Berita Viral
FAKTA BARU Inses Kakak-Adik di Bengkulu,Bidan Desa Beri Kesaksian, Orangtua Sempat Laporkan Tetangga
Fakta baru kasus hubungan sedarah alias inses antara kakak-adik di Bengkulu akhirnya semakin terbongkar
TRIBUN-MEDAN.COM – Berikut fakta baru hubungan sedarah alias inses kakak-adik kandung di Bengkulu.
Adapun fakta baru mengenai inses antara kakak-adik di Bengkulu terkuak setelah bidan desa beri kesaksian.
Seperti diketahui, hubungan sedarah kakak-adik berinisial KH (21) dan R (16) di Rejang Lebong, Bengkulu akhirnya terbongkar.
Pelaku, KH (21), telah diamankan pihak kepolisian atas perbuatannya.
Terbongkarnya kasus inses ini bermula saat korban, R (16), sakit dan dibawa ke bidan desa oleh orang tuanya.
Oleh bidan desa, R dinyatakan mengalami keguguran.
Orang tua R merasa tak terima dan mendatangi Kepala Desa (Kades) setempat pada Minggu (17/3/2024), untuk meluruskan desas-desus yang muncul usai berobat.
Tetapi, Kades sempat menelepon Bhabinkantibmas karena merasa curiga.
Tak hanya itu, Kades juga mendatangi rumah R pada Senin (18/3/2024), untuk dibawa ke Puskesmas supaya bisa diperiksa.
Ternyata, di rumah korban sudah ada petugas Pendamping Rehabilitasi dan Pekerja Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) Kabupaten Rejang Lebong.
TribunBengkulu.com melansir, R lantas dibawa ke Puskesmas Air Pikat.
Di Puskesmas Air Pikat, R mengaku ia disetubuhi oleh pelaku, KH, di pondok kebun kopi milik orang tua mereka.
Setelah kasus itu terungkap, Kades kemudian melapor ke Polsek Bermani Ulu.
Di hari yang sama, polisi langsung mengamankan KH.
Dari pengakuan awal korban, ia menyebut pelaku sudah merudapaksanya berulang kali.
Korban mengaku diancam oleh pelaku untuk menuruti hawa nafsunya.
"Diancam, awalnya akan dibunuh, kemudian berlanjut hingga akhirnya terkuak itu perbuatan terakhir kakaknya sebelum bulan puasa kemarin," ujar Pekerja Sosial Kemensos, Diana Ekawati, Selasa (19/3/2024).
Diketahui, KH sudah melakukan aksi bejatnya sejak 2022, ketika korban berusia 14 tahun.
Sejak saat itu, korban sudah hamil tiga kali, dua di antaranya keguguran.
"Korban sudah pernah hamil, dua kali keguguran, dan satunya sampai melahirkan. Anaknya ada, laki-laki," kata Diana.
Orang Tua Sempat Laporkan Tetangga
Terkait kasus inses kakak-adik di Rejang Lebong, pihak orang tua diduga sengaja menutupi.
Kecurigaan ini bermula dari sikap korban yang langsung berbeda setelah berbicara dengan orang tuanya.
Korban sulit berbicara dibandingkan sebelumnya yang bisa leluasa bercerita.

"Trauma, anak ini secara tidak langsung ada penekanan dari pihak keluarga. Penerimaan keluarga yang belum sepenuhnya," jelas Diana.
Padahal, Diana mengungkapkan pihaknya hanya ingin melakukan pendampingan terhadap korban.
Rencananya, korban akan dipisahkan sementara waktu dari keluarga, untuk menjalani rehabilitasi hingga kondisi fisik dan mentalnya membaik.
Rehabilitasi itu juga diharapkan dapat memulihkan mental korban, serta mengajarinya tentang norma perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Tetapi, setelah bertemu orang tuanya, sikap korban justru berubah drastis.
Tak hanya itu, orang tua korban diduga telah menutupi kasus inses tersebut sejak lama.
Dari penelusuran TribunBengkulu.com, kasus rudapaksa terhadap R pernah terungkap pada 2022, karena hamil.
R yang saat itu masih berusia 14 tahun, membuat warga sekitar heboh lantaran kehamilannya terjadi secara tiba-tiba dan tak diketahui siapa bapaknya.
Diduga, saat itu orang tua korban sudah mengetahui aksi bejat KH, namun justru menuduh tetangga mereka.
Tuduhan orang tua korban itu bahkan berlanjut dengan melaporkan tetangga berinisial HE, ke polisi.
Pihak kepolisian menindaklanjuti laporan tersebut, namun setelah diselidiki, ternyata tidak cukup bukti.
HE lantas dibebaskan dan kasus tersebut menemui jalan buntu.
Sementara, orang tua R mencabut laporan tersebut dan tidak melanjutkannya.
Proses Pemeriksaan Masih Dilakukan
Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak, mengungkapkan pihaknya saat ini masih melakukan pemeriksaan dan pengumpulan alat bukti terkait kasus inses kakak-adik, KH-R.
Sinar menuturkan, pihaknya akan menentukan kasus tersebut lewat gelar perkara terakhir.
"Nanti kita akan ada gelar perkara terakhir, jadi apakah itu ranahnya inses atau pemerkosaan. Karena adan unsur paksaan juga awalnya," tutur Sinar, Senin (25/3/2024).
Lebih lanjut, Sinar mengatakan sejumlah pihak terkait, orang tua hingga Kades, turut diperiksa.
Proses pemeriksaan saksi masih akan terus dilakukan sampai penyidik bisa mengambil kesimpulan.
"Jadi prosesnya masih berjalan, nanti akan kita sampaikan perkembangannya," lanjut Sinar.
Baca juga: Wali Kota Susanti Sambut Baik Ramadan Fair 2024, Dukung Para Pelaku Usaha dan UMKM di Bulan Baik
Baca juga: Sosok Rumy Alqahtani, Model yang Mewakili Arab Saudi dalam Kontes Miss Universe 2024
TANGIS Korban Inses di Bengkulu, Peluk Kakak Kandung yang Hamilinya Minta Cepat Pulang: Aku Tunggu
Tangis RI (16) korban hubungan inses kakak adik di Bengkulu.
Adapun RI korban inses di Bengkulu menangis sambil memeluk kakak kandung yang menghamilinya.
RI juga meminta kakak kandungnya itu cepat pulang dan dirinya berjanji akan menunggu sang kakak kandung yang menghamilinya itu.
Dilansir Tribun-medan.com dari TribunBengkulu.com, usai pemeriksaan oleh Polsek Bermani Ulu, Rejang Lebong, Bengkulu, RI ternyata sempat bertemu dengan kakak kandungnya.
Saat itulah korban RI meluapkan emosinya, RI langsung bersimpuh dan memeluk pelaku KH (21) yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri.
Dengan suara lirih, RI berujar dengan suara bergetar, "cepat pulang kak. Jangan lama-lama, aku tunggu."
Di depan sejumlah anggota polisi dan pekerja sosial Kementerian Sosial (kemensos) yang mendampingi, RI tak kuasa menahan tangis.
Padahal saat itu RI dalam keadaan lemah usai keguguran, dengan tangan masih diinfus.
Adegan tersebut belakangan terungkap dalam video yang sempat direkam oleh pekerja sosial Kementerian Sosial.
Terungkapnya adegan menangis peluk pelaku kasus inses Bengkulu, membuat kasus ini janggal.
Sikap RI menangis memeluk pelaku dianggap sebagai perilaku tidak biasa dari seorang korban.
Perilaku RI mirip seperti gejala sindrom stockholm atau stockholm syndrome.
Stockholm syndrome adalah suatu gangguan psikologis yang membuat korban malah memiliki rasa kasih sayang dan empati terhadap pelaku.
RI seperti tidak merasa sebagai korban dalam kasus inses Bengkulu ini.
Sebaliknya, RI terlihat seakan menaruh simpati pada pelaku yang menghamilinya hingga 3 kali.
Pelaku yang tak lain adalah kakak kandung RI itu juga belakangan disebut RI hanya memintanya untuk menjaga rahasia, bukan ancaman akan dibunuh.
(*/tribun-medan.com)
Baca juga: FAKTA BARU Kasus Siswi SMP Dilecehkan 10 Orang, Sempat Chat Minta Tolong ke Teman, Dikira Bohong
Baca juga: Pengakuan Siswi SMA Cilacap Lahiran di Rumah Lalu Buang Bayi ke Saluran Irigasi, Orangtua Tak Curiga
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.