Viral Medsos

WAKAPOLRI Komjen Agus Andrianto Sebut Tidak Ada Intervensi Rektor, Begini Klarifikasi Kompolnas

Komjen Agus menjelaskan bahwa informasi itu tidak benar. Menurutnya, Polri sama sekali tidak pernah menerima perintah tersebut.

|
Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Wakapolri, Komjen Agus Andrianto seusai kegiatan bakti sosial Polri Presisi di Gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan (Unimed), Kamis (21/9/2023) lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Agus Andrianto menanggapi perihal hebohnya informasi soal pejabat kampus (rektor) yang diduga diminta (intervensi) oknum anggota polisi untuk membuat video apresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Komjen Agus menjelaskan bahwa informasi itu tidak benar. Menurutnya, Polri sama sekali tidak pernah menerima perintah tersebut.

"Apa ada di sini? Nggak ada, kita ngga ada. Tadi sambutan saya juga biasa, saya kegiatan baksos juga saya tidak ada menyangkut apa-apa, memang ada program Kapolri dalam rangka cooling sistem, tapi kegiatannya adalah bakti kesehatan dan bakti sosial yang bisa membantu masyarakat," jelas Agus di Universitas Hasanuddin Makassar, Rabu (7/2/2024) siang.

Kata Agus, dirinya menduga ada kesalahpahaman saat menerima informasi tersebut.

"Kalau untuk yang itu, sejauh ini tidak ada instruksi untuk mengarahkan berita itu, tentunya pak Kapolda juga tidak ada tugas sepeti itu," bebernya.

Klarifikasi Kompolnas

Di tempat terpisah, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengatakan, pihaknya tengah melakukan klarifikasi kepada Polri terkait polisi di Jawa Tengah (Jateng) yang meminta rektor-rektor di universitas di wilayah tersebut untuk membuat video testimoni soal kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Terkait dengan dugaan ada permintaan kepada rektor-rektor untuk membuat testimoni sebagai upaya cooling system, ini sedang kami klarifikasi," ujar Poengky, Rabu (7/2/2024).

Poengky menjelaskan bahwa cooling system biasa dilakukan polisi menjelang pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan kepala daerah (pilkada).

Dia menyebut bahwa upaya polisi itu dilakukan agar masyarakat tetap bijak dan tidak terpengaruh berita-berita hoaks yang bisa menimbulkan konflik sosial.

Namun, dalam kasus ini, Poengky khawatir jika upaya polisi yang menelepon rektor disalahartikan di lapangan. "Sehingga berdampak pada dugaan ada intervensi dari pihak kepolisian. Ketika ada pernyataan sikap dari kampus-kampus yang mengkritisi Presiden Joko Widodo, Presiden sendiri menyatakan bahwa itu bagian dari demokrasi," katanya.

"Memang benar bahwa pernyataan sikap kritis kampus itu bagian dari kebebasan berekspresi sekaligus bagian dari tugas perguruan tinggi untuk melakukan kritik dan koreksi, sehingga harus dihormati oleh semua pihak," ujar Poengky lagi.

Oleh karena itu, Poengky meminta pimpinan Polri mengawasi anggotanya di lapangan.

Dia berharap, jika betul polisi melakukan cooling system, jangan sampai malah dianggap sebaliknya oleh masyarakat.

"Pimpinan perlu memastikan agar aparat kepolisian di lapangan berhati-hati dalam bertindak. Jangan sampai upaya cooling system yang baik justru dianggap sebaliknya," katanya.

Pembelaan Polda Jateng

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved