hendra.

Jenazah korban rencana akan dikebumikan setelah salat Jumat di tempat pemakaman umum Limo kabau.

Baca juga: POTRET Bima Al Ayman Modjo, Putra Duta Sheila On 7, Penampilannya di Kejurnas PBSI Curi Perhatian

Baca juga: NASIB Apes Pemuda Bengkulu Tertipu Tes Polisi, Rp750 Juta Raib, Terlanjur Utang dan Jual Semua Harta

Cerita 2 Peladang Selamat

Tujuh peladang menjadi korban disambar petir saat berteduh di pondok Jorong Bungo Pinang, Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, Sijunjung.

Diketahui, tujuh orang pekerja ladang tersambar petir di Jorong Bungo Pinang, Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, Sijunjung, Kamis (21/12/2023) malam.

Peristiwa itu mengakibatkan 5 orang meninggal, dan dua orang selamat, yakni Arbi Hamdani (39) dan Farel Viandrez (17).

Arbi Hamdani dan Farel Viandrez  menceritakan kepada TribunPadang.com,  Jumat (22/12/2023) tentang keberuntungan serta kesempatan kedua mereka untuk hidup setelah terkena sambaran petir.

Kejadian nahas itu dimulai saat mereka berteduh bersama di sebuah pondok menunggu hujan reda dan rehat sejenak dari ladang.

Arbi menjelaskan saat hujan sudah mulai reda mereka berangsur- angsur mau pulang, Arbi dan Farel keluar duluan dari pondok untuk mengambil sandal dan sepatu.

“Saya dan farel berada di belakang pondok untuk mengambil sandal persiapan pulang kerumah, belum siap memakai sepatu bot tiba-tiba ada suara ledakan besar dan kilatan cahaya,”jelas Arbi.

Kilatan cahaya yang terlihat berwarna merah mengalir dari gerobak yang berada dekat Ardi, aliran itu mengenai kaki sebelah kanan sehingg membuat tangan dan tubuhnya bergetar kejang.

Ardi juga merasakan telinganya berdengung serta matanya pun tidak bisa melihat.

“Saya beranggapan sudah meninggal kondisi gelap semuanya tak terlihat apa-apa, tetapi ada suara yang memanggil,”jelasnya.

"Pak ongah, tolong-tolong," ternyata itu suara Farel hingga membuat Arbi sadar seketika.

Dalam suasa yang gelap Arbi berusaha mencari farel, akhirnya farel menjangkau kaki Ardi.

“Kaki saya berhasil dijangkau oleh Farel akhirnya kami  berdua saling bantu untuk berdiri, mata tadi sudah mulai sedikit melihat kemudian kami berusaha pergi ke pondok sebelah yang tak terlalu jauh,”jelas Arbi.

Ketika mau pergi ke pondok sebelah, Farel teringat dengan handphonenya dan dia berusaha menjangkau tetapi ia melihat orang di pondok telah hangus, Arbi menyuruh farel untuk selamatkan diri dahulu.

Setelah Arbi dan Farel sampai ke pondok sebelah ternyata ada anak-anak yang juga berteduh.

“Ketika saya sampai di pondok sebelah, anak-anak yang berteduh itu segera membantu, mereka melihat ke pondok kami ternyata lima orang itu sudah hangus,”ucap Arbi.

Arbi kaget dan baru sadar kalau teman-teman yang lain masih ada di pondok yang telah terbakar hangus.

Farel juga menceritakan hal yang sama kalau Arbi telah membantu menyelamatkannya.

“Ketika saya mau mencari sandal tiba-tiba ada ledakan besar dan badan saya bergetar hingga terpental, kemudian dengan panik merangkak mencari serta memanggil Pak Ongah (Ardi),”jelasnya.

Bagian lengan Farel masih sedikit luka dan kepalanya masih sedikit terasa pusing dan tak banyak mengingat hal yang terjadi semalam.

Arbi dan Farel tak sanggup melihat pondok yang telah mengenai teman-temannya karena tekanan mental disertai rasa sedih.

Arbi juga menceritakan kalau teman-temannya memang menggunakan handphone di dalam pondok untuk cahaya penerangan.

Mereka bersyukur bisa selamat dan diberi kesempatan kedua, sekarang Arbi dan Farel masih trauma dengan hujan lebat dan suara petir.

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved