Pilpres 2024
TUDUH Prabowo-Gibran Curang, Bawaslu Tegaskan Belum Temukan Pelanggaran: Harus Bisa Dibuktikan
Kecurangan yang diteriaki Paslon Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin belum ditemukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
TRIBUN-MEDAN.com - Kecurangan yang diteriaki Paslon Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin belum ditemukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Bawaslu RI yang menangani pelanggaran Pemilu sampai hari ini belum menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan Paslon secara sistematis dan masif.
Dua kubu itu memang paling ngotot menyebutkan Pilpres 2024 berlangsung dengan curang.
Pilpres yang menghasilkan keunggulan Prabowo-Gibran, dicap sebagai Pemilu paling buruk bagi kubu yang kalah.
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja menegaskan bahwa hingga kini pihaknya belum menemukan adanya pelanggaran pemilu yang terstruktur, sistematis, dan masif.
Pernyataan Rahmat Bagja tersebut disampaikan dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Minggu (25/2/2024).
Ia menjelaskan, hal yang harus dibuktikan mengenai adanya pelanggaran terstruktur, sistematis dan masif adalah apakah ada perintah tertulis hingga pembuktian pidana.
“Namun, kita akan lihat misalnya apa yang dilakukan, ada command responsibility, ada perintah tertulis, ada kemudian terbukti pidananya, itu yang harus dibuktikan dalam pelanggaran terstruktur, sistematis, dan masif,” bebernya.
Baca juga: Panduan Cara Memilih Jurusan untuk SNBP 2024, Akses Link Resmi SNBP
Baca juga: HAK ANGKET Makin Serius? Megawati Bakal Bertemu Jusuf Kalla, Susun Strategi Pemakzulan Jokowi?
Hingga saat ini, kata Bagja, pihaknya belum menemukan adanya temuan maupun laporan tentang hal itu.
“Sampai sekarang belum ada, laporan sampai sekarang belum ada, temuan juga demikian. Saya bilang belum ada ya, bukan tidak ada,” katanya.
“Kemudian ada tentang pengerahan kepala desa misalnya. Apakah kemudian ada perintah, yang harus dibuktikan dan yang namanya alat bukti kan harus precise (tepat),” tambah Bagja.
Hal-hal itu, lanjut Bagja, termasuk harus jelas siapa yang memerintahkan jika ada yang memerintah, kemudian pembuktiannya.
“Ada dan bagaimana, dan ada siapa yang memerintahkan. Aparat negara siapa aparat negaranya, buktinya seperti apa, bagaimana pembuktiannya,” ujarnya.
Bagja kemudian menjelaskan mengenai empat kategori pelanggaran pemilu, yakni pelanggaran administrasi, pelanggaran tindak pidana pemilu, pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, dan pelanggaran hukum lainnya.
Mengenai kecurangan, lanjut Bagja, harus dapat dibuktikan bahwa terstruktur, sistematis, dan masif,
“Itu pembuktiannya harus clear, precise, jadi nggak boleh apa, ada misalnya dalam pelanggaran TSM di Bawaslu, kalau nggak salah Perbawaslu nomor 7 atau nomor 8 tentang pelanggaran TSM, misalnya kuantifikasinya 50 persen,” katanya.
Qodari Sebut Kubu yang Kalah Tamper Tantrum
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memberikan penjelasan terkait tudingan telah ikut melakukan kecurangan dalam Pilpres 2024.
Video Qodari pada tahun 2023 yang menyebut paslon Ganjar-Mahfud meraih 16 persen suara menjadi pergunjingan.
Warganet menilai Qodari telah melakukan rekayasa hasil Pilpres 2024. Namun kenyataannya, semua tudingan itu tidak benar.
Tudingan itu datang dari pendukung 01 dan 03 yang mengedit video Qodari.
Saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (24/2/2024), Qodari memberikan penjelasan panjang lebar.
Menurut Qodari, potongan video yang beredar di X (dulu) Twitter, yang memuncaki trending topik Indonesia dalam beberapa hari ini terkait tuduhan konspirasi melakukan desain kecurangan pemilu, adalah tidak benar.
Potongan video berdurasi 0:33 menit yang dikonfirmasi sebagai fitnah itu beredar dalam sebuah unggahan di medsos X.
Video itu sudah dipotong-potong, dihilangkan konteksnya dan diberi caption, "Rapat internal bocor, 5 Januari hasil pemilu sudah diketahui angka nya, kok bisa ya."

Dalam potongan video viral itu, Qodari menyebutkan perolehan suara paslon capres dengan presentasi suara 01 Anies-Muhaimin 27 persen, dan 03 Ganjar-Mahfud 16,9 persen.
Video ini kemudian viral dan dirinya disebut menjadi bagian dari desain kecurangan pada hasil Pilpres 2024.
Qodari menegaskan bahwa video yang beredar tersebut sebenarnya adalah saat acara diskusi Pilpres 2024 untuk wilayah DKI Jakarta yang diadakan Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran pada tanggal 5 Januari 2024 lalu.
"Tanggal 5 Januari 2024 saya diundang TKD Prabowo Gibran Jakarta, saya membuka diskusi dengan membacakan hasil-hasil survei pilpres di wilayah DKI Jakarta dari Polling Institute hasil temuan survei 15-19 Desember 2023," kata Qodari saat dikonfirmasi wartawan Sabtu (24/2/2024).
Qodari menyampaikan kebetulan angka suara paslon capres-cawapres khususnya nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat presentasi survei Pilpres di DKI Jakarta mirip hasilnya dengan hasil real count nasional.
"Survei yang muncul di video itu sebenarnya temuan survei untuk wilayah DKI Jakarta saja. Bukan survei nasional. Eh kok kebetulan pas dengan angka Ganjar-Mahfud di tingkat nasional yang cuma 16,9 persen," ujar dia.
"Jadilah orang-orang ini pada temper tantrum dan bilang ini kecurangan," imbuhnya.
Tidak hanya menjadi pergunjingan di X, Qodari juga menyampaikan video hoaks itu juga telah menyebar ke group-group WhatsApp secara masif.
"Viral tuh baik di WA (WhatsApp) maupun juga di X (Twitter) disebut-sebut saya ini menjadi bagian dari desain kecurangan, itu tidak benar dan fitnah," ucapnya.
Menurut Qodari, video fitnah itu diduga dijadikan alat untuk menguatkan tuduhan konspirasi kecurangan Pilpres 2024 yang memenangkan paslon 02 Prabowo-Gibran.
Untuk itu, Qodari kembali memastikan bahwa video yang diunggah dari akun X @Yurissa_Samosir yang telah ditonton 1,8 juta itu adalah berita bohong atau hoaks dan fitnah.
"Jadi Yurissa Samosir ini fitnah karena menyamakan data hasil survei di DKI Jakarta dengan real count se-Indonesia," ucapnya.
Lanjut Qodari menjelaskan ada dua kekeliruan dari video yang beredar itu, pertama terkait kesalahan kutip yang seharusnya data untuk DKI Jakarta namun dinarasikan hasil suara secara nasional.
"Jadi di situ ada dua kesalahan. Pertama, itu bukan data nasional yang saya kutip, itu data DKI Jakarta bukan data nasional. Data dari mana, datanya survei Polling Institute data nasional di breakdown untuk DKI," ucap dia.
Kedua, kata Qodari, dirinya tidak mungkin melakukan konspirasi, pasalnya kegiatan itu digelar secara terbuka dan tidak dilakukan dalam ruang yang tertutup.
"Kedua kesalahannya itu, manipulasi itu fitnah sebetulnya menyebut saya desain konspirasi segala macam tidak ada konspirasi di sini ini semua seperti yang saya bilang adalah pilihan rakyat, evaluasi rakyat dan acaranya bukan acara konspirasi sama sekali, wong itu acara pertemuan terbuka kok," ucapnya.
"Di acara TKD nggak mungkin ngomongin konspirasi, gak mungkin ngomong konspirasi di rapat terbuka segala macam, makanya video beredar itu bisa dilihat seperti seminar umum gitu loh, bukan kasak-kusuk di ruang tertutup," lanjutnya.
Lebih lanjut Qodari menerangkan, video itu telah dipotong dan diedit dengan tujuan melakukan framing melakukan kecurangan.
Dia mengatakan bahwa hasil Pilpres 2024 ini merupakan murni suara rakyat tidak ada unsur rekayasa seperti dituduhkan oleh pihak-pihak yang kalah.
"Semua pilihan ini adalah real dari masyarakat gitu loh. Ini klarifikasi aja ya karena ini saya kan di frame melakukan kecurangan atau menjadi bagian dari kecurangan itu," paparnya.
"Kalau misalnya betul-betul ini kecurangan ngapain itu Anies-Muhaimin saya kasih angka 27 persen, sementara rata-ratanya 24 persen kayak sekarang, tanggung amat, jadi tanggal 5 Januari itu harusnya saya sudah ngomong 24 persen supaya tambah yakin. Jadi ini hanya kebetulan, sejarah saja," imbuhnya.
Dijelaskan Qodari, video presentasinya tersebut telah kehilangan konteks karena dipotong-potong dan dilakukan editing oleh oknum dengan tujuan menyebarkan hoaks.
"Nah itulah, jadi karena ini dipotong-potong akhirnya kehilangan konteks," ujar Qodari.
Qodari menilai selama ini sejumlah analisis, teori dan prediksinya selalu mendekati kenyataan seperti halnya prediksi pilpres sekali putaran.
Sehingga, Qodari menduga pihak yang menuduhnya curang itu melakukan otak-atik data seakan-akan melakukan konspirasi.
"Jadi kenapa saya dituding konspirasi dalam acara tanggal 5 Januari itu karena saya biasanya ngomong itu kejadian padahal sebetulnya itu bukan konspirasi sama sekali," ungkapnya.
"Jadi istilahnya mereka itu istilahnya otak-atik gatuk mengait-kaitkan dua data atas peristiwa yang sebenarnya nggak ada hubungannya," pungkas Qodari.
Refly Harun Naik Pitam
Sebelumnya, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dengan nada tinggi menuding peneliti Indo Barometer M Qodari sebagai pengecut, karena tidak berani terang-terangan dan mendeklarasikan diri sebagai bagian dari tim sukses (timses) pasangan calon (paslon) 02 Prabowo-Gibran dan seakan berlindung dibalik sikap independen.
Karenanya Refly yang mengaku bagian timses paslon 01 Anies-Cak Imin, meminta Qodari tidak bersembunyi dibalik sikap netral namun ternyata disebutnya bagian dari konspirasi dalam menyatakan pendapatnya soal dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Hal itu diungkapkan Refly Harun langsung kepada M Qodari, saat keduanya hadir dalam acara Dialog Spesial Rakyat Bersuara: Suara Rakyat vs Sirekap yang ditayangkan Inews TV, Senin (20/2/2024).
Semprotan Refly Harun berawal saat ia membeberkan sejumlah indikasi kecurangan Pemilu 2024 yang disiapkan jauh sebelum pencoblosan,
Refly menduga perhitungan suara melalui aplikasi Sirekap yang dibuat KPU sudah di setting dengan algoritma sedemikian rupa untuk memenangkan paslon tertentu yang kemudian diperkuat dengan penghitungan manual.
Ia juga menjelaskan ada aduan anggota KPPS yang menyebut bahwa sebelum pukul 13.00 WIB, atau pencoblosan berakhir sudah ada data jumlah suara data Pilpres 2024 di Sirekap dari TPS di Pulau Jawa dan Sumatera.
"Padahal penghitungan suara di TPS belum dilakukan," katanya.
Refly Harun juga menyebut soal penyewaan tempat stadion dan perlatan untuk pidato kemenangan Paslon 2 pada 14 Februari 2024, dua hari sebelumnya.
"Karena itulah kemudian, kita menduga bahwa ada sebuah disain, untuk menentukan dulu hasil pemilunya," kata Refly.
Mendengar penjelasan Refly Harun, M Qodari yang diberi kesempatan bicara membela paslon 02.
"Pertama soal bahwa sudah siapkan acara deklarasi atau perayaan dan sudah pesan perlengkapan, itu jawabannya gampang sekali. Bahwasanya kita sudah lihat indikasi hasil survei dan analisa lainnya 02 akan menang. Sebaliknya, kalau 01 tidak siapkan band dan perlengkapan lainnya, 01 dia perkirakan akan kalah, begitu kan?," tutur Qodari.
Refly Harun pun langsung memotong dan mempertanyakan apakah Qodari ini tim sukses 02 atau ahli.
"Qodari ini Timses 02 atau ahli sih sebenarnya? Terus terang dong. Kalau saya jujur, saya timses 01," kata Refly Harun.
"Anda timses 02 atau Anda bagian dari konspirasi itu, konsisten dong," tegas Refly Harun.
Selama Refly Harun mempertanyakan hal itu, Qodari menyebut hal itu tidak penting.
"Ga penting, ga penting," ujar Qodari.
Refly Harun lalu kembali menegaskan kepada Qodari dengan nada lebih tinggi untuk jujur dan berani mengakui bahwa ia bagian dari 02.
"Jangan Anda membela 02 tapi tidak berani deklarasi bagian dari 02. Jantan dong, jadi orang jangan pengecut," semprot Refly Harun.
Qodari lalu menjawab bahwa semua orang tahu bahwa dia adalah ketua Gerakan Sekali Putaran.
"Semua orang tahu saya ketua gerakan sekali putaran, semua orang tahu. berarti anda kurang gaul," kata Qodari.
"Ya harus dibedakan dong, itu bisa saja hanya omon-omong, bilang itu ormas. Tapi deklarasi dan bilang saja sebagai bagian 02," kata Refly Harun.
"Saya tanya anda,. Omong dong," ujar Refly.
"Saya ini analis dan peneliti," timpal Qodari.
Refly Harun lalu berdiri dan kembali menegaskan dengan lantang.
Ia meminta Qodari jangan berpura-pura netral dan independen, namun ternyata bagian dari konspirasi.
"Anda pengamat, Anda ahli berpura-pura independen, tetapi dia menjadi bagian dari konspirasi itu, itu yang saya tentang. Karena itu saya Refly Harun berani mengatakan bagian dari 01. Saya jujur, tidak main belakang, main di depan," teriak Refly Harun, lalu kembali duduk.
Pada Pilpres 2024 ini, Refly Harun sejak jauh hari dengan tegas menyebut dirinya merupakan bagian dari timses 01 dan tak berpura-pura netral.
Meskipun dirinya adalah ahli hukum Tata Negara dan juga pengamat politik.
Potongan pernyataan Refly Harun yang menyemprot Qodari kemudian beredar di media sosial.
Sejumlah netizen kemudian mengkritik Qodari yang dianggap selalu berpura-pura netral dan independen namun ternyata bagian dari tim pendukung Prabowo-Gibran.
(*/tribun-medan.com)
Rahmat Bagja
Paslon Ganjar-Mahfud
Anies-Muhaimin
Pilpres 2024 berlangsung dengan curang
Tribun-medan.com
Nama 55 Anggota DPRD DI Yogyakarta Periode 2024-2029, PDIP Kursi Terbanyak Disusul Gerindra dan PKS |
![]() |
---|
Nama 50 Anggota DPRD Surabaya 2024-2029, PDIP, Gerindra dan PKB Raup Kursi Terbanyak |
![]() |
---|
NASIB PDIP Usai Kalah di Pilpres Juga Bisa Gagal Raih Kursi Ketua DPR Gegara Oposisi: Revisi UU MD3 |
![]() |
---|
USAI Nyatakan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Minta Relawan Perubahan Jangan Berhenti Berjuang |
![]() |
---|
PKS Niat Gabung Koalisi Prabowo: Golkar Anggap Sensitif, Gelora Tegas Tolak, PSI Sebut Tak Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.