Tsunami Aceh

Mengenang 19 Tahun Tsunami Aceh, Hingga 6 Penyebabnya, Termasuk Jatuhnya Meteor

Hari ini, Selasa, 26 Desember 2023, tepat 19 tahun tsunami Aceh yang menewaskan ratusan ribu nyawa

Editor: Array A Argus
AP
Seorang wanita saat berada di depan Masjid Raya Aceh usai tsunami tahun 2004 

Sebab, tsunami bergerak dengan kecepatan tinggi dan sanggup menerjang wilayah yang berjarak ribuan kilometer dari pusatnya atau dikenal dengan istilah “long tsunami”.

Menurut Siti Dahlia dan Wira Fazri Rosyidin dalam buku Modul Pembelajaran Geografi Kebencanaan (2021), tsunami adalah gelombang transien (berlangsung sangat cepat dan singkat) yang terjadi karena aktivitas tektonik atau letusan gunung api dasar laut.

Tingkat kedalaman laut sangat memengaruhi gelombang tsunami. Karena kecepatan gelombangnya cenderung menurun seiring berkurangnya kedalaman laut.

Dikutip dari buku ”Tsunami Aceh Getarkan Dunia” (2005) karangan Yarmen Dinamika dkk, faktor penyebab terjadinya tsunami terdiri atas enam sebab, yakni:

-     gempa bumi;

-     letusan gunung berapi di bawah laut;

-     longsor gunung ke laut;

-     longsoran palung laut;

-     perpindahan tanah di bawah laut; dan

-     meteor jatuh ke laut.

Berdasarkan catatan peristiwa tsunami di Indonesia, gempa bumi merupakan penyebab utama terjadinya tsunami.

Gempa merupakan pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau tumbukan antarlempeng. Sehingga salah satu lempeng mengalami kenaikan dan yang lainnya penujaman (subduksi).

Dilansir dari buku Ensiklopedia Bencana: Tsunami (2016) oleh Rani Siti Fitriani dkk, berikut beberapa kriteria gempa bumi yang dapat menyebabkan tsunami:

-     pusat gempanya berada di laut dan kedalamannya kurang dari 30 kilometer dari permukaan laut;

-      magnitudo gempanya lebih dari 6,2 SR (skala Richter); dan

-      sesar gempanya tergolong vertikal.

Terjadinya pergeseran lempeng bawah laut tak hanya berdampak pada aktivitas tektonik, melainkan turut memengaruhi aktivitas vulkanis.

Ketika terjadi peningkatan aktivitas vulkanis, inilah yang menyebabkan naiknya air laut, yang kemudian memicu tsunami.

Di dalam buku “Fundamental Oseanografi” (2017) karangan Defri Yona dkk dituliskan bahwa longsor bawah laut disebabkan oleh pergerakan besar pada kerak Bumi yang kerap terjadi di perbatasan antarlempeng tektonik.

Sederhananya, longsor ini terjadi karena adanya tabrakan antara lempeng samudra dengan benua.

Peristiwa tsunami yang terjadi karena longsoran bawah laut disebut tsunami submarine.

Tumbukan benda luar angkasa

Benda luar angkasa, seperti meteor, yang jatuh dan bertumbukan dengan laut dapat menimbulkan tsunami dan ketidakstabilan lempeng bawah laut.

Tsunami yang diakibatkan oleh hal ini biasanya terjadi sangat cepat dan jarang memengaruhi wilayah pesisir yang berada jauh dari sumber gelombang.

Walau begitu, faktor penyebab terjadinya tsunami ini tetap tak bisa dianggap remeh.

Tersebab dahsyatnya tumbukan antara benda luar angkasa dan laut yang diiringi pergerakan lempeng, dapat menimbulkan megatsunami.

Nah, karena tsunami merupakan peristiwa berulang yang tak tentu siklusnya, maka mewaspadai terulangnya peristiwa ini adalah suatu keharusan

Terutama, untuk menghindari atau minimal berupaya memperkecil dampak kerugian yang ditimbulkannya, baik terhadap jiwa maupun harta benda, jika tsunami kembali terjadi.

Untuk itu, gerakan sadar dan tangguh bencana harus menjadi komitmen dan sikap kolektif kita, baik di level komunitas, di kantor, di sekolah, di gampong, maupun di rumah.

Mulailah ikhtiar pengurangan risiko bencana ini dari diri sendiri; ibda binafsika. (*)   

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved