Ramadan 2024

Kisah Pecandu Narkoba Berat Kini Bertobat dan Jadi Marbot Masjid Bersejarah di Medan

Tiga tahun sudah Hari Rizaldi (53) atau yang akrab Caca menjadi pengurus masjid atau marbot di Masjid Perjuangan 45.

TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Tiga tahun sudah Hari Rizaldi (53) atau yang akrab Caca menjadi pengurus masjid atau marbot di Masjid Perjuangan 45 yang terletak di jalan Prof M Yamin, Kota Medan. 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Tiga tahun sudah Hari Rizaldi (53) atau yang akrab Caca menjadi pengurus masjid atau marbot di Masjid Perjuangan 45 yang terletak di jalan Prof M Yamin, Kota Medan.

Ayah tiga orang anak itu kini disibukan untuk mengurus segala keperluan masjid Perjuangan 45 yang merupakan salah satu masjid bersejarah di Medan.

Mulai bangun pagi pukul 04.00 WIB setiap harinya. Selepas mandi, Caca kemudian membuka masjid untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah dan ditutup dengan acara pengajian selepas salat Isya.

Pada bulan suci ramadhan, aktivitas Caca sebagai marbot pun bertambah. Misal mengurusi kegiatan berbuka puasa, menjadwalkan acara pengajian, mempersiapkan salat tarawih hingga tadarus setiap malam.

"Sekarang ini memasuki minggu kedua puasa selalu stay buat buka masjid karena kan ada para musafir yang akan datang ke masjid masjid untuk salat malam. Jadi setelah tadarus kita tunggu saudara saudara kita yang mau datang, kemudian membangun kan orang untuk sahur juga," kata Caca kepada tribun, Sabtu (23/3/2024).

Bagi Caca menjadi pengurus masjid adalah pilihan yang membuatnya merasa lebih baik. Batinnya tenang dan merasa lebih dekat dengan hal hal baik.

"Ya kebahagiaan itu tak hanya soal uang dan harta, ketenangan hati aku dapat selama menjaga masjid ini. Jika semua kita jalani dengan ikhlas tentu lebih berharga dari apa pun," kata Caca.

Mengurus masjid sebut Caca adalah jalan insaf dari masa kelam yang pernah dia lalui. Caca berkisah, sejak muda melupakan rasa syukur hingga membuatnya tenggelam dalam kemungkaran.

15 tahun lalu adalah masa emas baginya. Punya jejaring luas dan berkerja sebagai kontraktor telah membuat Caca gelap arah.

Terjerumus dalam pusaran narkoba hingga gemerlap dunia malam, Caca justru kehilangan orang orang yang dia sayangi termasuk keluarga tercinta.

"Dulu ketika uang banyak justru itu ternyata cobaan. Aku jadi pakai narkoba, jarang pulang karena clubbing dunia malam. Jarang pulang hingga keluarga jadi lupa," kata Caca.

Sebagai pecandu narkoba Caca sadar benar pribadinya berubah. Gampang marah, menghamburkan uang hingga akhirnya berurusan dengan petugas berwajib.

Caca pun telah bolak balik keluar masuk penjara karena persoalan narkoba. Tak hanya kehilangan uang, Caca merasa saat itu hidupnya hampa dan tak berarti lagi.

"Keluarga hilang, teman menjauh, semua karena kita salah arah, narkoba dunia malam membuat ku kehilangan orang orang yang disayang," kata Caca.

"Pada saat itu aku masuk katagori pengguna aktif jadi hampir setiap hari harus menggunakan narkoba. Gampang marah dan selalu menghabiskan uang. Dan gara gara itu aku beberapa kali masuk penjara," kata Caca.

Saat Ilham Datang

Selepas keluar penjara karena tertangkap menggunakan narkoba Caca tak langsung insaf. Bahkan selama berstatus tahanan Caca masih dapat mengkonsumsi narkoba di lembaga pemasyarakatan.

2017 Caca awal kali menjadi terdakwa kasus narkoba. Tiga tahun kemudian tahun 2020, dia kembali ditahan atas kasus yang sama.

"Awal ditahan ya masih sama bahkan selama di dalam masih pakai narkoba juga. Sampai 2020 masih juga pakai barang itu. Sulit memang menghilang kebiasaan seperti itu," kata Caca.

Hampir setahun di dalam jeruji besi, Caca kemudian menghirup udara bebas. Usia yang semakin menua membuat Caca mulai berpikir.

Apalagi kondisi Caca saat itu sudah sangat kronis. Bahkan dia sulit berbicara karena kecanduan narkoba.

Pulang kembali ke rumah, Caca lalu terenyuh melihat keluarganya masih membuka pintu untuknya.

Berkat dukungan adiknya Nony dan orang orang yang dia sayang, Caca kemudian membulatkan hati untuk tak menyentuh barang haram yang bernama narkoba. Saat itu, Caca mulai belajar agama, mulai dari surat pendek hingga salat 5 waktu.

"Ya awalnya sulit sangat sulit namun karena dukungan dan keinginan dalam hati semua masa masa kelam itu telah berlalu," kata Caca.

Kini Caca lebih banyak tersenyum. Bibirnya tak luput melafalkan doa dan zikir. Menjadi marbot membuat Caca lebih nyaman dan mengenali arti dari sebuah hidup yang kelak akan berakhir.

"Semua orang pasti pernah salah dan kalut dalam penyesalan. Namun jalan Allah akan menghampiri semua orang yang ingin kembali ke jalaNya."

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved