Berita Medan

INILAH Pilihan Makanan Pengganti Beras dan Punya Kandungan Gizi Tinggi Menurut Ahli Gizi

Tak perlu khawatir, ada berbagai inovasi dan pilihan makanan lain yang bisa dikonsumsi, untuk mengatasi harga beras dan kelangkaan.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Sejumlah pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Pulo Brayan Darat I Jalan Mustafa Nomor 5-A, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Selasa (20/2). Perum Bulog memastikan ketersediaan stok cadangan beras pemerintah dalam keadaan aman mencapai 1,4 juta ton sehingga mampu memenuhi kebutuhan secara nasional sampai Juni 2024. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Harga beras yang cukup tinggi bahkan menjadi langka di berbagai daerah menimbulkan beragam kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Tak perlu khawatir, ada berbagai inovasi dan pilihan makanan lain yang bisa dikonsumsi, untuk mengatasi harga beras dan kelangkaan.

Berikut Tribun Medan rangkum berbagai makanan pengganti beras yang bisa dipilih.

Nila Reswari Haryana, S.Gz., M.Si dosen ahli gizi Unimed menyampaikan beras yang merupakan sumber karbohidrat sebenarnya bisa gantikan dengan banyak sumber lainnya.

"Seperti umbi umbian, serealia lainnya, itu juga bisa menggantikan beras, tapi sayangnya kita sering terpaku pada beras karena makanan kita kaya rempah," ujarnya kepada Tribun Medan, Rabu (28/2/2024).

Meskipun dikatakannya, beberapa tahun belakang banyak serealia yang bisa menjadi pengganti beras.

"Seperti sourgum, sejenis serealia yang gampang tumbuh, dan banyak tumbuh di NTT," jelasnya.

Tanaman ini cukup populer sebagai sumber pangan alternatif di Indonesia dan daerah tropis lainnya. Shorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan berpotensi sebagai pengganti beras.

Sorgum memiliki kandungan protein, serat, kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi daripada beras, serta kandungan lemak dan gula yang lebih rendah.

Bahkan sebenarnya dibagian Indonesia lainnya masih banyak yang mengkonsumsi makanan selain beras, hanya saja di sisi lain tidak dibiasakan.

"Sourgum ini padahal sempat banyak tumbuh di Indonesia, bahkan dijadikan komoditas ekspor, tapi di Indonesia konsumsinya tidak dibiasakan," katanya.

Kemudian, banyak lagi umbi umbian lain yang bisa dicetak atau dikonsumsi sebagai beras, misalnya Umbi Porang.

Lalu ada juga beras analog yang berasal dari bekatul atau jagung.

"Beberapa alternatif lainnya itu dianggap mahal, padahal kalau dibandingkan dengan harga beras saat ini sudah setara," ungkapnya.

Dengan konsumsi beras jenis lain itu dikatakannya bisa menjadi solusi kelangkaan yang terjadi.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved