6 Fakta Ricuh Pemulangan Jenazah Lukas Enembe, Pj Gubernur Papua dan Kapolda Kena Lemparan Batu

Kericuhan arak-arakan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe menimbulkan sejumlah korban luka.

Editor: Juang Naibaho
Tribunpapua
Massa yang tergabung dalam iringan jenazah eks Gubernur Papua Lukas Enembe secara spontan mengibarkan bendera Bintang Kejora. Peristiwa ini berlangsung saat massa mengarak peti jenazah Lukas Enembe di Sentani, Jayapura, Papua, Kamis (28/12/2023). Selain Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun dan Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, sejumlah aparat ikut terluka akibat kericuhan. 

Benny menyebut ada aparat keamanan yang menjadi korban tetapi jumlahnya belum dapat dipastikan. "Ada juga korban dari beberapa aparat keamanan, baik itu Brimob, TNI dan mobil polisi yang juga jadi sasaran pembakaran," kata dia.

6. Ruko Dibakar
Aksi anarkis massa pengantar jenazah Lukas Enembe juga terjadi di wilayah Perumnas Waena, Kota Jayapura, Papua, Kamis sore.

Massa melakukan pembakaran rumah toko (ruko) di perempatan lampu merah Waena. Api pun menjalar cepat sehingga merambat ke beberapa ruko lainnya.

Massa yang membakar ruko tersebut sempat diadang oleh aparat keamanan, dan berhasil dipukul mundur.

Sekitar pukul 18.10 WIT, aparat keaman berhasil mengamankan lokasi dan berupaya untuk memadamkan api.

7. Presiden GIDI Minta Maaf
Presiden Gereja Injili Indonesia (GIDI), Dorman Wandikbo menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tak terduga saat iring-iringan jenazah Lukas Ensembe di Sentani, Kabupaten Jayapura.

"Pada kesempatan itu saya memohon maaf kepada Pj Gubernur Papua yang saat ini berada di rumah sakit, dengan semua kerusakan yang terjadi," ujarnya melalui siaran langsung YouTube Pemprov Papua, Kamis.

"Hal itu terjadi di luar dugaan kami. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya," imbuhnya.

Dorman menjelaskan pihaknya dan seluruh rakyat Papua ingin menghargai Lukas Enembe sebagai pemimpin di tanah Papua.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan akan membawa jenazah ke Koya. Ia pun meminta agar penghormatan jenazah terakhir itu, dapat berjalan dengan baik.

"Saya minta dengan hormat dan rendah hati. Tolong arahkan penghormatan terakhir ini dengan tertib dengan jalan damai dan baik supaya kami dihormati oleh Tuhan dan orang yang memusuhi kita," jelasnya.

"Orang yang selama ini pemberani dan membebaskan kita semua dari tirai besi hari ini sudah mati. Hari ini dia (almarhum) bukan gubernur, kami minta agar damai karena ia hanyalah masyarakat biasa hargailah dia, hormati dia," jelasnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Suku Tabi yang menyediakan tanah di Koya untuk tempat peristirahatan terakhir Lukas Enembe. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved