Tribun Wiki
Sosok Marsekal TNI Purnawirawan Agus Supriatna, Mantan KSAU Kini Dukung Ganjar Pranowo
Agus Supriatna adalah mantan KSAU yang kini menyatakan diri mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Marsekal TNI Purnawirawan Agus Supriatna kini muncul sebagai pendukung calon presiden Ganjar Pranowo.
Agus Supriatna bersama sejumlah pensiunan TNI AU menyatakan diri mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3.
"Dari kelebihan itu, yang paling banyak kelebihannya itu Bapak Ganjar dan Pak Mahfud, di situlah kita semua ini memilih Bapak Ganjar-Mahfud," kata Agus di Kuningan, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: Sosok Mohammad Turi, Wisudawan Terbaik Unesa dengan IPK 4, Layak Jadi Panutan
Agus menuturkan, kelompoknya memilih untuk menyatakan dukungan setelah melihat beragam persoalan, mulai dari pelanggaran etik Mahkamah Konstitusi dan Komisi Pemilihan Umum hingga pembagian bantuan sosial yang dianggap tidak etis.
"Di sinilah akhirnya kita-kita ini berkumpul berdiskusi menganalisa permasalahan ini, kita bentuklah mendeklarasikan ini," ujar dia.
Sosok Agus Supriatna
Melansir dari Wikipedia, Agus Supriatna lahir 28 Januari 1959.
Ia adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang menjabat sejak 2 Januari 2015 hingga 18 Januari 2017.
Agus pernah menjabat sebagai Pangkoopsau II, Wairjen Mabes TNI, dan Kepala Staf Umum TNI berdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin 3398/XII/2014 tanggal 30 Desember 2014.
Sebelum menjadi KSAU, ia adalah perwira tinggi bintang dua TNI AU atau Marsekal Muda yang menjabat Wakil Inspektorat Jenderal TNI.
Baca juga: Sosok Song Ji A atau Freezia, Selebgram Korsel Dijauhi Imbas Pakai Barang KW
Ia naik pangkat menjadi Marsekal Madya pada 31 Desember 2014 dengan jabatan Kepala Staf Umum TNI untuk memenuhi syarat calon KSAU, yaitu perwira tinggi bintang tiga.
Setelah menjabat Kepala Staf Umum TNI selama 2 hari, pada tanggal 2 Januari 2015 ia dilantik menjadi KASAU ke-20 oleh Presiden RI, Joko Widodo di Istana Negara.
Pengangkatan KSAU baru ini berdasarkan Keputusan Presiden No. 01/TNI/2015, yang ditetapkan tanggal 2 Januari 2015, dan dibacakan oleh Sekretaris Militer Kepresidenan.
Agus adalah anak kelima dari sepuluh orang bersaudara pasangan Sumantri Martaatmadja dengan Tjitjih Mulyasih, dimana Sumantri adalah prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dengan pangkat Sersan Mayor (TNI) yang saat ia dilahirkan sedang menempuh pendidikan calon perwira di Bandung, Jawa Barat.
Baca juga: Sosok Aon Timah, Kini Digiling Kejagung RI, Harta 1 Kg Emas Disita
Kakeknya, Dharma Martaadmadja, berasal dari Cirebon seorang "mantri suntik" (petugas penyuluh kesehatan yang memiliki lisensi untuk menyuntikkan obat guna menyembuhkan orang sakit) kala penjajahan Belanda.
Sedangkan kakek buyutnya adalah seorang kuwu atau lurah yang berdinas di wilayah kekuasaan Keraton Cirebon.
Ibunya, adalah wanita kelahiran Kampung Duri, Tambora, Jakarta Barat.
Ayah dari Ibunya berprofesi sebagai arsitektur pada zaman penjajahan Belanda yang berasal dari Pandeglang, Banten, Ia merupakan keturunan marga Tubagus, salah satu marga kalangan ningrat di Banten.[8]
Sebagai anak kelima, ia adalah anak laki-laki yang ditunggu setelah 3 kakaknya berjenis kelamin perempuan.
Sebenarnya anak pertama juga laki-laki, bernama Dendi Suherman, tetapi sejak kecil, karena Ibu Tjitjih sakit keras, maka ia diasuh oleh kakek dan neneknya.
Baca juga: Sosok Chaim Fetter, Orang Belanda yang Rela Jual Perusahaan Demi Pendidikan Anak Indonesia
Dan ketika sembuh, Dendi tetap dalam asuhan mereka. Anak kedua Ibu Tjitjih bernama Eti Rohati, perempuan, anak ketiganya, Titien Rohayati, juga perempuan, begitu juga anak keempat bernama Heni Rustini.
Agus dilahirkan di Rumah Sakit Angkatan Darat Sariningsih, Kota Bandung, Jawa Barat.
Dan pada saat kelahirannya kakeknya sudah menyebutnya sebagai "Gatotkaca" dengan senangnya sehingga diadakan syukuran tujuh hari tujuh malam.
Ketika ia kecil, sering dipanggil dengan nama kesayangan "Topik" yang berarti restu dari Alloh, sebagai rasa syukur karena mendapatkan anak lak-laki lagi.
Adiknya adalah seorang wanita bernama Dewi Rusmani.
Baca juga: Sosok Raffi Ahmad, Dituding Terlibat dalam Pencucian Uang, Berikut Sumber Kekayaannya
Dan anak ketujuh hingga kesepuluh semuanya laki-laki dengan nama, Deden Sulian, Budi Safaat, Cecep Subekti dan Mulana Saptaji.
Dari sepuluh anak tersebut, selain Agus, Cecep Subekti juga seorang pilot, pilot pesawat komersial.
Tahun 1962, ketika Agus berusia 3 tahun, ayahnya dipindah tugaskan ke Depo Pendidikan Infanteri XI (DODIK IF XI), Ambon, Maluku, sehingga mereka pindah kesana mempergunakan kapal milik tentara.
Di tengah Laut Banda dan sudah dekat pulau Maluku, kapal terbakar dan semuanya menyelamatkan diri dengan sekoci, tetapi dalam proses penyelamatan tersebut, Agus tertinggal di kapal dan hampir saja terjun ke laut untuk mengejar sekoci, namun berhasil diselamatkan oleh Pak Purba, tentara bawahan Sumantri sehingga ia selamat dari maut karena Agus belum bisa berenang.
Agus “Dingo” Supriatna mengawali kariernya di militer sejak tahun 1983, saat lulus dari Akademi Angkatan Udara.
Selepas mengikuti Sekolah Penerbang TNI AU jurusan tempur ia mulai meniti karier sebagai penerbang pesawat tempur A-4 Skyhawk Skadron 11 yang berpangkalan di Lanud Iswahjudi, Madiun.
Ia mulai karier sebagai Kasi Opslat Skadud 11 Lanud Iswahjudi (1987), setelah menjalani pendidikan Instruktur Penerbang ia konversi ke pesawat F-5 Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi dan selanjutnya bergabung menjadi penerbang pesawat F-16 Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi.
Papok Instruktur Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (1992), Danflightops D Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (1994), Kadisops Skadud 3 Wing 3 Lanud Iswahjudi (1996) selanjutnya Danskadik 102 Wingdikterbang Lanud Adisumarmo (1998).
Sebagai penerbang tempur ia berpengalaman mengikuti berbagai macam operasi tempur dan latihan di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga.
Kariernya terus menanjak sebagai Pabandya Opsudstrat Paban II/ Ops Sopsau (2000), Kabadan Uji Koopsau I (2001), Athan RI KBRI Singapura (2003), Paban Utama B-3 Dit “B” Bais TNI (2006), Danlanud Hasanudin (2010), Kaskoopsau I Jakarta (2011), Panglima Koopsau II Jakarta (2012), Wairjen TNI (2014), Kasum TNI (2014) hingga menjadi KASAU.
Jabatan militer:
Perwira Penerbang Skadron Udara 11 Lanud Iswahjudi Madiun (1983)
Kasi Opslat Skadud 11 Lanud Iswahjudi (1987)
Papok Instruktur Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (1992)
Danflightops D Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (1994)
Kadisops Skadud 3 Wing 3 Lanud Iswahjudi (1996)
Danskadik 102 Wingdikterbang Lanud Adi Sucipto (1999)
Pabandya Opsudstrat Paban II/ Ops Sopsau (2001)
Kabadan Uji Koopsau I (2001)
Dostun Gol IV Seskoau (2002)
Sahli Kabais TNI Bidang II Pengtek Bais TNI (2002)
Athan RI KBRI Singapura (2003)
Paban Utama B-3 Dit “B” Bais TNI (2006)
Danlanud Hasanuddin (2010—2011)
Kaskoopsau I (2011—2012)
Pangkoopsau I (2012—2014)
Wairjen TNI (2014)
Kasum TNI (2014—2015)
Kasau (2015).
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.