Pungli

Nekat Pungli Ayah Anggota Brimob, Pemuda di Deliserdang Berakhir Cacat, Tangan Patah, Kepala Robek

Pelaku pungli disiksa anggota Brimob hingga patah tangan dan kepala robek. Bola matanya pun memar akibat kena hajar

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/HO
Kondisi Angga Syahputra setelah dianiaya Brimob 

TRIBUN-MEDAN.COM,LUBUKPAKAM- Angga Syahputra (30), warga Dusun I, Desa Dagang Klambir, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang berakhir cacat setelah disiksa anggota Brimob.

Ada puluhan anggota Brimob yang menyiksa Angga Syahputra.

Masalahnya, Angga Syahputra ini nekat melakukan pungli terhadap orangtua anggota Brimob, yang saat itu kebetulan melintas di Jalan Sei Blumai, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.

Karena tak terima dipungli, orangtua anggota Brimob tadi lantas mengadu kepada anaknya.

Baca juga: Mahasiswi di Medan Ditemukan Tewas Telentang di Kamar Kosnya, Polisi: Tidak Ada Tanda Kekerasan

Kesal ayahnya dipungli preman kampung, anggota Brimob tersebut kemudian mengajak rekan-rekannya mencari pelaku.

Pada Minggu, 25 Februari 2024 kemarin sekira pukul 22.00 WIB, puluhan anggota Brimob menyerbu Desa Dagang Klambir.

Mereka mencari pelaku pungli yang sudah meresahkan pengguna jalan dan sopir truk.

Malam itu, tertangkaplah Angga Syahputra.

Ia kemudian disiksa sedemikian rupa, hingga mengalami patah tangan.

Bahkan, diduga akibat hantaman benda tumpul, kepalanya pun robek.

Baca juga: Suami Meninggal 3 Tahun Lalu, Istri Cari Kenangan di Laptop Mendiang, Syok Temukan Chat Godain Janda

"Brimobnya dari Binjai. Cuma di BKO kan ke Tanjungmorawa," kata Kapolsek Tanjungmorawa, AKP Firdaus Kemit, Sabtu (2/3/2024).

Ia mengatakan, saat itu puluhan anggota Brimob tersebut datang mengendarai motor.

Warga sekitar sempat mengira bahwa anggota Brimob tersebut adalah anggota geng motor.

Sebab, akhir-akhir ini di wilayah Kabupaten Deliserdang sangat marak peristiwa geng motor, yang tak mampu ditangani Kapolresta Deliserdang, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo.

Karena alasan itu pula, warga pun sempat terpancing emosi.

Warga sempat menangkap anggota Brimob yang menyiksa Angga Syahputra.

Baca juga: Ruas Tol Kisaran Hari Ini Tuntas Uji Laik Fungsi, Target Dapat Digunakan saat Ramadhan

"Saya sama ustaz di sini berusaha menenangkan warga. Mereka memang anggota Brimob," kata Eka, tokoh masyarakat di Desa Dagang Klambir.

Eka mengatakan, ada sekitar tiga orang anggota Brimob yang sempat diamankan warga.

Anggota Brimob ini lari ke arah masjid.

Karena masjid tempat ibadah, Eka dan ustaz di lokasi meminta masyarakat tenang.

"Kalau enggak ada aku, habis orang itu (anggota Brimob) di massa," terang Eka.

Ia menerangkan, memang Angga Syahputra yang disiksa anggota Brimob ini terkenal sebagai pelaku pungli.

Sudah beberapa kali Eka mendamaikan kasus Angga Syahputra di Polsek Tanjungmorawa.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN PT Bina Karya, Butuh Lulusan Teknik

Bahkan Eka menjaminkan diri agar Angga Syahputra ini bisa bebas.

Namun, Angga bolak-balik berulah, hingga pihak desa dan kelurahan sudah angkat tangan.

"Sudah sering dia (Angga) berurusan sama polsek. Aku saja sudah dua kali menjaminkannya," terang Eka.

Mengenai aksi penyiksaan terhadap Angga, Eka menegaskan bahwa kasusnya berujung damai.

Kedua belah pihak sama-sama sepakat tidak melanjutkan masalah ini.

"Intinya sudah berdamai kedua belah pihak. Antara korban dengan oknum Brimobnya. Korban pun sudah diobati dan dibawa scanning," kata Kapolsek Tanjungmorawa, AKP Firdaus Kemit.

Bahkan, akibat peristiwa ini, Polsek Tanjungmorawa ikut menalangi biaya pengobatan Angga Syahputra si pelaku pungli tersebut.

"Semuanya murni kepentingan tugas. Intinya enggak ada yang dipaksa untuk untuk berdamai," kata Firdaus.

Pungli tak Bisa Diberantas

Aktivitas pungli di Jalan Sei Blumai, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang tak bisa diberantas polisi.

Bahkan, kasus pungli ini sudah bolak-balik viral, tapi tetap saja aksi serupa terus terjadi.

Namun, meski aksi pungli dianggap salah, masih ada juga warga yang memaklumi tindakan para pelaku.

Alasannya, para pelaku ini membantu mengatur lalu lintas, agar truk yang lewat tidak saling berpapasan di jalan yang sempit.

Padahal, tugas dan fungsi pengaturan lalu lintas da di Unit Lantas kepolisian. 

"Kalau enggak ada orang itu (pelaku pungli) yang ngatur, bisa berpapasan di tikungan dan sama-sama enggak bisa jalan. Karena jalan sempit," kata Gunawan.

Gunawan mengatakan, memang yang selama ini jadi sasaran pungli adalah sopir truk yang melintas di lokasi.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved