Berita Viral

BIKIN Geram, Viral Video Junaedi Bak Pura-pura Lemas dan Sesak Napas saat Diinterogasi:Jangan Lemas!

Baru-baru ini, viral di media sosial kasus seorang siswa SMK membunuh satu keluarga di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Editor: Liska Rahayu
Kolase TribunJakarta
BIKIN Geram, Viral Video Junaedi Bak Pura-pura Lemas dan Sesak Napas saat Diinterogasi:Jangan Lemas! 

TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini, viral di media sosial kasus seorang siswa SMK membunuh satu keluarga di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Dalam video yang beredar, terlihat gerak-gerik siswa SMK yang bernama Junaedi tersebut.

Junaedi tampak lemas hingga memegang dadanya diduga sesak napas.

Diketahui, Junaedi ditangkap polisi beberapa jam setelah menghabisi nyawa 5 orang dalam satu keluarga pada Selasa (6/2/2024) dini hari.

Pembunuhan sadis yang dilakukan Junaedi didasari rasa sakit hati pelaku.

Di media sosial, viral gerak-gerik Junaedi ketika sedang diinterogasi polisi.

Entah serius atau hanya akting, Junaedi tampak lemas hingga sesak nafas menjawab setiap pertanyaan yang diajukan polisi.

Bahkan seorang perempuan sempat meminta Junaedi supaya menjawab pertanyaan dengan semangat.

"Semangat dong, jangan lemes gitu," ucap seorang perempuan dikutip dari video yang viral di TikTok, Rabu (7/2/2024).

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, Junaedi terlihat duduk menggunakan baju kemeja.

BIKIN Geram, Viral Video Junaedi Bak Pura-pura Lemas dan Sesak Napas saat Diinterogasi:Jangan Lemas!
BIKIN Geram, Viral Video Junaedi Bak Pura-pura Lemas dan Sesak Napas saat Diinterogasi:Jangan Lemas! (Kolase TribunJakarta)

"Leher juga?" tanya polisi.

"Kepala dua kali," jawab Junaedi yang tampak lemas.

"Semangat eh jangan lemas begitu," ucap seorang perempuan.

"Kepala empat kali kali ya," ucap Junaedi lagi.

Melihat Junaedi yang lemas, seorang pria diduga polisi di samping Junaedi langsung bertanya.

"Kenapa kamu sakit?" ucap pria tersebut.

Sementara Junaedi tampak memegang dadanya bak merasa sesak napas.

Meski begitu, polisi terus melanjutkan melakukan interogasi kepada pelaku.

"Kamu buka kelambu langsung kamu tebas gitu?" tanya polisi tegas.

"Iya lima kali kepala," jawab Junaedi.

Di sela-sela introgasi tersebut, Junaedi sempat menyandarkan kepalanya ke meja.

"Berarti si R yang terakhir kamu bunuh?" tanya seorang perempuan.

"Iya," jawab lemas Junaedi.

Junaedi pun membuat pengakuan soal persetubuhan yang sempat dilakukannya kepada R dan ibundanya.

Hal tak senonoh itu dilakukan secara gantian.

"Saat kamu melakukan persetubuhan itu, langsung?' tanya seorang perempuan lagi.

"Iya," kata Junaedi.

"Yang dibunuh R dulu apa mamahnya?" tanya lagi polisi.

"Mamahnya," jawab Junaedi.

"Berarti balik lagi ke kamar (mamahnya untuk memperkosa)," kata polisi yang dibenarkan Junaedi.

Jasad korban dikuburkan dalam satu liang lahat

Kelima korban pembunuhan Junaedi dimakamkan di TPU Dusun Sarang Alang, Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Video yang merekam proses pemakaman korban pembunuhan itu viral di media sosial.

Dalam video terlihat kelima jasad sudah terbungkus kain kafan di masukan satu per satu ke dalam liang lahat yang ukurannya sangat besar.

Terdengar isak tangis puluhan warga dan pihak keluarga mengiringi proses pemakaman kelima korban pembunuhan tersebut.

Sejumlah warga juga terdengar melantunkan ayat suci Al Quran.

Tak cuma di makan, puluhan warga desa pun juga terlihat memadati rumah duka.

Netizen yang melihat video tersebut mengaku ikut berduka.

Sebagian netizen juga menyakini satu keluarga korban pembunuhan Junaedi tengah berkumpul di Surga.

"Insha Allah mereka semua berkumpul di SyurgaNya Allah..AAMIIN"

"Surga menanti kalian sekeluarga berkumpul dan berbahagialah di sana"

Tak Mungkin Mabuk

Psikolog Forensik Reza Indragiri beranggapan, tindakan Junaedi tidak menggambarkan sikap seseorang yang berada di dalam pengaruh minuman keras.

Pasalnya Junaedi melakukan perancanaan sebelum membunuh mantan kekasihnya RJS dan seluruh keluarganya.

Junaedi terlebih dahulu pulang mengambil parang, dan ia juga memiliki ide untuk mematikan listrik di rumah korban sebelum beraksi.

Tindakan Junaedi yang demikian mencermikan kalau Siswa SMK itu melakukan aksi jahatnya dalam kondisi sadar.

"Saya baca kronologi peristiwa dan rangkaian perbuatan pelaku di TKP," ucap Reza Indragiri kepada TribunJakarta, Rabu (7/2/2023).

"Tidak mencerminkan orang yang berada di bawah pengaruh miras apalagi dalam kondisi mabuk," imbuhnya.

Reza Indragiri menilai polisi harus berhati-hati dalam membangun narasi Junaedi mabuk saat membunuh satu keluarga.

Pasalnya Junaedi bisa cuma dijerat Pasal 354 KUHP soal penganiayaan berat bukannya dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan rencana.

Akibatnya Junaedi mendapatkan hukuman yang ringan, yakni maksimal hanya 8 tahun penjara.

Hukuman tersebut tentunya tidak sebanding sama sekali dengan tindakan keji Junaedi kepada RJS dan keluarganya.

"Polisi perlu hati-hati menarasikan pelaku terpengaruh alkohol," ucap Reza Indragiri.

"Karena, jika pelaku membabi buta dalam keadaan mabuk, maka tidak tertutup kemungkinan dia tidak tepat dikenakan pasal pembunuhan berencana,"

"Malah mungkin penganiayaan berat. Bukan pula penganiayaan berencana,"

"Logikanya, orang dalam keadaan mabuk tidak bisa membuat rencana. Perilakunya cenderung menjadi impulsif," imbuhnya.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved