Berita Viral
Sosok Bripda AN Diperiksa Terindikasi LGBT:Lulusan Tahun 2022 dan Ngaku Pernah Jadi Korban Pelecehan
Sosok Bripda AN tengah diperiksa Propam Polda Sultra diduga terlibat kasus kelainan seksual atau LGBT.
TRIBUN-MEDAN.com - Sosok Bripda AN tengah diperiksa Propam Polda Sultra diduga terlibat kasus kelainan seksual atau LGBT.
Bripda AN merupakan personel di Polresta Kendari, Sulawesi Tenggara.
Padahal, Bripda AN baru saja lulus sebagai polisi pada tahun 2022.
Bripda AN ditangkap setelah dicurigai terindikasi LGBT pada Rabu (10/1/2024).
Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Pol Moch Sholeh mengatakan Bripda AN telah diperiksa dan kasus ini masih dalam proses penyelidikan.
Menurut Kombes Pol Moch Sholeh terungkapnya kasus ini setelah ada pengembangan dari kasus LGBT yang diselidiki Polda Sumatra Barat.
Sementata itu, Kabid Humas Polda Sultta, Kombes Pol Ferry Walintukan juga membenarkan adanya kasus tersebut.
"Iya betul, sementara ditangani," ucapnya.
Baca juga: Viral Soal AirWheel Dilarang Masuk Kabin, Bagaimana Aturan Sebenarnya? Simak Ulasannya
Baca juga: Transfer Liga Inggris, Newcastle United Serius Buru Gelandang Versatile Bayern Munchen
Bripda AN saat ini berdinas di Kepolisian Resort Kota atau Polresta Kendari, Sulawesi Tenggara.
Sosok anggota kepolisian yang diduga terseret kasus tersebut berpangkat brigadir polisi dua atau bripda.
"Kasus ini kan pengembangan dari Polda Sumatra Barat, tanggal 10 kemarin itu kemudian diperiksa oleh Bid Propam Polda Sultra, dilakukan pengecekan," tuturnya.
Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan, mengatakan, oknum bintara remaja tersebut kini menjalani pemeriksaan di Propam.
“Sekarang sementara ditangani dan diperiksa penyidik Propam,” kata Kombes Ferry melalui telepon seluler (ponsel), Rabu (17/1/2024).
Ferry mengatakan, oknum bintara itu saat ini berdinas di Polresta Kendari.
“Itu polisi baru, dinasnya di Kendari, nanti konfirmasi saja ke sana," ujarnya.
Bripda AN Korban Kekerasan Seksual
Awal mula penangkapan terhadap Bripda AN ketika Subdit Paminal Bid Propam Polda Sulawesi Tenggara mendapat laporan teekait pengembangn kasus LGBT.
Dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa salah seorang oknum polisi dilingkup Polda Sulawesi Tenggara terlibat dalam kasus LGBT yakni Bripda AN
"Tim Subdit Paminal Bid Propam Polda Sultra menerima laporan informasi dari hasil pengembangan kasus di Polda Sumatra Barat bahwa ada keterlibatan personel Polda Sultra yang terjadi penyimpangan seksual atas nama Bripda AN," ujar Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan.
Mendapati laporan tersebut, kata dia, terduga yakni Bripda AN langsung diamankan upaya menjalani pemeriksaan lebih lanjut
"Dia masih dalam proses pemeriksaan oleh Bid Propam Polda Sultra," kata Ferry.
Atas kasus ini, ia mengungkapian, Polda Sulawesi Tenggara akan menindak Bripda AN jika memang hasil pemeriksaan terbukti bersalah.
Mendapati laporan tersebut, kata dia, terduga yakni Bripda AN langsung diamankan upaya menjalani pemeriksaan lebih lanjut
"Dia masih dalam proses pemeriksaan oleh Bid Propam Polda Sultra," kata Ferry.
Bukan tidak mungkin, kata dia, jika terbukti akan diberikan sanksi terberat berupa pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).
"Kemungkinan terburuknya apa bila terbukti bisa jadi di-PTDH. Jadi, anggota-anggota yang terlibat di dalam kasus seksual kemungkinan besar di-PTDH sesuai dengan peraturan dari Kadiv (Kepala Divisi) Propam Polri," tegas Ferry.
Ferry juga mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pengembangan, diketahui bahwa Bripda AN pada masa kecilnya pernah menjadi korban kekerasan seksual.
"Informasinya, dia sebenarnya korban juga karena waktu kecil ternyata pernah mengalami kekerasan seksual," pungkasnya.
Remaja Diduga Ditembak Polisi
RF (17), remaja yang tewas usai kepalanya tertembus peluru diduga milik anggota kepolisian saat ini dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Tribun-medan, dan beberapa awak media lainnya mencoba mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk bertemu dengan keluarga korban.
Namun, di Rumah Sakit Bhayangkara Medan terlihat sejumlah personel Brimob berjaga di dekat kamar jenazah.
Ketika awak media mencoba masuk, salah seorang personel Brimob berpangkat Bripka bernama Taslim JS mempertanyakan kehadiran awak media.
Namun, setelah dijelaskannya awak media malah di suruh pergi dan tidak boleh mendekati kamar jenazah.
"Situ saja dulu nunggu (nunjukan ke arah keluar), kami punya peraturann di sini. Kami ada prosedurnya, ini kan asrama kita," kata Taslim kepada awak media yang dilarangnya masuk, Rabu (17/1/2024).
Lalu, awak media pun mencoba menanyakan alasan mengapa tidak boleh masuk sedang para warga terlihat hilir-mudik keluar masuk.
"Kami bilang tunggu dulu di situ. Kan kita punya aturan, ini perintah pimpinan kami," sebutnya.
"Kami PAM dulu di sini, kalau sudah bisa masuk. Abang jangan gitu dong, kita tugas Abang tugas kan, saya hargai tugas Abang," lanjutnya dengan nada sedikit emosi.
Amatan tribun-medan, di rumah sakit Bhayangkara Medan terlihat beberapa personel berjaga.
Tampak juga sejumlah Masyarakat keluar masuk, tanpa dihadang oleh petugas.
Hingga berita ini diterbitkan, jenazah korban masih berada di ruang jenazah rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Sebelumnya, RF (17), remaja yang diduga menjadi korban penembakan oknum polisi di Jalan Taman Makam Pahlawan, Kecamatan Medan Belawan, meninggal dunia.
Humas Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan, Gibson Girsang, membenarkan kabar meninggalnya korban setelah sempat mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU.
"Iya benar meninggal dunia, sekira pukul 16.00 WIB tadi," kata Gibson kepada Tribun-medan, Rabu (17/1/2024).
Ia menyampaikan, korban meninggal dunia karena bekas luka tembakan dibagian kepalanya.
"Iya luka tembakan dibagian kepala, untuk proyektilnya nggak ada ditemukan ditubuhnya," sebutnya.
Lebih lanjut, Gibson menjelaskan bahwa rencananya korban akan dibawa pulang oleh pihak keluarga ke rumah duka.
"Jenazah mau dibawa oleh keluarga duka," ucapnya.
Menurut Adel, kakak korban, kejadian penembakan ini terjadi di Jalan Makam Pahlawan, Lorong Kenangan, Kecamatan Medan Belawan, pada Selasa (16/1/2024) sekira pukul 22.00 WIB.
Katanya, sebelumnya kejadian adiknya ini sempat meminta uang dan pergi meninggalkan rumah untuk membeli makanan.
"Dia baru minta duit Rp 3 ribu sama saya, mau beli nasi," kata Adel saat diwawancarai di Rumah Sakit Pirngadi Medan, tempat korban di rawat, Rabu (17/1/2024).
Ia menjelaskan, tidak lama setelah meninggal rumah tiba-tiba ada terdengar suara tembakan dan beberapa warga datang memberi kabar bahwa adiknya tertembak.
Kebetulan, pada saat kejadian sejumlah remaja sedang terlibat tawuran di sekitaran lokasi dan muncul satu unit mobil patroli polisi Polres Pelabuhan Belawan.
Adel menduga kuat, bahwa personel yang berada di dalam mobil patroli itu yang melakukan penembakan terhadap adiknya.
"Tiba-tiba warga datang, ngasih tahu bahwa adik saya di tembak sama polisi, rupanya di situ ada tawuran, jadi polisi polisi datang jalan langsung nembak. Tapi adik saya nggak ikut tawuran," sebutnya.
Dijelaskannya, setelah kejadian adiknya ini pun langsung dilarikan ke rumah sakit Prima Husada Cipta Medan (PAC) dan setelah itu ditujuk ke Rumah Sakit Pirngadi Medan.
Adel mengungkapkan, kondisi korban saat ini berada di ruang ICU dalam kondisi kritis akibat peluru yang menembus kepalanya.
Katanya, di lokasi juga ditemukan selongsong peluru.
"Peluru nya nembus ke kening. Sekarang kondisinya kritis nggak sadarkan diri. Kepalanya bolong, dibagian belakang kecil dibagian depan besar. Pihak rumah sakit juga mengatakan bahwa itu bekas peluru," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kasus ini rencananya akan dilaporkan ke Polda Sumut dan berharap oknum polisi tersebut segera diproses hukum.
"Hapannya oknum itu tertangkap di proses hukum. Kalaupun adik saya hidup, dia pasti cacat kata dokter karena saraf matanya kena dan dia bisa buta," bebernya.
Terkait kejadian ini, Tribun-medan telah berupaya mengkonfirmasi Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban, namun belum merespon.
(*/tribun-medan.com)
Sosok Bripda AN tengah diperiksa Propam Polda Sult
Bripda AN
LGBT
Polresta Kendari
Tribun-medan.com
| KOMPOL Yogi Santai Merokok hingga Minta CCTV Dihapus Usai Bunuh Brigadir Nurhadi di Kolam Hotel |
|
|---|
| SADISNYA Ibu di Bukittinggi Buang Bayinya Jadi 3 Potong, Ngaku Tak Ingat Pria yang Menghamilinya |
|
|---|
| Nasib Nikita Mirzani Divonis 4 Tahun Penjara, Vonis Hakim Nikmir Terbukti Peras dr Reza Gladys 4 M |
|
|---|
| ALASAN SD di Bengkulu Larang Ortu Gugat Jika Anak Keracunan MBG: Dari Internet Langsung Difotokopi |
|
|---|
| ALASAN Jokowi Tidak Akan Menempati Rumah Pensiun di Colomadu Meski Nantinya Sudah Diserahkan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.